18 Januari 2009

Pemilu 2009 Rawan Kecurangan

Teropongan Politik Munatsir Amin PESTA demokrasi memilih calon anggota legislatif di semua tingkatan akan digelar 9 April mendatang. Seiring dengan keputusan MK bahwa suara terbanyak sebagai pemenangnya, sontak suasana di partai-partai pun gerah. Pasalnya, nomor urut tak lagi jadi jaminan. Terkait dengan hal ini, Drs Hi Munatsir Amin, politisi senior yang juga caleg DPRD Lampung Selatan dari Partai Golkar melalui daerah pemilihan 5 (Kecamatan Tanjungbintang, Tanjungsari, dan Jati Agung) menyampaikan teropongan politiknya dalam wawancara dengan Fajrun Najah Ahmad dari Fokus, Sabtu (17/1) siang. Apa saja kata tokoh pramuka yang telah puluhan tahun bertahan sebagai kader Partai Golkar itu? Berikut petikannya: Bagaimana Anda melihat pemilu 2009 nanti? Kalau kita ibaratkan pemilu itu sebagai arena perang terbuka, maka yang akan kita dapati adalah siapa lawan siapa?. Jadi Anda menilainya sebagai ajang peperangan, begitu? Iya, benar seperti itu. Buktinya? Ya pemilu nanti akan menjadi arena perang antar partai, perang antar caleg, perang visi misi, perang meraih simpati rakyat, perang strategi, perang taktik, perang atribut, sampai ke perang urat syaraf, dan lain-lainnya. Dan namanya saja perang, kalau tidak membunuh ya dibunuh. Sampai sejauh itu? Dalam konteks politik lo ya, bukan bunuh beneran. Bunuh-membunuh dalam politik itu kan biasa saja. Contohnya? Ya, dibunuh karakter pesaingnya, dibunuh track record-nya, dibunuh kesempatannya, dibunuh visi-misinya. Ya, yang namanya perang itu kan memang kejam, bunuh-membunuh itu-lah isinya. Tapi saya mengharapkan, kalaupun perang mbok ya jangan sampai perang tanpa aturan. Maksud Anda? Yang namanya perang beneran saja kan ada aturannya, yaitu aturan hukum, aturan etika dan estetika, aturan adat istiadat budaya, aturan kebiasaan, dan lain-lain. Kalau aturan-aturan itu dilaksanakan dengan baik, maka akan muncul pemenangnya sebagai pemenang sejati, bukan pemenang dari hasil kecurangan, bukan hasil rekayasa. Demikianlah harapan saya pada pelaksanaan pemilu legislatif nanti. Menurut pandangan Anda, apakah pemilu nanti rawan kecurangan? O kalau itu sudah pasti-lah! Rentan sekali dengan praktik-praktik kecurangan, juga rentan dengan pelanggaran atas aturan yang sudah disepakati. Kalau kecurangan dan pelanggaran itu terjai, maka sudah pasti akan terjadi konflik antar partai, internal partai dan konflik caleg. Jadi kerawanan itu benar-benar besar dong? Sudah pasti itu! Bayangkan saja, sekarang kan ada 38 partai, nah itu baru partainya. Belum calegnya, yang jumlahnya ribuan orang. Maka menurut pandangan saya, konflik itu tak bisa dihindari, tentunya jika kita tidak konsisten memegang aturan dan ketentuan yang telah disepakati. ***

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda