20 November 2008

Melongok SDN Kecil Di Kaki Gunung Rajabasa

FOKUS – Di kaki Gunung Rajabasa, Kalianda, Lamsel, terdapat sebuah sarana pendidikan dasar. Itulah yang dikenal dengan sebutan SDN Kecil. Sekolah dasar yang berada di Desa Babulang ini, tiga lokal bangunannya relatif masih bagus, namun bila dilihat secara detail, bangunannya sudah banyak keropos dan hampir semua ruangan bocor. SDN Kecil di kaki Gunung Rajabasa ini berposisi tempuh tiga kilometer dari Desa Babulang, dengan kondisi jalan menanjak dan 13 Km dari pusat ibukota kabupaten. Sekolah ini merupakan rintisan Budiman Yakub pada tahun 1997 dan setahun kemudian mulai menerima murid setelah diresmikan sebagai sekolah negeri. Saat itu, Budiman Yakub bertindak sebagai kepala sekolah, guru sekaligus penjaga sekolah. “Untuk ke lokasi sekolah, sangat sulit. Tiga kali naik-turun saja, kita harus ganti sepatu dan rem motor,” kata Budiman mengenang masa-masa perjuangannya. Ia mengakui, banyak guru yang menolak ditugaskan di SDN Kecil karena lokasinya yang sulit dijangkau, selain melalui perkebunan rakyat dengan luas puluhan hektar, juga jalannya terjal. Namun, keberadaan SDN Kecil itu, kata Budiman Yakub yang kini menjabat kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Kalianda, disambut gembira dan membawa harapan baru bagi warga sekitar, mengingat mereka jika akan menyekolahkan anaknya relatif jauh dari Desa Babulang serta desa tetangga yang ada di kaki Gunung Rajabasa. Jumat (13/11) siang, Fokus melongok ke SDN Kecil tersebut, diantar Pengawas TK/SD Cabang Dinas Kalianda, Jahri Yahya, SPd. Kenyataan membuktikan, sekolah ini memang perlu mendapatkan bantuan DAK pada tahun anggaran 2009, sebelum kondisi bangunannya lebih parah dan membawa bencana. Sekolah dasar di kaki gunung ini sekarang memiliki 43 murid dengan enam guru, dua diantaranya lulusan S-1, selebihnya tenaga honorer. Ironisnya, sejak berdiri 1997 silam sampai saat ini, belum ada satupun pejabat mulai dari kepala desa setempat, camat, kepala Dinas Pendidikan maupun Bupati yang pernah menengok SDN Kecil di Desa Babulang ini. Padahal, sejak tiga tahun terakhir jalan menuju ke sana sudah mulus. Sangat beda ketika Budiman Yakub merintisnya 11 tahun silam. Perlu Bantuan
Nasib guru di SDN Kecil sebelum dua tahun silam sebenarnya cukup baik, karena mendapat insentif dari pemerintah pusat. Tapi kini, sulitlah kehidupan mereka. Hal ini diakui dua guru; Eliya Mardiana dan Nurhayani. Terang-terangan para guru yang bertugas ditempat ini juga mengaharap kepada Bupati Wendy Melfa dapat membantu pengadaan listrik. Karena, “Kalau kami membeli, kondisi keuangan sekolah sangat tidak memungkinkan,” kata Ratnawati, SPd. Selain itu, masalah air bersih juga sangat sulit. Pihak sekolah berupaya membeli pompa air, namun terhambat karena belum ada listrik PLN, meski jaringan ke pedukuhan setempat sudah ada. Taryono, guru yang menempati rumah dinas, mengaku, kondisi rumah yang didiaminya cukup memprihatinkan, selain tiang kayu sudah sebagian besar keropos, juga bagian atap, bocor. “Otomatis plafon juga hancur akibat setiap hujan bocor,” kata dia seraya berharap melalui DAK, rumah dinasnya dapat direhab. Satu hal lagi, kata Ratnawati mewakili dewan guru yang bertugas di sekolah ini, mereka minta agar tenaga pengajar yang ada dan sudah bertugas lama di SDN Kecil bisa diangkat sebagai PNS, mengingat mereka sudah mengabdi dan merasakan suka-dukanya bertugas didaerah terpencil. *Rutin Berkunjung Sementara Pengawas SD, Jahri Yahya, SPd, yang rutin berkunjung ke SDN Kecil menyatakan, dewan guru minta agar Dinas Kesehatan melakukan imunisasi, mengingat sejak dua tahun belakangan kegiatan kesehatan anak yang dulu dilakukan Puskesmas Kalianda, tak lagi ada. Alasannya, SDN Kecil masuk wilayah Kecamatan Penengahan, sehingga bukan tugas Puskesmas Kalianda memberikan imunisasi pada siswa sekolah itu. “Padahal, lokasi tanah SDN Kecil sejak beridiri sampai kini jelas dalam wilayah Desa Babulang,” kata Ratnawati, SPd. as

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda