19 Oktober 2008

Cecep Andalan Partai Pemuda

PENAMPILANNYA kalem. Tutur katanya lembut dan gampang tersenyum. Tapi, Cecep Supriyadi, ST, caleg DPRD Kota Bandar Lampung yang merupakan andalan Partai Pemuda Indonesia (PPI) untuk daerah pemilihan 1 (Kedaton, Rajaabasa, Tanjung Senang), dikenal sangat tegas ketika berbicara tentang perspektif politik Indonesia. Seperti apakah pandangan kader PPI yang andal itu? Akhir pekan lalu Fajrun Najah Ahmad dari FOKUS mewawancarai tokoh muda yang juga menjabat Wakil Ketua DPD PPI Provinsi Lampung ini. Berikut petikannya: Semua pelaku politik, terutama yang sedang nyaleg, berbicara tentang perubahan. Sebagai caleg untuk DPRD Kota Bandar Lampung, apakah Anda juga akan bersuara tentang perubahan?
Kata perubahan memang lagi trend dalam khasanah politik Indonesia, terutama sejak reformasi bergulir, 1998 lalu. Itu wajar, sebab kata perubahan lebih mudah dan kena sebagai pintu masuk untuk menguak kesadaran bersama tentang situasi kebangsaan pasca 1998. Situasi kebangsaan yang seperti apa?
Situasi di mana sistem politik yang mencengkeram Indonesia selama puluhan tahun dibawah rezim Soeharto berakibat pada matinya demokrasi dan mandulnya institusi-institusi politik yang menyuarakan aspirasi rakyat. Efek dari situasi itu sangat luar biasa, sehingga ketika reformasi lahir, ibarat air yang dibendung selama ini, meluber tak terkendali. Oleh karena itu, kata perubahan menjadi semacam mantra ampuh untuk bangkit dari keterpurukan di semua bidang. Tapi, kesannya semua orang latah mengucapkan kata perubahan. Ketika ditanya, seperti apa perubahan itu, dan bagaimana melakukan perubahan, tak sedikit yang bingung. Pendapat Anda?
Kesan latah itu memang ada. Kata perubahan pun terkesan seperti barang murah yang diobral ke mana-mana. Tapi, saya melihat masih dalam kewajaran. Biarkan semua orang, tak terkecuali, berbicara tentang perubahan. Saya percaya, cepat atau lambat, semua akhirnya menyadari betapa pentingnya melakukan perubahan. Perubahan yang Anda maksud lebih kepada perubahan seperti apa dan bagaimana melakukannya?
Saya lebih cenderung menempatkan kata perubahan untuk perbaikan pada tata kehidupan politik yang lebih demokratis, sehingga momentum-momentum politik untuk rekruitmen kepemimpinan, seperti pemilu, benar-benar diletakkan sebagai sarana efektif untuk memunculkan pemimpin yang berkualitas, memiliki legitimasi kuat dari rakyat, dan bersih dari skandal korupsi atau nepotisme. Bagaimana caranya mewujudkan seperti yang Anda sampaikan itu?
Cukup simpel. Biarkan rakyat dengan kebebasannya memilih calon-calon pemimpinnya, baik untuk legislatif maupun eksekutif, dengan hati nurani, jangan dikotori dengan politik uang, adu domba, dan hal-hal yang menyesatkan. Saya percaya, rakyat sekarang jauh lebih cerdas dan kritis. Rakyat tahu mana yang benar-benar ingin menjadi pemimpin, mana yang sekadar berpolitik untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Pandangan Anda cukup luas. Kenapa tertarik dan masuk Partai Pemuda Indonesia?
Partai Pemuda Indonesia memang partai baru, tapi saya melihat dan sudah mempelajari bahwa partai itu memiliki perspektif politik yang jauh ke depan, misalnya perspektif tentang perlunya regenerasi kepemimpinan sebagai salah satu syarat majunya sebuah bangsa. Di sinilah kita jadi paham bahwa kaum muda di Indonesia sudah harus mencari dan diberi jalan untuk memimpin negeri ini. Berarti orang tua tidak bisa masuk PPI?
Bukan begitu pemahamannya. PPI terbuka untuk semua kalangan, baik muda, tua, perempuan, atau laki-laki. Tidak ada diskriminasi di PPI. Tetapi, spirit yang dibawa oleh PPI adalah spirit kaum muda, kaum di mana idealisme menjadi tonggak penting untuk melakukan perubahan. Sejarah sudah membuktikan betapa kaum muda selalu tampil pada situasi krisis, mulai dari 1908, 1928, 1945, 1966, 1974, hingga 1998. Dalam era itu, kaum muda tampil dengan idealisme, tapi sering diabaikan begitu situasi kembali normal. Sebagai caleg dari dapil 1 (Rajabasa, Kedaton, dan Tanjung Senang) untuk DPRD Kota, apa program Anda?
Secara umum saya ingin menjadi wakil rakyat yang benar-benar mewakili aspirasi masyarakat di dapil itu. Seperti apa aspirasi masyarakat di sana, sekarang sedang saya inventarisasi dan cermati. Maklum, dinamika selalu bergerak. Namun, secara khusus kalau nanti terpilih, saya tidak mau perilaku politik saya berubah menjadi sombong, tidak bisa dihubungi, dan pelit. Apa ada kecenderungan wakil rakyat menjadi berubah setelah duduk di kursi empuk?
Saya kira masyarakat tahu seperti apa perilaku wakil rakyatnya. Yang jelas, Cecep yang sekarang ini tidak akan berubah dengan Cecep yang nanti kalau terpilih, terutama berkomunikasi dengan konstituen, jangan sampai saya menghindar atau pura-pura sok sibuk. Bisa disebutkan secara spesifik, apa yang akan Anda lakukan untuk Dapil 1 kalau nanti terpilih jadi wakil rakyat?
Secara konseptual, tentu saya akan menjalankan sebaik mungkin fungsi-fungsi sebagai wakil rakyat, seperti fungsi legislasi, pengawasan anggaran, dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Pada koridor-koridor itulah saya siap berpikir dan bekerja untuk kepentingan rakyat. Seperti apa konkretnya, ya jadikan dulu saya sebagai wakil rakyat, baru kita bisa berbuat untuk kepentingan rakyat. *** Profil Cecep Supriadi, ST Tempat/tgl lahir : Metro, 5 Mei 1976 Pendidikan : Sarjana Teknik Jabatan : Wakil Ketua I DPD PPI Provinsi Lampung Alamat : Jln Kelud V No 205, Kelurahan Perumnas Way Halim, Kedaton, Bandar Lampung

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda