22 Februari 2009

Tuba Berburu Investor Jepang

FOKUS - Pemkab Tulang Bawang terus bergiat memburu investor asing. Tidak tanggung-tanggung, Tim Delegasi pun dikirim untuk mengunjungi Kota Tokyo, Jepang, guna melakukan inspeksi di Negara sahabat itu. Tujuannya untuk melihat langsung apa saja yang akan di terima oleh Pemkab Tuba sebagai barang hibah yang diperuntukkan bagi Kabupaten yang dipimpin oleh Bupati Abdurrahman Sarbini ini. Ditemui di ruang kerjanya, Kadis Infokom Tuba, Drs Ahmad Suharyo M.Si, menukaskan, bahwa banyak hasil yang didapat atas kunjuangan ke Negara Jepang selama beberapa hari itu. Bahkan menurut dia, kedatangan pihaknya ke Negeri Matahari itu secara langsung, selain ingin mengetahui secara detail apa saja yang akan dihibahkan Negara itu ke Pemkab Tuba, juga mengkalkulasi biaya pengiriman untuk mendatangkan bantuan hibah itu.”Kami pelajari dulu, kalau tidak sesuai atau tidak layak untuk Daerah Tuba, kenapa harus diterima. Nanti sia-sia saja. Makanya kami melakukan inspeksi tersebut,” ujarnya. Ditambahkan dia, kunjungan tersebut bertujuan pula untuk mencermati beberapa tahapan, seperti lesensi, nego dan sebagainya.”Kami juga melakukan koordinasi dengan tim tehnis KBRI. Karena nanti ada penilaian tentang layak atau tidaknya secara tehnis,” terangnya. Menurut Suharyo, kedatangan delegasi dari Tuba ke Negara tersebut disambut hangat oleh pejabat setempat. Seperti Wakil Gubernur, anggota Dewan dan Walikota Negara itu. Bahkan dikatakannya, dari pertemuan itu kedua belah pihak saling memberikan cindera mata. Pemkab Tuba mendapatkan ‘Plakat Kunci’ yang artinya, Tuba bisa membuka seluruh akses yang ada di Jepang.”Sedangkan Negara Jepang sendiri diberikan plakat dan CD potensi Tuba, berikut kain tapis yang menjadi ciri khas Daerah Lampung,” jelasnya kepada Fokus. Ada beberapa tempat yang dikunjungi, lanjut Suharyo, seperti ke CANON UNIVERSITY. Dari kunjungan ke Universitas tersebut, terjalinlah kerjasama untuk melakukan pertukaran mahasiswa untuk mengambil S-2 di Kota Jepang. Namun, kata dia, ada syarat yang harus dipenuhi. Karena bagi mahasiswa yang akan kuliah disana minimal harus mengerti bahasa Jepang dan Inggris. Selanjutnya, dalam kunjungan ke Walikota Negara itu, didapat pola bagaimana cara pengembangan kota (city sister). Sedangkan ketika berkunjung ke mesium gempa di sana, didapat pemahaman cara menanggulangi atau langkah-langkah yang ditempuh ketika terjadi gempa.”Kunjungan ke beberapa tempat itu, Alhamdulilah semuanya mendapatkan respon,” bebernya, seraya menambahkan bantuan hibah itu berupa alat-alat medis, pemadam kebakaran dan alat-alat pertanian. ek

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda