09 Mei 2009

Prioritas Membenahi DPT

KESUKSESAN penyelenggaraan pemilu, baik legislatif maupun pilpres mendatang, tidak bisa dilepaskan dari peran serta Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol Linmas). Pun di Kabupaten Lampung Timur. Untuk mengetahui lebih jauh apa yang dilakukan Kesbangpol Linmas Lampung Timur dalam mensukseskan Pemilu Legislatif pada 9 April 2009 lalu dan kesiapan menyambut Pilpres 8 Juli mendatang, Hamami Toni dari Fokus mewawancari Kepala Badan Kesbangpol Linmas Lamtim, Hermansyah, SE, di ruang kerjanya, belum lama ini. Berikut petikannya : Bisa dijelaskan, bagaimana kondisi politik pasca pemilu legislatif di Lampung Timur saat ini? Terus terang saja, meski ditemui sejumlah kendala yang bersifat teknis di beberapa tempat pemungutan suara (TPS), namun dalam pelaksanaan pemilu legelatif di Lamtim bisa dikatakan 90 persen berhasil dengan baik dan sesuai dengan mekanisme pemilu. Apa saja tugas Kesbangpol Linmas dalam pemilu? Membantu pengamanan di setiap TPS, kotak suara, dan mengantisipasi gangguan keamanan pasca pemilu. Oleh karena itu, satuan Linmas harus memahami tugas dan perannya secara profesional, sehingga selalu berkoordinasi dengan instansi terkait, terutama dengan anggota tim keamanan. Konkretnya, apa tugas pokoknya? Jadi begini, eksistensi Kesbangpol Linmas ini, khususnya untuk pemda ada tiga pokok, yang pertama memfasilitasi semua kegiatan yang dilakukan panitia pemilu, yaitu KPU. Yang kedua, monitoring pengiriman distribusi kotak suara dan yang ketiga mengevaluasi hasil pemilu. Apa pendapat Anda tentang hasil pleno KPU Lamtim yang tidak sesuai jadwal, dimana seharusnya pada 29 April 2009 sudah semestinya ditetapkan perolehan suara dan calon terpilih? Pelaksanaan pemilu legislatif sudah selesai, saat ini perhitungan sementara perolehan kursi tiap DP di Lamtim yang mempunyai tujuh DP dan hasil rekapitulasi suara yang terbanyak untuk penetapan calon terpilih, ada pada KPU. Memang, seharusnya pada 29 April lalu sudah ditetapkan oleh KPU. Namun kami kontek ke KPU, itu (penetapan, red) ditunda sampai dengan tangggal 15 Mei 2009. Kenapa bisa terjadi penundaan seperti itu? Karena didalam jadwal, mereka tidak di-croschek lagi. Disamping itu, karena jadwal di pusat dan provinsi pada bulan Mei 2009 mendatang untuk menetapkan hasil pemilu. Kalau boleh tahu, apa persiapan Anda untuk menghadapi pilpres? Jujur saja, kita akan membuat daftar pemilihan tetap (DPT) yang baru. Prinsip dan prioritasnya, jangan sampai ada warga yang telah berhak memilih tidak menggunakan hak politiknya karena tidak terdaftar seperti kejadian dalam pemilu legeslatif yang lalu. Jadi data DPT saat ini tengah dibenahi melalui Dinas Kependudukan, karena data mata pilih di dinas tersebut. Namun dalam masalah pilpres, kita tidak ikut terlibat langsung, karena yang punya tugas adalah KPU dan Panwas. Jadi Kesbangpol Linmas dalam pilpres tidak ikut terlibat langsung, begitu? Ya betul, karena kami disini hanya memfasilitasi, monitoring, dan mengevaluasi hasil pemilu. Namun kami tetap selalu berkoordinasi dengan KPU dan Panwaslu, selama menghadapi pemilu ini. Selain itu, anggota Linmas terus melakukan peningkatan kapasitas kesatuan, komunikasi, dan koordinasi dengan instansi terkait, serta meningkatkan pengabdian pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat. Lalu apa harapan Anda kedepan dalam menghadapi pilpres mendatang? Kepada seluruh komponen masyarakat Lampung Timur, saya mengharapkan untuk dapat menciptakan situasi kondusif, agar pelaksanaan pemilu presiden 2009 ini dapat berlangsung dengan damai, tertib, sukses, dan lancar tanpa ada kendala. ***

Lampung Utara Siap Hadapi Pilpres

BELUM lagi bernafas lega, kembali masyarakat Lampung Utara akan disuguhi pesta demokrasi untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Pasalnya, dalam kurun waktu 9 bulan, masyarakat Lampura telah melakukan dua kali pemilihan, baik itu pilkada Bupati hingga yang memilih para wakil mereka untuk duduk di lembaga legislatif. Sementara, untuk menghadapi Pilpres mendatang, Pemkab Lampura terus melakukan persiapan-persiapan guna menyambut pemilihan presiden pada bulan Juli 2009 mendatang. Baik dalam hal pemutakhiran data di Dinas Disdukcapil, hingga persiapan dukungan operasional di kantor Kesbangpol. Persiapan apa saja yang telah dilakukan jajaran Pemkab Lampura? Kabag Humas dan Protokol, Syahrudin Putra, S.Sos, menuturkan panjang lebar kepada Rolly Johan dari Fokus. Berikut petikan wawancaranya : Dalam kurun waktu yang singkat, masyarakat Lampura benar-benar disibukkan dengan adanya pemilihan Bupati, legislatif, hingga ke pilpres. Apakah ini tidak membuat masyarakat jenuh? Saya rasa tidak! Sebab, baik pilkada, pileg maupun pilpres itu adalah tanggung jawab masyarakat untuk memilih pemimpin maupun wakilnya dilegislatif. Memang jika dilihat dekatnya jarak pemilihan antara Bupati, legislatif dan Presiden kelihatannya jenuh, tapi pada dasarnya tidak. Tapi persoalannya sekarang adalah Daftar Pemilih Tetap (DPT), ini yang harus konkret. Kok begitu? Padahal DPT sebelumnya sudah jelas sejak Pilkada kemarin? Itulah persoalannya, dari DPT pilkada sampai Pileg kemarin tidak sama, bahkan tidak menutup kemungkinan pilpres nanti juga berbeda. Apa yang menyebabkan DPT itu tidak Sinkron? Yang pertama, banyak masyarakat tidak terdata, sehingga tidak masuk dalam daftar pemilih tetap. Kedua, keterbatasan tenaga pendata dimasyarakat. Inilah yang menjadi kendala saat ini. Apakah itu menjadi referensi pemerintah daerah untuk melakukan pembenahan data tersebut? Sudah pasti! Apalagi menghadapi pemilihan Presiden mendatang, validasi DPT harus diutamakan. Bagaimana persiapan pemerintah Lampura menghadapi Pilpres nanti? Persiapan-persiapan sudah dilakukan, pertama himbauan tentang pentingnya menggunakan hak pilih masyarakat Kedua, Dinas Kependudukan terus melakukan pendataan ulang, ini dalam rangka menekan angka kurangnya daftar pemilih, dan langkah ini sekaligus membantu KPU. Ketiga, persiapan tehknis operasional di lapangan sudah dilakukan Kesbangpol. Artinya, Lampung Utara sudah siap menghadapi Pilpres nanti? Jelas dong! Semua persiapan sudah matang. Jika dilihat dari pilkada sampai pileg, bahkan mungkin sampai pilpres, kondisi keamanan Lampura dalam keadaan tetap kondusif, bagaimaana pendapat anda? Benar sekali, itu disebabkan kultur masyarakatnya sangat kental. Dan masyarakat Lampura dari dulu sampai sekarang sudah mengerti demokrasi, jadi apapun hasil dari pesta demokrasi selalu diterima masyarakat dengan lapang dada. Adakah himbauan Bupati kepada masyarakat dalam piklpres nanti? Ada, Bupati Lampura terus menghimbau pada masyarakat sejak pemilihan legislatif yang lalu sampai sekarang, agar masyarakat selalu menggunakan hak pilihnya. Karena masa depan negeri ini ada ditangan rakyat, maju mundurnya roda pemerintahan atas pilihan rakyat. Sebab rakyatlah yang memilih pemimpin (presiden) lima tahun mendatang. (*)

Heran TakKena PAW

PERISTIWA mengejutkan Jumat (1/05) lalu mencuat dari Gedung DPRD Lampung. Tiga legislator asal PKB di-PAW. Tentu saja penggusuran diujung masa pengabdian ini, sangat tidak mengenakkan bagi yang mengalaminya. Entah bagaimana perasaan Drs Dirhamsyah, KH Ahmad Zuhri, dan Dra Fita Nahdia menerima kenyataan nan pahit tersebut. Hanya yang pasti, ini semua tak lepas dari gonjang-ganjing yang pernah menerpa PKB dan meletupkan dua kubu; Gus Dur – Muhaimin Iskandar. Sebagaimana diketahui, hasil Pemilu 2004, PKB menempatkan enam kadernya di DPRD Lampung, dengan PAW akhir pekan lalu, tinggal Hi Ismet Romas, M Habib, dan KH Daroini Ali yang masih bertahan sampai akhir masa jabatan 30 Agustus mendatang. Saat dikonfirmasi tentang tak tersentuhnya ia dalam gerakan PAW diujung pengabdian sebagaimana dialami Dirhamsyah, KH Ahmad Zuhri, dan Fita Nahdia, yang dimainkan kubu Musa Zainuddin, KH Daroini Ali hanya berucap pendek: “Saya mungkin dianggap tidak kaku!” Walau demikian, ia tidak bisa menutupi keheranannya kenapa dirinya tak termasuk legislator yang digusur. “Saya sendiri juga heran, tapi ya tidak perlu Alhamdulillah nasib saya tidak seperti teman-teman yang lain,” ucapnya dengan ringan, via telepon seluler. Memang, selama ini pembawaan politisi kelahiran Banyuwangi 4 Juli 1959 itu cukup lentur. Ayah delapan anak ini dapat diterima berbagai kalangan. Dengan gaya khasnya; Selalu memakai kain sarung, menjadikan sosok KH Daroini Ali sangat familiar. Karena itu menjadi pertimbangan tersendiri bagi PKB versi Musa Zainuddin untuk tidak “main gusur” terhadap ulama yang selalu sibuk dengan kegiatan dakwah tersebut. Harus diakui, KH Daroini Ali memiliki basis massa yang konkret, dan ini merupakan modal besar yang tidak dapat disepelekan oleh PKB kubu Musa Zainuddin yang rata-rata menampilkan kaum muda. Sebagaimana diketahui, tiga legislator PKB di DPRD Lampung telah di-PAW. Dirhamsyah digantikan Drs KH Imam Muhyidin, KH Ahmad Zuhri digantikan Ratna Wilis, SH, dan Dra Fita Nahdia digantikan KH Munadzir. dd

Penggemar Burung Kicau di Tuba Merebak

FOKUS – Masyarakat Kabupaten Tulang Bawang saat ini sedang demam terhadap burung berkicau. Bahkan yang hobi akan burung berkicau jika dikalkulasi sudah sampai ratusan jumlah penggemarnya. Belakangan, dari pantauan Fokus, gejala hobi itu menunjukan peningkatan yang cukup signifikan sekali. Banyak sekali jenis burung yang menjadi kegemaran mereka yang ‘menggilainya’. Seperti jenis burung murai batu, perkutut, cak hijau, anis, kacer, kenari dan jenis-jenis burung lainnya. Bahkan, para pemilik hewan terbang ini tak segan-segan untuk melakukan kontes terhadap hewan peliharaannya. Menariknya lagi, beberapa waktu lalu, terdapat lapangan di kediaman Kapolres Kabupaten Tuba pernah dijadikan ajang latihan sekitar lima puluhan burung berkicau. Bahkan, Kapolres AKBP Beny Ali dan Wakapolres turut hadir menyaksikan langsung latihan kicau hewan-hewan terbang itu. Sampai-sampai dengan hadirnya banyak peserta yang mengikuti latihan tersebut, Kapolres Tuba menyarankan agar segera membentuk tim atau club kicau mania di Tulang Bawang dalamm waktu dekat ini. ”Kalau sudah banyak begini para pencinta burung kicau di sini, kenapa tidak dibentuk saja clubnya, karena ini sangat bagus sekali untuk melestarikan satwa yang sudah langka. Itu akan sangat baik sekali untuk mengundang para wisatawan, sekaligus burung kicau disini nantinya akan lebih beragam lagi,” ujarnya. Ditambahkan orang nomor satu di Polres Tuba itu, dirinya sangat mendukung jika dibentuk club bagi para pecinta burung kicau.”Sehingga nantinya para pencinta burung kicau bisa menyalurkan hobi mereka, termasuk saya,” ujarnya sambil tertawa. Rencananya, pada hari Ulang Tahun Bhayangkara di Tulang Bawang nanti, tepatnya di Tanggal 1 Juli mendatang, jika tidak ada aral melintang, akan diadakan kontes burung kicau mania di lapangan Mapolres Tulang Bawang. Hal itu dibenarkan oleh salah satu anggota polisi yang sempat hadir menyaksikan latihan burung kicau, belum lama ini. ”Sekalian untuk memeriahkan hari Ultah Bhayangkara,” katanya.ek

Dinas PU Tuba Dituding Tutup Mata

DINAS PU Kabupaten Tulang Bawang dituding sejumlah LSM dan tokoh masyarakat setempat tidak memiliki kepedulian dan rasa tanggung jawab terhadap fasilitas jalan umum yang rusak parah. Tepatnya jalanan yang terdapat di jantung Kota Menggala. Tak ayal, lontaran dan tudingan keras pun di alamatkan oleh Ketua LSM LEMPAR, Agustami, SH yang didampingi Juanda, Sekretarisnya. Menurut dia, Dinas PU Kabupaten Tuba sama sekali tidak memperhatikan kondisi jalan yang rusak parah. Terutama jalanan yang ada di Kota Menggala. Dimana menurut dia, banyak kondisi jalan aspal yang ada kini rusak dan hancur. Ditambah, jika hujan datang, jalan yang ada di Kota Menggala tak ubahnya seperti kubangan kerbau. ”Instansi terkait disini seolah tutup mata melihat kondisi tersebut. Apa gunanya swakelola yang mereka buat kalau tidak dilaksanakan,” ujarnya sinis. Bahkan dikatakan lagi, jalan yang menuju jalur II Gunung Sakti dari TPU Aspol menuju terminal Menggala kondisinya sudah cukup memprihatinkan. Apalagi, kata dia, di dekat bundaran Indomaret itu cukup banyak lubang yang bisa mengganggu kenyamanan masyarakat yang melintas di sana.”Padahal jalan ini merupakan jalan protokol yang juga selalu dilalui oleh para pejabat tinggi Tulang Bawang. Bahkan ada lagi, jalan di dekat jalur II menuju Pemda lumayan juga rusaknya. Tapi tetap saja tidak ada reaksi. Saya yakin jika tidak juga diperbaiki, tidak lama lagi jalan terbut akan menelan banyak korban. Karena kondisinya memang sangat berbahaya sekali,” ucapnya. Sementara, pihak Dinas PU Tuba yang menangani swakelola, Ir Sobirin, ketika dikonfirmasi Fokus, via hp mengatakan, bahwa sebenarnya jalan tersebut adalah jalan Provinsi. Sehingga, jelasnya, pihak Provinsilah yang patut untuk memperbaikinya. Kendati demikian, tambah Sobirin, karena itu menyangkut kepentingan umum dan cukup membahayakan, maka pihaknya dari Dinas PU Tulang Bawang telah mengajukan hal tersebut ke Provinsi, agar jalanan rusak itu dapat dimasukan dalam anggaran APBD Tulang Bawang. ”Seperti pada tahun 2007 dan 2008, jalan-jalan tersebut kami yang memperbaikinya. Tapi untuk 2009 ini, kami akan bicarakan dulu dengan atasan. Apakah beliau mengijinkan kembali untuk diperbaiki,” jelas pegawai Dinas PU Tulang Bawang ini. Sementara itu, menurut salah satu warga Gunung Sakti Nimbang, pihaknya mendukung upaya aparat berwenang untuk memperbaiki jalan itu.”Kami sangat berharap sekali akan adanya perbaikan fasilitas jalan umum ini. Apalagi jalan itu kan jalan dalam kota, tidak pantas kalau pada rusak. Kami berharap pemerintah memperhatikan permintaan warga masyarakat yang ada di Menggala ini,” pungkasnya.ek

Pak Wali, Cepatlah Ganti!

Lurah Tanjung Senang Dituding Pungli BEGITULAH teriakan beberapa warga Kelurahan Tanjung Senang, Kecamatan Tanjung Senang, Bandar Lampung. Apa pasal? Tak lain karena sang lurah, Adi Surya, ditengarai melakukan pungli terkait pengurusan sertipikat tanah warga yang masuk prona dan sporadik. Tidak alang-kepalang, pungutan yang diindikasikan liar kepada warga yang akan mengurus sertipikatnya melalui program nasional dan sporadik berbiaya APBN itu bervariasi, antara Rp 100.000 sampai Rp 200.000 setiap warga. Ironisnya, pungutan itu tanpa dilengkapi dengan kuitansi. Dan setidaknya ada 200 warga yang mengajukan pengurusan sertipikat tanahnya. Adanya pungutan liar terhadap pengurusan sertipikat ini, tentu saja meresahkan warga setempat. Apalagi sebelumnya telah sempat terjadi kasus pemotongan dana insentif RT, meski belakangan dikembalikan setelah persoalannya mencuat. Benarkah ada pungutan terkait prona dan sporadik di Kelurahan Tanjung Senang? Sang Lurah, Adi Surya, saat dikonfirmasi Rabu (29/04), tidak dengan tegas membantah. Setelah didesak, ia mengakui memang ada pungutan tersebut. Kenapa bisa begitu? Adi Surya berkilah, dana yang masuk akan digunakan untuk kepentingan kegiatan kelurahan, misalnya untuk kegiatan bersih-bersih, dan lain sebagainya. Ia juga menjelaskan, sebenarnya untuk pengurusan administrasi kepengurusan sporadik, ditangani oleh kelompok masyarakat alias pokmas. “Dalam hal ini, lurah hanya memfasilitasi saja,” urai Adi Surya. Apapun kilah sang lurah, dimata warga Tanjung Senang adanya praktik pungutan terkait prona dan sporadik telah menambah masalah. Karena itu, “Kami meminta Pak Walikota untuk segera mengganti lurah di sini,” kata seorang tokoh masyarakat setempat. bf

Wakil Bupati Kembar, Wendy Pilih Siapa?

FOKUS – Tampaknya Ketua DPRD Kabupaten Lampung Selatan, Sumadi, tetap ngotot maju tak gentar soal pemilihan Wakil Bupati Lampung Selatan. Pasalnya, dalam rapat Panitia Musyawarah(Panmus) pihaknya bersikukuh melakukan agenda ulang pemilihan untuk pendamping Bupati Wendy Melfa, yang diadakan pada tanggal 22 April lalu. Namun sayang, rapat yang dipimpin oleh Sumadi itu hanya di hadiri 6 orang anggota Panmus. Sementara 6 anggota lainnya tidak hadir tanpa ada alasan yang jelas. Menariknya lagi, jajaran sekretariat dewan setempat tidak satupun yang hadir. Seolah meninggalkan kesan bahwa rapat tersebut ilegal. Ke 6 anggota Panmus yang hadir antara lain, Al Qodri BBA, Pramono Adi, Eko Indarto, Efendy Migan, Hi Marso Kasnanto, dan Syahidan. Sementara yang tidak hadir, Drs Irwan, Antoni Iman SE, Taufik Dafid, SE, Suprianto Hutagalung, Hi Komarudin dan Heru Sahararita. Kepada para wartawan di ruang kerjanya, Ketua DPRD Lamsel Hi Sumadi mengatakan, pelaksanaan Panmus dilaksanakan menyusul adanya surat dari Depdagri yang membatalkan hasil Pemilihan Wakil Bupati Lampung Selatan yang di gelar pada 23 februari lalu, dimana surat yang bernomor 132.18/902/OTDA tertanggal 17 April 2009 itu berisikan agar Gubernur Lampung memfasilitasi pemilihan ulang Wakil Bupati Lampung Selatan. Lantaran pemilihan wabup yang pertama dianggap cacat hukum dan mekanisme. Menangapi tidak hadirnya jajaran sekretariat dewan, Sumadi mengatakan, sepertinya ada yang memberikan komando. ”Saya tidak tahu persis siapa yang memberikan komando, sehingga tidak satupun pejabat yang ngantor,” tandasnya. Sementara itu pada hari Rabu (22/4) saat dilaksanakannya pemilihan Wakil Bupati Lampung Selatan, tampak anggota DPRD Lamsel yang hadir hanya 21 orang, sisanya tidak ada yang hadir. Kendati menghasilkan keputusan, bahwa Irsanuddin Sagala yang diusung Partai Golkar terpilih menjadi Wakil Bupati untuk mendampingi Wendy. Lantas, bagaimana dengan hasil Pilwabup sebelum? Mengejutkan lagi, tidak satupun jajaran pemerintah Kabupaten Lampung Selatan termasuk Bupati Lampung Selatan Hi Wendy Melfa, SH MH yang hadir pada acara itu. Padahal, acara tersebut bisa dikatakan penting. Namun, ketidakhadiran orang nomor satu di Kabupaten yang dijuluki pintu gerbang sumatera ini, banyak menimbulkan beragam pertanyaan dan spekulasi politik. Salah satunya, apakah benar Wendy tidak sreg dengan pilwabup ulang itu? mus

Peternak Lamtim Dapat Bantuan Rp3,6 Miliar

FOKUS - PT Pertamina Region II Sumbagsel bekerjasama dengan Pusat Pengembangan Ekonomi dan Sumberdaya (P2S), memberikan bantuan Akad Kredit sebesar Rp.3,6 milyar kepada 62 kelompok petani peternak pengemukan sapi untuk Kecamatan Batanghari dan Kecamatan Sekampung, Kabupaten Lampung Timur, yang diserahkan di Balai Pertemuan Umun (BPU) Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, belum lama ini. Rincian bantuan yang diserahkan masing-masing diperuntukkan bagi kelompok tani peternak pemula sebesar Rp51 juta dan Rp75 juta untuk peternak kelanjutan. Menurut Direktur P2S Arminhadi, bantuan tersebut merupakan wujud kemitraan PT Pertamina Region II Sumbagsel, sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengacu pada Kepmen Menteri NO.5 Tahun 2007, bahwa setiap perusahaan Negara berkewajiban memberikan 4 persen untuk kesejahteraan masyarakat.”Dan dua persennya untuk kemitraan, yang sekarang diberikan oleh PT Pertamina kepada kelompok petani peternak di dua kecamatan yang ada di Lampung Timur ini,” ujarnya. Sementara itu, bantuan yang diberikan bersamaan pula dengan diadakannya penyuluhan kepada petani peternak selama dua hari, dengan materi penyuluhan yang mengarahkan petani peternak penggemukan sapi agar menambah pengetahuan tentang cara bagaimana melihat kondisi dan kualitas sapi yang baik. Seperti melihat juga potongan sapi yang baik untuk digemukan dan kemudian pakan ternak yang baik dengan memanfaatkan limbah kulit coklat, kulit singkong dan limbah jagung (Janggol). Dengan begitu, jelas Arminhadi, banyak keuntungan dengan memberikan pakan tersebut kepada sapi, terutama limbah kotoran yang dihasilkan dapat bermanfaat sebagai pupuk organik dan tak terkecuali pula urine sapi tersebut juga menambah nilai ekonomi petani peternak. ”Karena urine sapi tersebut per derigen dapat dijual dengan harga mencapai lima belas ribu rupiah,” jelasnya. HM

Satono Lestarikan Tradisi Nadzran

FOKUS - Beberapa bencana alam berupa gempa, banjir, longsor, bahkan tsunami telah banyak melanda bumi pertiwi yang kita cintai ini. Semua itu tentu tidak begitu saja terjadi, tanpa kehendak dari Yang Maha Kuasa. Nah, untuk memanjatkan puji syukur sekaligus memohon agar dihindarkan dari segala malapetak itu, Nadzran adalah merupakan tradisi syukuran yang memiliki nilai religius yang sangat bermakna. Sehingga tidak heran jika tradisi nadzran oleh Bupati Lampung Timur, Hi Satono, SH SP, tetap dilestarikan. Satono melakukan ritual Nadzran (Tasyukuran nelayan), di Desa Muara Gadingmas, Kecamatan Labuhan Maringgai, belum lama ini.. Bahkan menurut Satono, memang tidak bisa kita pungkiri bahwa beberapa bencana yang terjadi tak urung berasal dari sebab kelalaian manusia itu sendiri. Misalnya bencana banjir yang di akibatkan habisnya lahan resapan bagi air hujan, karena gundulnya hutan yang di tebangi oleh manusia. Kemudian bencana kekeringan yang terjadi akibat hal serupa. ”Untuk itu marilah kita bersama-sama menundukan kepala bermunajat kepada Yang Maha Kuasa, agar di berikan keleluasaan dan kelapangan dalam kehidupan ini,” ujar Satono. Dikatakan Satono, para nelayan di Desa Muara Gadingmas semoga dapat terbebas dari segala bencana dan sejenisnya. Dengan demikian kedepan para nelayan dalam melaksanakan aktifitas mencari nafkah di lautan selalu dalam lindungan dan bimbingan Allah SWT. ”Saya mengajak yang hadir disini untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan, serta menciptakan lingkungan yang tetap kondusif,” harapnya. Sementara, menurut Ketua Umum Panitia pelaksanaan Nadzran atau tasyukuran nelayan, Budi Yanto SE., nadzran atau tasyukuran nelayan tahun 2009 ini di mulai pada tanggal 14 April yang lalu, dirangkai dengan beberapa acara, antara lain hiburan masyarakat nelayan, pertandingan oleh raga, dan acara puncaknya Sabtu (25/4), setelah semalam suntuk acara wayangan. Acara nadzran dilaksanakan oleh Taruna tani nelayan, para pemuda sebagai ungkapan rasa tanggungjawab terhadap pembangunan masyarakat nelayan. ”Harapan kami acara nadzaran atau tasyurkuran nelayan ini kedepan dapat di jadikan sumber pengembangan obyek wisata Bahari yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat nelayan, sekaligus sebagai sumber pendapatan asli daerah,” harapnya. Sementara itu, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI), Drs. Sukmana Adras mengatakan, nadzran adalah tradisi yang mengakar di dalam kehidupan masyarakat nelayan, juga sarat makna moral jika di ungkap, dan dapat menjadi potensi ekonomi masyarakat., tetapi jika tidak di pahamkan artinya bisa menjadi konflik antara pengembangan potensi budaya tradisional dengan prinsif trancendental. Apalagi, lanjut Sukmana, masyarakat Muara Gadingmas yang multi etnis, kini terdapat 429 buah kapal motor yang dimiliki masyarajat nelayan setempat. Namun, kata dia, jika musim ikan jumlah nelayan yang ada bisa meningkat tiga kali lipat. ”Namun peningkatan kapal itu banyak berasal dari kapal-kapal nelayan dari daerah pantura,” ujarnya. Karena itulah dikatakan Sukmana Adras, kondisi demikian menjadi persoalan internal tersendiri, ditambah dengan adanya perbedaan alat tangkap antara yang stasioner dan alat yang aktif operasional, menjadi potensi sensitifitas yang dapat menimbulkan konflik yang sangat membutuhkan ketegasan pihak penentu kebijakan. Selain itu, lanjut Sukmana, persolan ekternal yang di hadapi masyarakat nelayan masih sering didapati kapal troll dari daerah luar yang beroperasi di perairan Lamtim yang memang sudah jelas dilarang secara formal. Masalah lain, tambahnya, adanya perompak yang masih sering terjadi. Juga masalah marketing hasil olahan masyarakat nelayan masih jauh kualitasnya di banding hasil produksi olahan masyarakat nelayan daerah lain. ”Walaupun demikian, HNSI bersama Dinas kelautan dan Perikanan serta KUD Bina Mina terus membina masyarakat pengolah agar mutunya lebih baik. Terbukti nanti kita akan berikan bingkisan hasil olahan nelayan tersebut. Oleh karena itu bantuan dari Bapak Bupati sangat berarti bagi HNSI untuk terus bisa mengadakan pembinaan dengan masayarakat nelayan,” jelasnya. Selain itu, ia pun menegaskan bahwa, tradisi nadzran yang biayanya cukup besar hendaknya dapat di jadikan obyek wisata Bahari yang bisa di rangkai dengan obyek wisata yang lain. Seperti obyek wisata budaya di Kecamatan Melinting dan Sekampung Udik, dan wisata flora dan fauna di Way Kambas yang memungkinkan bisa menambah PAD Lamtim dan pendapatan masyrakata nelayan.”Karena itu kami meminta pemerintah daerah menindaklanjutinya. Karena ini akan menguntungkan daerah serta mendongkrak pendapatan nelayan nantinya,” pungkas Sukmana. HM

08 Mei 2009

Bajak Laut Masih Hantui Nelayan Lamtim

Laut merupakan sumber mata pencaharian bagi sebagian orang yang tinggal di kawasan pesisir, sehingga do’a Tasyukuran atau Nadzran tetap selalu dilaksanakan. Seperti halnya acara Tasyukuran atau Nadzran nelayan yang dilakukan masyarakat di Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, belum lama ini. Untuk mengetahui lebih jauh tentang apa dan bagaimana tradisi Nadzran itu, Hamami Toni dari Fokus, mewawancarai Budi Yanto SE, Ketua Panitia Penyelenggara Nadzran yang juga pembina nelayan Lampung Timur itu. Berikut petikannya : Bisa Anda jelaskan acara tasyukuran atau nadzran ini dilaksanakan berapa tahun sekali? Terus terang saja, tasyukuran laut atau Nadzran kami adakan satu tahun sekali. Lalu, apa manfaat diadakannya tasyukuran atau nadzran ini? Untuk menghindari dari berbagai musibah atau kejadian yang tidak di inginkan, juga agar dapat lebih meningkatkan hasil tangkapan ikan di laut, yang selama ini mengalami kemerosotan, mudah-mudahan dengan diadakan tasyukuran ini dapat membawa berkah bagi nelayan dan bagi masyarakat. Selain itu? Terusa terang saja, laut juga merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang dapat dikonsumsi, dimana menghasilkan ikan, udang, cumi-cumi, rajungan dan lain-lain yang melimpah ruah didalamnya. Oleh karena itu laut adalah bagian dari hidup kita karena kekayaan yang terkandung di dalamnya merupakan sumber makanan yang tidak tergantikan. Apa benar perolehan hasil laut di wiliayah ini, hanya dapat di salurkan di Lampung Timur saja? Ya tentu tidak dong, penyalurannya sampai ke Provinsi Lampung bahkan ke Pulau Jawa. Kalau boleh tahu, dari manakah dana untuk acara tasyukuran atau nadzran ini? Dana bersumber dari swadaya para nelayan yang telah berpartisipasi melalui tabungan nelayan via pelabuhan perikanan pantai, KUD Bina Mina serta dari para donatur lainya. Sehingga terkumpul dana sebesar Rp106 juta, dana inilah yang digunakan untuk pelaksanaan ritual acara tersebut. Selama ini, apa yang dikeluhkan nelayan? Jujur saja, ya. Yang menjadi keluhan nelayan terutama dari segi keamanan. Karena di laut sering terjadi yang terkena kerampokan atau kehilangan jaring. Jadi itulah yang menjadi kekeluhan para nelayan selama ini ketika sedang menangkap ikan di laut. Bajak laut itu adalah persoalan utama. Karena itu, kami para nelayan mengharapkan kepada pihak keamanan untuk beroperasi atau berpatroli di laut, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kejahatan di laut. Jadi intinya, keluhan kami tentang bajak-bajak laut itu. Sehingga permintaan kami sangat sederhana, amankan nelayan dari bajak laut. Aparat juga hendaknya aktif berpatroli. Itu saja yang kami harapkan. Agar kami melaut tidak dihantui rasa takut. (***)

Mental dari Kursi Dewan Tetap Legowo

Pasca pemilihan legislatif beberapa waktu lalu, banyak anggota DPRD (incumbent) berguguran satu demi satu. Tak heran jika untuk periode yang akan datang banyak wajah baru yang memikul amanah rakyat. Lantas, langkah apa yang akan dilakukan mereka yang tidak terpilih lagi sebagai anggota legislatif? Rolly Johan wartawan Fokus, mewawancarai Raden Mas Putera Mega, SE, Caleg dari Partai PNI Marhaenisme Lampung Utara, dikediamannya, belum lama ini. Berikut petikannya : Setelah melihat hasil rapat pleno beberapa waktu lalu, nama Anda tidak muncul sebagai anggota terpilih, bagaimana perasaan Anda ketika itu? Sebelumnya saya sudah mengetahui hasilnya, dan saya tahu dari daerah Pemilihan I (DP1), caleg dari PNI Marhaenisme tidak ada yang masuk dalam BPP. Artinya Anda tidak terkejut dengan perolehan kemarin? Tentu saja tidak, dan saya sadar dengan banyaknya caleg yang ada di Lampung Utara memperkecil ruang gerak saya. Ditambah dengan hadirnya caleg muda dan enerjik, makin mempengaruhi hasil yang saya dapat pada pemilu sebelumnya. Dan itu terjadi, masyarakat lebih memilih caleg baru, dan muda. Kenyataan ini harus kita terima dengan lapang dada. Melihat kiprah Anda dalam politik, ternyata anda cukup sukses? Sukses itu relatif, memang sejak saya menjadi Ketua PNI Marhaenisme Lampung Utara, saya sudah dua periode menjabat sebagai anggota DPRD. Periode pertama (1999) saya dipercaya menjadi anggota DPRD Kabupaten Way Kanan, pada tahun 2004, saya kembali terpilih menjadi anggota DPRD Lampura. Artinya, dengan dua kali menjabat sebagai anggota DPRD Anda sudah puas? Sudah pasti puas. Tapi kalau mau jujur, kepuasan itu jarang didapat manusia. Tapi saya sadar, kali ini saya belum diberi amanat oleh rakyat. Apa yang menbuat Anda berniat kembali mencalonkan diri? Apa yang saya lakukan di Lampung Utara, belum seberapa. Untuk itu saya ingin berbuat lebih banyak lagi, sehingga kehadiran saya ditengah-tengah masyarakat dapat diterima. Selain itu juga, apa yang sudah saya lakukan ini belum maksimal, meskipun saya sudah dua periode tapi itu kan lain Kabupaten. Tapi kali ini masyarakat lebih percaya pada caleg baru dan lebih muda dari saya. Inilah demokrasi, kita tidak bias mneyalahkan siapa-siapa. Apa langkah selanjutnya, setelah Anda tidak terpilih lagi? Saat ini belum terfikir apa yang akan saya lakukan. Saya tetap fokus pada pekerjaan saya yang sebentar lagi habis, setelah itu baru memikirkan langkah apa yang akan dilakukan. Pengalaman apa yang menarik selama Anda menjadi anggota DPRD? Pengalaman menarik sebenarnya tidak ada. Hanya yang membuat berkesan di DPRD itu, ketika melakukan pembahasan dengan eksekutif. Baik raperda maupun yang lainnya. Lho kok begitu? Iya, karena dalam satu pembahasan terjadi tarik ulur antara legislatif dan eksekutif. Ini semua disebabkan belum ada kesepahaman pembahasan. Kesepahaman apa maksud Anda? Kesepahaman disini jangan diartikan lain, kesepahaman itu maunya eksekutif dan legislatif itu sering berbeda pandangan. Tapi akhirnya tetap sejalan seperti biasa. Tapi bukan kesepahaman dalam tanda kutip, kan? Bukan. Kalau bicara itu saya tidak bisa bicara, kayaknya semua masyarakat juga tahu yang tanda kutip itu. Tapi yang pasti, dalam pembahasan itu kita selalu memikirkan apakah itu akan menyentuh masyarakat apakah tidak. Kalau tidak, itu yang harus diperbaiki. Bagaimana Anda melihat, dengan hadirnya muka-muka baru di DPRD Lampura? Surprise sekali. tidak menyangka kehadiran muka-muka baru membawa dampak bagi anggota yang lama. Akibatnya, seperti kami ini mental dari kursi DPRD. Tapi saya bangga pada masyarakat Lampura, dapat memilih wakil-wakil yang tepat. Dengan hadirnya muka baru, mudah-mudahan membawa suasana segar di DPRD nanti. Apa harapan Anda pada wakil rakyat yang baru? Harapan saya, jalankan amanah yang diberikan masyarakat pada mereka, utamakan kepentingan rakyat. Sebab duduknya kita sebagai anggota DPRD atas pilihan rakyat, jadi hargailah pilihan itu. (*)

PD Lampura Berpeluang Rebut Kursi Terakhir

FOKUS - Secara keseluruhan, penghitungan di KPU Lampura telah rampung. Dari hasil rapat pleno KPU beberapa waktu lalu, nama-nama yang lolos menjadi anggota DPRD telah diumumkan. Kendati demikian, tinggal satu kursi lagi yang akan diperebutkan oleh Partai Demokrat dan PNI Marhaeinisme, yakni di Daerah Pemilihan 3 (DP3), Kecamatan Abung Selatan, Abung Semuli, Abung Timur, Abung Surakarta, Abung Blambangan Pagar. Sebelumnya 10 kursi telah terisi di Dapil 3 tersebut. Kini tinggal kursi ke 11 atau kursi terakhir yang diperebutkan PD dan PNI-M. Dengan perolehan suara yang sama, dimana PD memperoleh 2.774 suara dan PNI-M 2.774 suara, maka jika dilihat dari peraturan KPU No 15 tahun 2009 pasal 47 ayat 1 dan 2. Dimana berbunyi, untuk menentukan siapa yang berhak atas kursi tersebut adalah partai yang ditentukan oleh KPU melalui pengundian secara terbuka. Tetapi, di Lampura persoalannya sedikit berbeda, peraturan itu tidak berlaku lagi, sejak terbitnya revisi peraturan KPU No.15, yakni Peraturan KPU No.26 Tahun 2009. Artinya, kedudukan Peraturan KPU No.15 Tahun 2009, tidak berlaku lagi dan tidak bisa menjadi landasan KPU untuk melakukan pengundian. Sebab, dengan terbitnya peraturan baru, otomatis aturan lama gugur dengan sendirinya. Dalam pasal 74 ayat 2,3 dan 4, dijelaskan, jika ada dua atau lebih calon anggota DPRD Kabupaten/Kota memperoleh suara sah yang sama dalam satu daerah pemilihan, maka nama calon yang mempunyai dukungan suara yang lebih merata penyebarannya di dapil tersebut ditetapkan sebagai calon terpilih. Bahkan dalam ayat 3 diterangkan, penyebaran yang dimaksud adalah yakni tersebar pada jumlah wilayah yang lebih banyak pada satu tingkatannya. Jika melihat peraturan KPU N0.74 tersebut, maka Partai Demokrat lebih berpeluang dari PNI-M. Pasalnya, penyebaran suara Partai Demokrat lebih banyak dari PNI-M. PD menang dalam tiga Kecamatan yakni Kecamatan Abung Timur, Abung Surakarta, Abung Blambangan Pagar. Sedangkan PNI-Marhaenisme menang di dua Kecamatan, yakni Kecamatan Abung Selatan dan Abung Semuli saja. Dari tingkatan diatas, jelas Partai Demokrat lebih unggul dari PNI-Marhaenisme. Kenyataan ini diamini kalangan pengamat politik di Lampura, bahwa peraturan KPU No.15 jelas tidak berlaku lagi seiring terbitnya peraturan KPU No.26 tahun 2009. ”KPU tidak bisa mengacu pada peraturan No.15 itu, yang harus menjadi acuan adalah hasil revisi peraturan tersebut. Yakni peraturan KPU No.26. Begitu aturan hukumnya. Namun, jika ada aturan baru maka dengan sendirinya aturan lama tidak berlaku,” kata Febi H, SH dikediamannya, beberapa waktu lalu. Kemudian, kata Febi, penentuan kursi terakhir di Dapil 3, KPU harus mengikuti aturan yang dibuat KPU sendiri. Sehingga acuan yang baru tidak akn menimbulkan konflik ditengah-tengah masyarakat. Sebab, kata Febi, dalam pengambilan keputusan adalah KPU. ”KPU harus lihat aturan, jika ini dilakukan maka tidak akan terjadi konflik. Dan itu sudah jelas dalam aturan tersebut, siapa sebenarnya yang berhak,” katanya. Ditempat terpisah, Ketu PD Lampura, M.Yusrizal, ST. mengakui adanya revisi peraturan KPU No.26 tersebut, dan ia meminta kepada KPU Lampura lebih melihat pada aturan yang baru. Sebab sejak terbitnya aturan baru, secara otomatis aturan lama tidak berlaku lagi.”Kita tahu aturan KPU No.15 sudah direvisi, yaitu aturan KPU No.26. Jadi saya meminta KPU agar memutuskan masalah kursi di Dapil 3, merujuk pada aturan baru. Karena aturan lama tidak bisa lagi menjadi landasan untuk memutuskan persoalan ini,” tukasnya. Selanjutnya, terhadap siapa yang lebih berhak untuk menduduki kursi terakhir tersebut, Yusrizal , ST menyerahkan sepenuhnya kepada KPU Lampura. Sebab aturan petunjuk tekhnis penetapan calon telah dituangkan dalam peraturan KPU, dan Yusrizal yakin KPU lebih bijak dalam mengambil keputusan nantinya. ”Saya serahkan sepenuhnya pada KPU Lampura, mereka punya aturan sendiri, dan saya yakin KPU lebih mengerti dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan penting. Apalagi ini menyangkut hak sesorang, pasti KPU sangat hati-hati. Dan lebih berpijak pada aturan yang ada berlaku,” ujarnya. (Rolly)

Tidak Jadi Dewan, Ikhlas Mengambil Hikmah

SOSOK Hi Mas’ad Wahyudi, SE bukanlah orang baru di percaturan politik. Dia merupakan salah satu kader terbaik Partai Golkar Lampung Selatan. Sehingga tak heran, jika pemilu legislatif yang lalu dirinya mencalonkan diri menjadi wakil rakyat, dengan menempati nomor urutan 3 untuk Dapil 3, meliputi wilayah Kecamatan Sidomulyo, Kecamatan Way Panji dan Kecamatan Candipuro. Tapi sayang, dirinya belum berhasil mendulang suara untuk duduk menjadi anggota dewan. Untuk mengetahui apa penyebab kegagalannya itu, Muslim wartawan Fokus, belum lama ini mewawancarai Hi Mas’ad Wahyudi SE. Berikut petikannya : Apa benar anda tidak terpilih dalam pemilu legislatif 9 april lalu? Benar. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi mungkin rakyat masih belum menghendaki saya untuk duduk di legislatif. Usaha apa saja yang sudah anda lakukan dalam menarik simpati dari masyarakat? Sudah banyak yang saya lakukan, seperti sosialisasi kesemua pedesaan, membuat program-program bersama masyarakat, baik di bidang pertanian, insfrastruktur, semua telah saya paparkan. Tapi terus terang memang, saya tidak menghumbar uang atau pun janji kepada mereka. Mungkin itu salah satu faktor mengapa suara yang saya peroleh tidak sesuai dengan yang saya harapkan. Maksudnya? Coba kita lihat sendiri, mereka-mereka yang jadi anggota dewan sekarang ini pasti mereka yang mempunyai banyak uang, untuk yang tidak bisa menebarkan uang jangan harap bisa duduk di DPRD. Walaupun dari segi pemikiran kita bisa di adu sama mereka yang jadi. Maksud anda, anggota dewan sekarang banyak yang melakukan money politik, dong? Anda kan bisa lihat dan nilai sendirilah, itu memang sudah bukan rahasia lagi, kok. Apa benar, ada kabar yang mengatakan bahwa anda melapor ke Panwaslu, terkait hilangnya suara anda pada TPS 2 di Desa Rawa Selapan, sebanyak 92 suara. Betul? Betul. Saya didampingi pengacara melaporkan suara saya yang hilang sebanyak 92, karena dari TPS 1 sampai 8 saya mendapat suara sebanyak 97 suara, sementara dari PPK melaporkan hanya 5 suara. Jadi kemana sisa suara saya yang 92? Itu lah yang mendasari saya melaor ke Panwaslu agar di temukan titik terangnya. Jadi, anda tidak terima atas kegagalan dan kekalahan dalam pemilu kemarin? Bukan soal terima atau tidak. Karena saya sangat memahami, dalam setiap kompetisi, jelas ada yang kalah dan ada yang menang. Saya adalah seorang yang legowo dan satria dalam menerima kekalahan ini, mungkin saat ini saya kalah, tapi bisa jadi dalam kompetisi berikutnya saya yang menang. Apa harapan anda terhadap mereka yang saat ini terpilih sebagai anggota DPRD Kabupaten Lampung Selatan? Kepada rekan- rekan yang saat ini mewakili rakyat, jangan hanya memikirkan basis dimana dia mendapat suara, tapi juga harus memikirkan masyarakat secara umum. Karena kalau kita pantau selama ini, para anggota dewan tidak pernah memikirkan masyarakat. Tapi kita juga tidak bisa menyalahkan mereka, karena untuk jadi anggota dewan jelas mereka bicara untung dan rugi. Karena itu tadi, yang jadi rata-rata adalah orang yang memiliki uang. Karena ketika mereka mencalonkan diri masyarakat sedikit banyak sudah merasakan uangnya. Jadi masyarakat juga tidak bisa menuntut. Lantas, siapa yang harus dipersalahkan? Bingungkan? Karena suka sama suka tadi. Kalau saya jujur saja, tidak mau yang seperti itu. Itu bukan pendidikan politik yang tepat untuk masyarakat. Sebaliknya, masyarakat juga jangan membuat caleg jadi enak-enakan. Ada uang, semua bisa digampangkan. Termasuk mempengaruhi pemilih dengan iming-iming maupun uang tunai secara langsung. Tapi dalam konteks ini. Hukum alam yang berlaku. Ala bisa karena biasa. Salahnya saya, nggak biasa seperti itu. Karena saya ingin berjuang membawa aspirasi masyarakat. Tapi saya yakin, semua pasti ada hikmahnya. Saya yakin, ini keputusan Tuhan buat saya. Karena campur tangan Tuhan ada dalam setiap kehidupan manusia. (*)

Tetap Dipercaya Untuk Terus Berkarya

KHAIRUL Bakti, ST politisi muda Partai Golkar kelahiran 27 November 1977 silam, kembali untuk yang kedua kalinya dipercaya masyarakat Kecamatan Tanjung Karang Timur, Sukabumi dan Sukarame, untuk mengabdi menjadi anggota DPRD Kota Bandar Lampung untuk periode 2009-2014 mendatang. Dimana pada periode sebelumnya -tahun 2004 hingga sekarang - dirinya terpilih menjadi wakil rakyat mewakili warga masyarakat yang ada di tiga Kecamatan tersebut. Apa saja yang akan dijadikan skala prioritas politisi muda ini, untuk menjalankan amanah rakyat yang kembali mempercayainya itu? Farid Jayataruna dari FOKUS, belum lama berselang, mewawancarai caleg terpilih dari Partai Golkar ini. Berikut petikan penuturannya : Apa ungkapan yang tersimpan dan ingin Anda sampaikan kepada masyarakat yang telah mempercayai Anda untuk kedua kalinya ini? Dengan kerendahan hati, disertai puji syukur kehadirat Ilahi, saya ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang tiada terhingga, khususnya kepada masyarakat yang telah mempercayai saya untuk mengemban amanah yang kedua kalinya. Terutama untuk warga masyarakat Kecamatan Tanjung Karang Timur, Sukarame dan Sukabumi. Apa prioritas utama Anda kedepan, terkait orientasi program konkret yang akan Anda lakukan pada periode mendatang? Terus melanjutkan program-program yang sudah dicanangkan sebelumnya. Terutama soal JAMKESMAS harus terus berjalan. Karena rintisannya sebelumnya sudah ada. Disertai program-program lainnya. Oke, kabarnya Anda mendapatkan suara pemilih paling besar se-Kota Bandar Lampung. Benar begitu? Wah, nggak tahu saya soal itu. Yang saya tahu, saya mendapatkan suara mata pilih dengan jumlah 6.503 suara saja. Tapi di Kota Bandar Lampung, terutama di Dapil Anda, tidak ada yang sebesar itu jumlah suaranya. Anda tahu itu? Malah saya belum tahu. Ada yang mengatakan, Anda memang layak untuk duduk kembali. Karena Anda dianggap dekat dengan masyarakat. Apa betul begitu? Wah, saya harus menjawab apa, nih. Saya dekat dengan semua orang. Apalagi dengan masyarakat pemilih saya. Karena dari merekalah semua ide program usulan itu berasal. Saya hanya memperjuangkan saja. Ibarat jalan, saya hanya jembatan masyarakat. Apakah Anda bangga dipercaya kembali untuk kedua kalinya menjadi wakil rakyat? Jujur saja. Rasa bangga itu pasti ada. Tapi lebih kecil rasa itu dibanding rasa haru saya. Padahal selama ini, banyak sekali pihak yang mencoba membunuh karakter saya dengan berbagai macam fitnah. Tapi Alhamdulillah, sekarang terjawab sudah. Masyarakat lebih mengetahui dan menilai semuanya. Memikul amanah ini tidak gampang. Selain harus memiliki rasa tanggungjawab kepada masyarakat yang telah mempercayai saya, juga harus memiliki pertanggungjawaban kepada Tuhan. Kedua tanggungjawab itu, mana yang Anda anggap paling berat memikulnya? Ya, jelas dua-duanya, dong. Dalam konteks politik berdemokrasi disebutkan, vox vopuli vox dei. Suara rakyat adalah suara Tuhan. Jadi menurut saya, keduanya sama-sama berat. Karena itu, kalau boleh jujur, amanah ini harus menjadi manfaat bagi semua orang. Bagi masyarakat, khususnya masyarakat Kota Bandar Lampung. Selain itu, di Agama yang saya pelajari, Agama Islam, sudah dituntun agar ada keseimbangan antara urusan kemanusiaan dan ketuhanan. Yakni Hablum Minannas dan Hablum Minallah. Kalau nggak ada keseimbangan, pasti njomplang salah satunya. Dari ungkapan Anda, sepertinya batin Anda sangat menyelami sisi spiritual juga. Apakah Anda pernah nyantri di pondok pesantren? Tidak pernah. Dan lagi, saya menilai diri saya biasa-biasa saja. Karena memang saya merasa biasa saja. Karena, dimata Tuhan semuanya sama saja. Sama-sama hamba-Nya. Oke, ngomong-ngomong, Anda suka banyak membantu orang lain kabarnya. Bahkan, Anda tidak pernah memilih-memilih teman dalam pergaulan. Juga dalam hal membantu orang. Apa benar demikian? Biasa saja, kok. Ya, namanya teman atau orang lain memerlukan bantuan. Masak tidak kita bantu? Hidup ini kan cuma sekali, tentu kita akan merasa terpatri jika kita bisa membantu orang lain, sesuai dengan kemampuan. Apalagi teman atau orang lain yang sedang ditimpa kesusahan. Bagi saya wajib sekali, jika saya dapat menolongnya. Dan saya akan menyesal jika tidak dapat berbuat untuk membantu. Terakhir, apakah Anda sudah siap mengemban amanah rakyat untuk kedua kalinya ini? Insya Allah, Bismillah, dengan restu dan doa masyarakat, saya siap menjalankan amanah ini. Saya juga memohon untuk selalu diingatkan oleh warga masyarakat Kota Bandar Lampung, jika ada kelalaian saya dalam mengemban amanah. Karena manusia tak luput dari salah dan alpa. Jadi mengingatkan itu penting bagi saya. Sekali lagi, dengan kerendahan hati dan rasa hormat, saya mengucapkan terima kasih untuk warga masyarakat Kota Bandar Lampung yang telah mempercayai saya kembali. Kepada Anda dan rekan-rekan yang lain juga, saya mengucapkan terima kasih. (*)

Dipercaya Rakyat Tuba Untuk Berkarya

RENDAH hati, memegang teguh komitmen dan siap bertanggungjawab terhadap amanah yang telah dipercaya rakyat, itulah pancaran jati diri Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Tulang Bawang, Hi Ismet Roni, SH. Kendati belum dilantik, caleg terpilih dari daerah pemilihan Tulang Bawang untuk DPRD Provinsi Lampung periode 2009-2014 ini, mengaku telah bertekad membawa sekaligus siap membela kepentingan konstituennya. Apa saja menurut pria low profile yang dikenal memiliki selera humor tinggi ini, yang baru saja dipercaya memangku amanah masyarakat Tulang Bawang yang sangat ia cintai itu? Berikut penuturan Hi Ismet Roni, SH kepada Farid Jayataruna dari Fokus, belum lama ini. Berikut petikan penuturannya : Bagaimana perasaan Anda setelah mendapatkan kepercayaan masyarakat Tuba untuk menjadi wakil rakyat? Jujur saja. Saya sangat terharu atas kepercayaan yang diberikan masyarakat kepada saya. Khususnya masyarakat Tulang Bawang. Bagi saya, kepercayaan ini selain amanah yang harus saya pikul, saya juga harus bertanggungjawab untuk memperjuangkan aspirasi meraka. Sesuai kemampuan dan kapasitas saya. Karena itu, dengan kerendahan hati, dengan segala hormat saya, saya mengucapkan terimakasih kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan kepada saya. Apa yang menjadi skala prioritas pertama Anda jika nanti sudah dilantik menjadi wakil rakyat? Harus komit membela rakyat. Itu skala priotitas utama saya. Dimana ada penyumbatan aspirasi rakyat, maka itulah yang harus dibela. Misalnya? Banyak hal dan bermacam-macam. Yang jelas, muaranya mengutamakan kepentingan masyarakat luas. Lebih jauh lagi nantilah, setelah ada penetapan dan dilantik. Orang dilantik saja belum. Karena nanti kan dibagi tugas-tugas sesuai bidang-bidang melalui komisi yang ada di dewan. Misalnya, siapa membidangi apa. Sehingga jalur tugas pokok dan fungsinya (tupoksi, red) jelas. Intinya, saya telah dipercaya dan saya pun siap berkarya. Kalau boleh tahu, Partai Anda meraih ranking berapa di Tuba? Ranking pertama dengan jumlah suara 62.736. Alhamdulillah hanya Partai Golkar yang mendapat dua kursi di Tuba. Berapa nilai perolehan suara Anda? Alhamdulillah mencapai 14.266. Apa betul semasa kampanye Anda enggan menebar janji-janji? Betul. Janji itu adanya disini (mendekap dada, red). Rakyat saat ini semakin cerdas. Ibarat slogan iklan, rakyat lebih tahu apa yang dia mau. Dan perlu Anda catat, vox vopuli vox dei, suara rakyat adalah suara Tuhan. Jadi, jangan pernah bohongi rakyat. Nanti kualat. Jujur saja, saya takut dengan yang namanya kualat. Makanya sewaktu kampanye saya nggak mau tebar janji. Apa Anda takut tidak bisa menepati? Ya, salah satunya itu. Bukan apa-apa. Kita kan nggak tahu umur. Karena menurut saya, ketika janji sudah terlontar, Tuhan langsung dengar itu. Nah, ketika umur kita nggak sampai, misalnya, janji belum terpenuhi, kan jadi penghalang kita di akhirat. Saya nggak mau seperti itu. Apa adanya saja. Yang pasti, komitmen dan perjuangan saya hanya untuk masyarakat. Ikhlas itu lebih mulia dan membawa barokah. Tanpa harus diganduli iming-iming. Karena, menurut kaca mata saya, pemilu adalah pesta demokrasi, pesta kita semua sebagai rakyat. Dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Tidak ada yang menang atau kalah dalam pesta. Kalau ada yang merasa menang atau kalah, berarti nggak ikhlas, dong? Jadi keikhlasan menjadi sangat bernilai bagi Anda, begitu maksudnya? Tepat, pas, cocok!. (***)