16 Januari 2009

PDAM Tuba Digoyang Skandal

Polisi Terus Sisir Pemalsuan SK Pegawai Baru PERUSAHAAN Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tulang Bawang belakangan ini tengah digoyang skandal serius. Yaitu dugaan pemalsuan surat keputusan (SK) terkait pengangkatan pegawai honor baru. Kasus menghebohkan itu kini tengah disisir dengan serius oleh aparat polres setempat. Terungkapnya skandal dugaan pemalsuan surat keputusan pengangkatan pegawai honor baru di PDAM itu setelah sang direktur utama, Drs Nindyo Sularto, MM “bernyanyi” bila dirinya tak pernah mengeluarkan dan menandatangani SK tersebut. Setidaknya Nindyo telah menunjuk dua SK pengangkatan pegawai honor baru yang memalsukan tanda tangannya, yaitu atas nama Listinawati dan Isnan Ismail. “Nyanyian” sang direktur utama tentu saja berbuntut ketar-ketirnya jajaran pejabat PDAM setempat. Sebab, bukan mustahil mereka akan menjalani pemeriksaan polisi, dan salah-salah akan ditetapkan sebagai tersangka. Nindyo Sularto menegaskan, dirinya tak pernah menandatangani SK pengangkatan pegawai baru. Dan, “Itu merupakan perbuatan pemalsuan dokumen negara,” tegas dia. Kasatreskrim Polres Tuba, AKP Dery Agung Wijaya, SIK, mendampingi Kapolres AKBP Sustri Bagus Setiawan, SSos, membenarkan pihaknya tengah menyisir skandal dugaan pemalsuan SK pengangkatan pegawai honor baru di PDAM setempat. ”Kami sudah meminta keterangan enam orang saksi, tapi sampai saat ini penyidikannya belum kami tingkatkan untuk menetapkan tersangka karena masih ada beberapa saksi kunci yang akan kami periksa,“ tegas Dedy seraya menjanjikan segera akan menetapkan tersangka dalam kasus ini. Dari hasil pemeriksaan Bripka Sucipto, SH, terhadap Dirut PDAM Nindyo Sularto diketahui ada beberapa pengangkatan pegawai honor yang ber-SK palsu. Guna memaksimalisasi penyingkapan skandal pemalsuan SK yang menggoyang PDAM Tuba itu, Dery Agung Wijaya menambahkan, pihaknya juga meminta keterangan Kepala UPT PDAM Banjaragung, Raja Akuan, Kepala UPT Rawajitu, Agus, kakak Isnan Ismail yakni Asmadi. “Kami juga akan memeriksa saksi kunci yakni Ansori, warga Banjaragung,” imbuh Bripka Sucipto. Skandal ini mulai mencuat setelah LSM BPP LIPPat yang diketuai Fery Saputra YS, mengungkap indikasi pengangkatan 22 pegawai honor baru di PDAM Tuba yang berbau KKN. Dari ke-22 orang tersebut, beberapa diantaranya merupakan keluarga Nindyo Sularto. Selain itu, ditengarai mereka yang direkrut mengeluarkan sejumlah uang suap, mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 10 juta. Menurut Fery Saputra, setelah diterima di PDAM, karyawan baru itu ditugaskan di unit cabang yang ada di kecamatan-kecamatan se-Tuba. Bertambahnya puluhan pegawai baru tersebut mengimbas pada kenaikan gaji karyawan, yang belakangan mengakibatkan kondisi perusahaan daerah itu terancam bangkrut. Bahkan, tiga bulan belakangan beberapa karyawan tidak menerima gaji sama sekali. ek Proyek Reservoir Mubazir FOKUS – Tampaknya petinggi Pemkab Tuba dan DPRD setempat perlu turun tangan untuk “menyelamatkan” kondisi PDAM pimpinan Nindyo Sularto yang kini morat-marit. Kenapa? Bukan saja dugaan skandal pemalsuan SK pengangkatan pegawai honor baru yang terindikasi KKN, tetapi juga adanya proyek pembangunan reservoir berdana APBD Tuba sebesar Rp 270 juta yang bisa dikatakan mubazir. Proyek rehabilitasi bangunan bak reservoir di Kampung Moris Jaya, Kecamatan Banjaragung, dengan kapasitas 200 M3 itu memang kini telah selesai dikerjakan. Namun, “Menurut pengamatan kami di lapangan, pekerjaannya dilakukan asal-asalan saja. Bisa jadi hal ini karena proyek tersebut tidak ditenderkan, terbukti tak pernah ada pengawasan sama sekali dalam pengerjaan, baik oleh dinas terkait maupun PDAM sendiri,” beber Fery Saputra, ketua LSM BPP LIPPat. Meski bangunan sudah jadi, sambung dia, namun sampai saat ini belum juga dioperasikan. “Ini kenapa? Apa karena memang tidak sesuai bestek dan kebutuhannya, atau ada apa? Kami menilai, proyek ini mubazir saja. Padahal kenyataannya, warga sekitar sudah sangat mendambakan air bersih,” Fery menambahkan. Ia menengarai, pembangunan proyek rehabilitasi reservoir tersebut tidak dilaksanakan sesuai ketentuan. Itu sebabnya, “Kami meminta pihak terkait untuk melakukan pemeriksaan di lapangan,” harap dia. Sayangnya, Dirut PDAM Tuba, Drs Nindyo Sularto, MM, beberapa kali dihubungi selalu tidak ada ditempat, sehingga sampai berita ini diturunkan belum didapat konfirmasi dari yang bersangkutan. ek

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda