17 Maret 2009

Curah Hujan Tak Menentu, Petani Kakao Merugi

FOKUS- Dampak dari curah hujan yang terlalu tinggi pada masa musim panen buah kakao tahun ini, tak pelak membuat para petani kako merugi. Bahkan, buah kakao yang diharap menghasilkan produksi maksimal dalam setiap musimnya, kini tinggal harapan belaka. Kok bisa? Sebab buah kakao mengalami kebusukan sebelum tua. Seperti yang dialami salah satu petani kakao, Suparno, asal Desa Labuhan Maringgai, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, saat ditemui Fokus di kebunnya, Kamis (5/3) pekan lalu. Suparno mengatakan, buah dari tanaman kakao pada kebun miliknya pada musim kali ini hampir disetiap batang buahnya mulai membusuk sebelum tua. Kendati segala cara seperti yang diinstruksikan penyuluh pertanian untuk menanggulangi pembusukan buah sudah ia lakukan, namun hal itu tidak juga berhasil. ”Malahan tetap saja nihil,” keluhnya. Apalagi, lanjut Suparno, curah hujan yang terlalu tinggi pada tahun ini membuat dirinya dan para petani kakao lainnya tidak bisa berharap banyak. Karena selain buahnya membusuk, buah kakao menjadi tidak terlalu lebat. Ditambah lagi, buah mengalami kerontokan, baik yang sudah tua maupun yang masih muda. ”Jika kakao terserang busuk buah, sudah dipastikan petani merugi. Sebab tidak dapat mencukupi biaya produksi seperti untuk pembelian pupuk yang sekarang harganya tinggi. Belum lagi biaya lain untuk proses pemanenan buah kakao,” ungkapnya. Namun dia berharap, mudah-mudahan dalam minggu-minggu kedepan ini, curah hujan mulai dapat berkurang. Sehingga sinar matahari dapat terserap batang kakao, agar buah kakao yang masih tersisa dapat dipanen sesuai dengan harapan.”Yang dilakukan saat ini berdoa dan berdoa saja,” katanya. Suparno juga berharap, Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Perkebunan dan Kehutanan dapat mengatasi penyakit busuk buah pada tanaman kakao petani. ”Agar besok-besok tidak ada lagi penyakit ganas yang bakal menyerang tanaman buah kakao,” pintanya. Sementara, Mochammad Solih, Staf Bina Program Dinas Perkebunan Kehutanan Lampung Timur, menjelaskan kepada Fokus, terjadinya busuk buah kakao akibat curah hujan yang tinggi. Bahkan, menurut dia, pihaknya telah melaksanakan program Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Dimana langkah awal program ini, pertama pangkas daun supaya buah kakao terkena sinar matahari dan masuknya udara, dan kedua membuat saluran air sehingga air hujan tidak mandek dilingkungan pohon kakao, dan yang ketiga membersihkan kotoran yang ada dilingkungan tersebut. Disamping itu, jelasnya, jika terdapat dalam pohon buah kakao yang terserang penyakit busuk buah, maka itu harus segera diambil. ”Sebab apabila tidak segera diambil, maka penyakit tersebut akan dengan cepat menular pada buah yang lainnya,” kata Solih. Tidak hanya itu, lanjut Solih, cara lain menanggulanginya, yakni setelah buah kakao yang terserang penyakit busuk buah diambil, sesegera mungkin dibakar.”Sebab kalau ditimbun dan tidak segera dibakar, maka masih saja akan menular dengan buah yang lain. Karena penyakit tersebut sangat luar biasa,” imbuhnya. hm

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda