05 November 2008

Konsen Tingkatkan Produksi Gula

PEMPROV Lampung melalui Dinas Perkebunan beberapa tahun terakhir cukup concern dalam meningkatkan produksi gula terkait upaya meningkatkan pendapatan pekebun dan wujud mendukung kebijakan swasembada gula nasional. Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Lampung, Ir Masdulhaq, menjelaskan, luas perkebunan tebu di provinsi ini mencapai 108.528 hektar dengan produksi 8.104.450 ton tebu atau 717.694 ton gula hablur dan menyumbang konstribusi sekitar 35% produksi gula nasional. “Kita berharap, pada 2010 produksi gula Lampung mencapai satu juta ton,” kata dia sambil menambahkan, produktivitas tebu saat ini rata-rata 70-80 ton per-hektar dan diupayakan meningkat menjadi 100 ton per-hektar dengan penggunaan bibit unggul serta penerapan teknik budidaya tanaman sehat secara utuh. Guna meningkatkan produksi gula tersebut, menurut dia, ada beberapa langkah konkret yang dilaksanakan, diantaranya melalui perluasan areal perkebunan tebu, peningkatan produktivitas dan kadar rendemen. “Kalau bicara cadangan areal yang cocok untuk perluasan perkebunan tebu masih tersedia di Kabupaten Lampung Utara, Way Kanan, dan Tulang Bawang,” Masdulhaq menambahkan. *Dana PMUK Mengenai kendala yang dihadapi dalam usaha meningkatkan produksi gula, menurut dia, adalah keterbatasan kapasitas giling pabrik gula serta keterbatasan modal pekebun untuk mengembangkan usaha taninya. Dalam konteks ini, “Secara bertahap pabrik gula berusaha melakukan rehabilitasi pabriknya untuk meningkatkan kapasitas gilingnya, sehingga produksi gula dapat ditingkatkan. Sedangkan untuk membantu pekebun, sejak tahun 2006 beberapa diantara mereka (kelompok pekebun, red) telah mendapat modal bergulir dengan pola penguatan modal usaha kelompok (PMUK) yang dananya bersumber dari APBN,” beber kepala Dinas Perkebunan Lampung itu. Terkait dengan pola PMUK tersebut Masdulhaq menjelaskan, pada tahun 2006 silam, untuk kegiatan bongkar ratoon seluas 470 hektare dengan total dana Rp 3.995.000.000 telah diberikan kepada 625 KK pekebun yang tergabung dalam 11 kelompok tani, selain itu dikucurkan dana Rp 500.000.000 untuk kegiatan kebun bibit dasar (KBD) seluas 50 hektar. Pada 2007 dana sebesar Rp 1.200.000.000 dikucurkan untuk kegiatan bongkar ratoon seluas 300 hektar dengan penerima 371 KK pekebun yang tergabung dalam empat kelompok tani. Bagaimana dengan 2008 ini? Masdulhaq menjelaskan, pada tahun ini direncanakan untuk demplot peningkatan produksi gula seluas 10 hektar dengan dana Rp 300.000.000, untuk kegiatan bongkar ratoon seluas 1.500 hektar dengan total dana Rp 4.318.286.000. “Khusus yang satu ini, sedang dalam proses revisi. Nantinya akan menjadi perluasan seluas 875 hektar dengan total dana Rp 9.625.000.000, bongkar ratoon seluas 500 hektar dengan total dana Rp 4.325.000.000. Juga diprogramkan pembangunan kebun bibit berjenjang dengan total dana Rp 805.000.000,” urai dia. bf

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda