16 Januari 2009

Massa Nyaris Bentrok Di Gedung Dewan Lamtim

FOKUS - Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Lampung Timur yang secara khusus digelar untuk meminta Bupati Hi Satono, SH, SP, mempertanggungjawabkan penyimpanan kas daerah Rp 107 miliar di BPR Tripanca Setiadana, Kamis (8/1) lalu, punya cerita tersendiri. Bersamaan dengan digelarnya rapat Dewan yang melahirkan interpelasi kepada Bupati Satono tersebut, diluar ruang ratusan massa pendukung langkah Dewan begitu semangat mengawal jalannya paripurna. Mereka berasal dari koalisi LSM dan Forum Pemuda Anti Korupsi (FPAK) Lamtim. Pada saat bersamaan, muncul sekitar 200 massa yang mengatasnamakan National Corruption Wacth (NCW). Massa ini ditengarai sebagai pendukung Bupati Satono. Massa kedua kubu pun nyaris bentrok fisik. Koordinator Lapangan FPAK, Bambang, terang-terangan menilai massa yang datang dengan dua unit mobil colt diesel serta tiga mobil angkutan kota mengatasnamakan mahasiswa dan tergabung dalam National Corruption Wacth (NCW) adalah utusan orang yang hendak menggagalkan rapat paripurna Interpelasi DPRD Lamtim. Bambang mengatakan, masyarakat Lamtim saat ini mengalami keprihatinan atas kebijakan Bupati Satono yang menimbulkan ketidakpercayaanya masyarakat, tapi mengapa sepertinya ada saja yang menghalangi niat baik para wakil rakyat itu. Dugaan adanya keterlibatan Bupati Satono dengan massa yang hendak menggagalkan paripurna Dewan tersebut, menurut Bambang, berdasarkan hasil pantauan FPAK yang sejak awal mengawal gagasan interpelasi. Namun, “Massa yang datang sekitar 200-an orang itu tidak berhasil melakukan orasi di Gedung DPRD karena terhalang oleh masyarakat Lamtim yang juga ikut hadir,” ungkapnya. Setelah mengadakan negosiasi, akhirnya massa NCW yang dikabarkan datang dari Bandar Lampung tersebut membubarkan diri. “Kami sangat peduli dengan kondisi Lamtim saat ini, apabila ada mahasiswa yang juga peduli tentunya kami sangat berterimakasih, tapi mereka jangan mengobok-obok Lamtim,” tegas Bambang. Menurut di, massa FPAK maupun koalisi LSM yang ada di Lamtim saat itu bukan sedang demo ataupun berorasi. Melainkan hanya sebatas memberikan dukungan kepada para anggota Dewan. Informasi di lapangan diketahui, massa NCW mendatangi gedung DPRD Lamtim sekitar pukul 11.00 WIB, Kamis (8/1), bertepatan pada saat anggota DPRD hendak melaksanakan sidang paripurna tahap ke-III penyampaian interpelasi kepada Bupati Satono. Kedatangan massa NCW ini sempat mengundang keributan dengan masyarakat Lamtim, malahan terjadi aksi adu mulut dengan anggota FPAK dan koalisi LSM. Beruntung massa NCW segara dapat menyadari sehingga cecok mulut tidak berlanjut bentrok. “Maaf kami tidak tahu kalau ada sidang paripurna,” ujar Afriansyah, penanggungjawab NCW, dengan bijak, seraya menarik mundur massanya. hm

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda