20 November 2008

Nimbang Marga Buka Suara

MEMBEDAH skandal dugaan korupsi dana PT Tulang Bawang Jaya (TBJ) tak bisa melepaskan figur Hi Nimbang Marga, SE. Karena dialah yang pertama kali menemui pimpinan BUMD tersebut terkait dengan perlunya sesegera mungkin dicairkan dana Rp 2 miliar yang akan dipinjam panitia anggaran (panang) eksekutif. Bagaimana sebenarnya asal-muasal persoalan yang dinilai berbagai kalangan “penuh misteri” tersebut? Sabtu (15/11) petang melalui telepon Nimbang Marga buka suara dalam wawancara khusus dengan Fajrun Najah Ahmad dari Fokus, berikut petikannya: Bisa dijelaskan bagaimana kronologisnya sampai Anda menemui pimpinan PT TBJ dan meminta mereka mencairkan dana Rp 2 miliar untuk kemudian dipinjam panang eksekutif? Yang pertama perlu digarisbawahi, saat itu saya diutus oleh panitia anggaran untuk menemui pimpinan BUMD terkait dengan dana mereka Rp 2 miliar, karena panang sangat terdesak dan membutuhkan dana tersebut. Untuk apa dana sebanyak itu? Panitia anggaran sebenarnya hanya membutuhkan dana Rp 1,405 miliar saja. Untuk apa? Ada yang harus segera dibayarkan, dan setiap rapat panitia anggaran selalu dipertanyakan. Karena itu, solusinya ya meminjam dana BUMD. Bukankah pada November 2006 BUMD sudah dikucuri Rp 2 miliar, sebenarnya berapa besar dana penyertaan modal yang disiapkan? Seluruhnya ada Rp 8 miliar. Jadi sebenarnya, dana yang Rp 2 miliar itu ya dananya BUMD. Kalau bicara prosedur pengeluaran dana BUMD, ya sebenarnya sah. Karena itu memang dana penyertaan modal yang disiapkan untuk BUMD. Benar Anda bertemu Arifin Badri dan Miswar saat menyampaikan rencana peminjaman dana tersebut? Betul! Bahkan kemudian dalam rapat panitia anggaran, Bung Miswar juga hadir, dan beliau sepakat kalau dana tersebut dipinjam oleh panitia anggaran. Sepengetahuan Anda, sebenarnya dana Rp 1,405 miliar yang dipinjam panang eksekutif itu sudah lunas atau belum? Sepengetahuan saya ya sudah lunas. Bung Miswar tahu kok kalau dananya sudah dimasukkan ke kas daerah. Lalu kenapa persoalan ini menjadi begitu rumit? Mohon maaf, saya tidak bisa menceritakannya ya. Pahami posisi saya, saya ini hanya staf. Kelihatannya panitia anggaran terpaksa gali lubang tutup lubang ya untuk membiayai pengesahan APBD, menurut Anda? Saya no comment kalau soal itu. Mohon maaf, saya tak bisa menjelaskan. Hanya perlu saya tegaskan bahwa dalam hal peminjaman dana BUMD tahun 2006 itu saya bukan atas nama pribadi. Jadi ini tidak ada kaitannya dengan urusan pribadi. Maksud Anda? Saat itu saya menandatangani SPM karena mendapat mandat dari Pak Safawi, kepala Bakuda, yang waktu tengah menunaikan ibadah haji. Begitu pula Pak Sekda saat itu, Fakhruddin, juga sedang ke Tanah Suci, beliau memandatkan ke Bung Hotman Atiek dan Pak Sigit Trenggono. Jadi itu pyur urusan pekerjaan dan secara kelembagaan. Memangnya Anda pernah dikejar-kejar sebagai pengutang dana BUMD? Iya, Bung Miswar sempat beberapa kali mempertanyakan dana pinjaman panitia anggaran itu pada saya. Tapi kemudian masalahnya clear kok. ***

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda