20 November 2008

SDN UGU Rusak Berat

Didepan Hidung Pejabat Tuba Tak Pernah Dapat DAK KOMITMEN Pemkab Tuba dalam meningkatkan kualitas SDM masyarakatnya melalui pemenuhan sarana prasarana pendidikan, tampaknya perlu kian diseriusi. Pasalnya, SDN Ujung Gunung Udik (UGU) Menggala yang jaraknya hanya dua kilometer dari kantor pemkab, kondisinya justru rusak parah. Bangunannya yang terancam rubuh, bahkan salah satu ruang belajarnya bak kolam renang karena genteng bocor pun plafonnya dan air masuk saat hujan datang. Tragisnya, meski keberadaan SDN UGU ini bisa dibilang didepan hidung pejabat Tuba yang kalar-kilir melalui jalan depan sekolah, sarana pendidikan yang berdiri sejak 1955 ini tak pernah sekalipun mendapat dana alokasi khusus (DAK) bidang pendidikan. Kondisi bangunan yang parah itu berbuntut kecilnya minat orang tua menyekolahkan anaknya di sekolah dasar tersebut. Buktinya, kini SDN UGU hanya memiliki 80 siswa saja, dengan perincian kelas I terdapat 19 siswa, kelas II, 14 siswa, kelas III: 17 siswa, kelas IV: 10 siswa, kelas V: 13 siswa, dan kelas VI hanya 13 siswa. Padahal, tenaga pengajarnya relatif banyak, ada 16 orang yang terdiri dari 14 PNS dan dua honorer. Kepala SDN UGU, Emasuri, AMd, menjelaskan, terakhir kalinya sekolah tersebut mendapat rehab pada 2001 silam. Selama ini sudah berkali-kali mengajukan permohonan bantuan rehab ke pemkab, namun sampai saat ini tak ada realisasi. “Kami juga nggak pernah mendapat DAK,” lanjutnya. Ia mengaku, dengan kondisi bangunan yang rusak berat dikhawatirkan setiap saat timbul musibah. “Terus terang saja, melihat kondisi bangunan seperti ini, kami khawatir sekali. Kan bisa saja mendadak ambruk. Apalagi kalau hujan, dipastikan ada kolam renang disini,” Emasuri menambahkan. Dikatakan, saat Dinas Pendidikan masih dipimpin Hotman Atiek, pihaknya pernah mengajukan permohonan bantuan renovasi. Pun era Hairi. Bahkan saat AA Syofandi masih menjadi wakil bupati, dirinya sempat meminta bantuan. Tapi, “Ya semuanya hanya janji, sampai saat ini tak ada realisasi,” tuturnya.
Tebang Pilih
Kondisi SDN UGU nan memprihatinkan itu membuat salah satu wali murid, Marwan, mengharapkan pemkab khususnya Dinas Pendidikan lebih jeli dalam mengucurkan dana bantuan. Ia mengkritik kinerja Dinas Pendidikan yang lebih memprioritaskan sekolah-sekolah di kampong dan pelosok dalam menyalurkan DAK, sementara yang ada didepan mata dan di ibukota kabupaten malah tidak dilirik. “Ini namanya tebang pilih. Masak yang dipelosok diperhatikan yang didepan mata dilewatkan,” ucap dia. Menurut dia, ada indikasi pemberian DAK untuk SD/MI dipelosok itu memang sebagai “mainan” para oknum guna dapat me-mark up biaya untuk memperoleh keuntungan pribadi. “Kalau dipelosok kan nggak mudah dipantau wartawan dan LSM, sedang di Kota Menggala pasti gampang diketahui, maka itu DAK mayoritas diberikan ke sekolah dipelosok. Akibatnya, SD di Menggala ya hancur-hancuran kondisinya,” Marwan menambahkan. ek

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda