14 Juli 2008

Saat Peresmian RSUD Zainal Abidin Pagar Alam

Oedin pun Terisak

SELAMA ini sosok Drs Hi Sjachroedin ZP, SH dikenal sebagai figur yang keras, disiplin, dan trengginas. Dibalik tampilannya itu, ia memiliki jiwa yang amat sentimental. Nuraninya cepat sekali tersentuh. Maka tak jarang dalam berbagai kesempatan, Oedin tampak terharu, terisak, dan guliran air mengalir dari matanya. Itu pula yang terjadi Rabu (9/7) lalu saat peresmian RSUD Zainal Abidin Pagar Alam, Way Kanan.

Mantan Gubernur Lampung yang kini tengah bertarung untuk memenangi pilgub 3 September nanti guna melanjutkan tahapan program pembangunan yang telah dicanangkannya itu tak kuasa menahan gejolak jiwanya. Saat memberi sambutan atas nama keluarga Zainal Abidin Pagar Alam, pensiunan jenderal bintang tiga Polri itu sempat terisak-isak.

“Saya atas nama keluarga sangat berbahagia dan haru atas diabadikannya nama ayah kami, Zainal Abidin Pagar Alam, sebagai nama rumah sakit ini. Pengabadian nama ini merupakan penghargaan yang tidak bisa dinilai dengan materi,” tutur Oedin sambil terisak haru.

Sontak hadirin pun hanyut dalam keharuan. Naydial Rusdal, petinggi Departemen Kesehatan yang mewakili Menkes Fadila Supari, Bupati Tamanuri, Asisten II Pemprov Lampung, drh Husodo Hadi, dan pejabat lain terlihat menundukkan kepalanya. Seakan terseret dengan suasana haru yang meletup di jiwa Sjachroedin ZP saat itu.

Oedin sempat menguraikan, sebenarnya sang ibu (Kartini) yang berasal dari Way Kanan. Ia juga masih ingat bagaimana saat kecil sering ke Kampung Negeri Baru, Blambangan Umpu. “Waktu itu jalannya hanya setapak. Saya sering bermain di sungai,” katanya mengenal masa kecil.

Sebagaimana diketahui, RSUD Zainal Abidin Pagar Alam dengan tipe C itu dibangun Pemkab Way Kanan dan diresmikan operasionalisasinya Rabu (9/7) lalu. Menurut Bupati Tamanuri, nama RSUD telah ditetapkan dengan Perda No 5 Tahun 2006 tentang Nama-nama Jalan dan Gedung serta Organisasi Lembaga Teknis Daerah terhadap keberadaan rumah sakit.

Sedangkan sumber dana pembangunan rumah sakit berasal dari APBD Way Kanan, APBD provinsi, dan dana APBN, pada pos dana alokasi khusus (DAK) dan tugas perbantuan. Untuk fasilitas, RSUD satu-satunya di Way Kanan itu didukung lima dokter spesialis, yaitu spesialis bedah, spesialis anak, spesialis kandungan, penyakit dalam, dan spesialis radiologi. Selain itu, terdapat delapan dokter umum, lima dokter PTT, bidan, perawat, dan tenaga pendukung lainnya. "RSUD ini dilengkapi rumah dinas dokter, laboratorium, UGD, radiologi, poliklinik, ICU, dan ruang VIP," kata Bupati Tamanuri.

Ia juga mengatakan beberapa hal yang masih menjadi kendala dan perlu mendapat perhatian pemerintah pusat dan provinsi dalam pelayanan rumah sakit tersebut. Yaitu masih kurangnya tenaga kesehatan, walaupun telah dilakukan rekrutmen CPNS, baik dari formasi umum maupun honorer. Kendala lainnya, sebagian tenaga medis rumah sakit masih berstatus pegawai tetap harian lepas (PTHLS).

Tamanuri menguraikan, pada awal pembangunan RSUD, banyak pihak yang kurang menyetujui lokasi dengan alasan sepi. Namun, dengan pertimbangan sebagai perangsang kemajuan daerah dan letak lokasi strategis, yaitu di tepi jalan lintas, tentunya sangat tepat bagi penanganan keadaan darurat. Misalnya, untuk penanganan kecelakaan lalu lintas dan menampung pasien-pasien dari perkampungan dan kecamatan. Dan terbukti, kini di sekitar rumah sakit telah banyak warga yang membangun rumah, membuka usaha warung makan, serta memulai usaha kontrakan bagi tenaga medis. fa

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda