01 Februari 2009

Jangan Lari Dari Nilai Ibadah

MESKI di-lengser-kan dari kursi ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) Provinsi Lampung secara inkonstitusional, namun tak membuat Hi Abdullah Fadri Auli, SH, kehilangan ghirah untuk terus berjuang membesarkan partai Islam tersebut. “Yang namanya jabatan itu kan hanya amanah dan sarana untuk kita berjuang. Tanpa jabatan pun saya akan terus berjuang untuk membesarkan PAN, dan yang lebih penting lagi dalam perjuangan jangan sampai kita lari dari nilai ibadah,” tutur Aab, begitu anggota DPRD Provinsi Lampung ini biasa disapa. Lalu perjuangan apa yang kini tengah dilakukan politisi kelahiran Tanjungkarang 11 Juli 1961 itu? Fajrun Najah Ahmad dari Fokus berhasil mewawancarai mantan ketua DPW PAN Lampung tersebut, berikut petikannya: Ada kabar, Anda belakangan mengurangi ritme perjuangan? Hahaha… Siapa yang bilang begitu? Bahwa saya pernah agak jarang turun ke konstituen dan masyarakat, itu betul. Kendalanya hanya satu, karena waktu itu saya sedang sakit, yang secara fisik tidak berkemampuan untuk terus aktif. Cuma itu saja kok. Bukan karena Anda kehilangan gairah akibat di-lengser-kan dari jabatan ketua DPW? Hahaha… Kalau yang namanya jabatan itu bagi saya adalah amanah, bukan segala-galanya. Jadi tidak ada istilah Aab akan menjadi kendur hanya karena tak lagi memegang jabatan. Nggak ada itu dalam kamus hidup saya. Jabatan hanyalah amanah untuk semakin memotivasi kita dalam mengembangkan potensi diri dan membesarkan partai. Jadi karena tak lagi ketua lagi, motivasi bisa turun dong? Bukan begitu! Justru secara moral beban saya berkurang dengan tidak lagi memegang jabatan sebagai amanah apapun di jajaran partai. Saya makin enjoi mengapresiasikan diri ke masyarakat maupun diinternal kader partai. Saya bebas menyampaikan alur pemikiran, berbagi pengalaman, dan turun kapanpun juga ke masyarakat. Apa yang Anda tekankan dalam konteks perjuangan? Nilai ibadah! Perjuangan seluruh kader PAN itu tidak boleh lepas dari nilai ibadah, ini yang sangat penting. Jadi, orientasi perjuangan jangan lari dari itu. Jangan berjuang untuk mencari jabatan, baik diinternal partai maupun di lembaga legislatif misalnya. Berjuang dengan nilai ibadah itu kalaupun kita mengalami sesuatu, Insya Allah akan sahid. Selain itu, dalam hablum minannas, kita juga tidak akan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama. Misalnya? Sederhananya saja, sekarang ini kan eranya kampanye caleg. Kader PAN yang telah memahami benar bahwa perjuangan dalam konteks apapun sebagai bagian dari ibadah kita kepada Allah SWT, tidak akan pernah melakukan hal-hal yang tidak baik. Misalnya, memberi janji-janji, padahal dia sendiri sadar hal itu tak mungkin diwujudkannya, dia juga sadar bahwa janji-janji itu hanya untuk sekadar menyenang-nyenangkan rakyat dan mendapat simpati rakyat semata. Tidak usah-lah hal-hal semacam itu dilakukan. Jadi sebaiknya yang dilakukan bagaimana? Ya lakukan silaturahmi dengan baik. Diskusikan dan pahami berbagai persoalan rakyat secara mendasar. Ajak rakyat untuk bersama-sama melakukan perbaikan-perbaikan ke masa depan. Jadi konsepnya, membuat perbaikan itu ya harus bersama-sama. Hanya sebagai caleg, meminta dukungan untuk nantinya akan membantu perbaikan melalui jalur legislatif. Saya kira, dengan pola-pola pendekatan yang biasa-biasa saja, selain kita tidak akan lari dari nilai ibadah, juga membuat rakyat akan bersimpati. Anda sendiri kan caleg untuk DPRD Lampung dari daerah pemilihan Tanggamus dan Lampung Barat, yang telah dilakukan selama ini? Saya cukup rutin turun ke daerah-daerah. Alhamdulillah, kesehatan yang dulu sempat menjadi kendala, saat ini sudah tidak lagi. Dan dengan tidak memegang jabatan lagi di partai membuat saya memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk bersama-sama dengan rakyat. Jadi memang, dibalik semua musibah selalu ada hikmah, hahaha… Anda menganggap pe-lengser-an dari jabatan ketua DPW PAN Lampung itu sebagai musibah ya? Ya, begitulah! Hahaha… Anda tidak melakukan “pemberontakan” atas pe-lengser-an yang dinilai banyak kalangan internal sebagai tindakan inkonstitusional? Ngapain? Yang penting itu kan bukan jabatannya, tapi fungsi kita di partai, kan itu. Bagaimana kita memfungsikan kekaderan kita dapat memberi manfaat untuk partai, untuk masyarakat, dan daerah, kan itu yang sangat penting. Kalau pegang jabatan tapi tidak mampu memaksimalisasi jaringan kita sendiri misalnya, bagaimana partai akan memberi warna kepada kehidupan masyarakat? Kan begitu! Jadi Anda tetap menilainya musibah yang membawa hikmah? Hahaha… Ya semacam itu-lah! Yang penting adalah bagaimana kita sebagai kader PAN mampu memberi warna bagi kehidupan masyarakat, melalui jalur-jalur profesi kita. Buat apa jabatan kalau nggak berbuat apa-apa untuk sekeliling? Jadi Anda tidak kecewa di-lengser-kan dari jabatan ketua DPW PAN Lampung? Sebagai manusia, tentu saja saya kecewa. Apalagi prosesnya kan tidak dalam kelaziman. Namun ya itu tadi, bagi saya jabatan adalah amanah. Kalau amanah ditarik, kapan pun saya siap. Yang penting bagi saya terus memfungsikan diri sebagai kader PAN yang harus terus berjuang dalam nilai keibdahan demi membawa kemaslahatan rakyat dan kemajuan daerah. Anda optimis akan terpilih lagi menjadi anggota DPRD Lampung? Insya Allah, doakan saja. Tentunya optimisme itu karena saya terus berjuang bersama teman-teman dengan menemui langsung masyarakat pemilih. Kalau optimisme hanya berdasarkan mimpi tanpa kerja keras, itu namanya nggak bener. Kader PAN harus teruji dengan memiliki basis massa yang kuat dan lebar, nggak cukup hanya didukung jajaran pengurus saja. *** Profil Hi Abdullah Fadri Auli, SH Tempat/tgl lahir : Tanjungkarang, 11 Juli 1961 Alamat : Jl P Emir M Noer No 117, Pengajaran, Bandar Lampung Nama Istri : Mayah Yusuf, SH Nama Anak : 1. Faisal Dhio Auli 2. Faris Rizki Auli Jabatan : Anggota DPRD Provinsi Lampung

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda