15 September 2008

Jalan Blambangan Umpu-Kasui Rusak Parah

Padahal Belum Genap Enam Bulan Direhab
FOKUS - Belum genap enam bulan dilakukan rehab besar-besaran, kini jalan raya Blambangan Umpu–Kasui, Way Kanan, sudah hancur kembali. Diduga tambal sulam yang dilakukan rekanan pemilik CV Andika, tidak maksimal, bahkan terkesan asal jadi. Bisa dibilang, jalan milik provinsi yang baru dikerjakan rehabnya melalui anggaran Dinas PU Lampung itu, saat ini kondisinya rusak parah. Menurut penelusuran Fokus di lapangan, lubang-lubang yang semula ditambal, yang hanya dipertebal pasirnya, sekarang sudah mengelupas kembali. Bahkan lubang tersebut menganga kembali, karena tersiram hujan. “Bagaimana tidak rusak lagi kalau hanya tebal pasirnya saja, dan aspalnya cuma asal-asal saja. Kerja kayak begini kesannya daripada nggak aja. Ini belum genap enam bulan lo, sudah seperti semula lagi, hancur total,” kata Sahrial, seorang tokoh pemuda setempat, akhir pekan silam. Menurutnya, saat pengerjaan tambal sulam jalan tersebut, pada bagian lubang aspalnya tipis sekali. Bahkan setelah ditimbun batu koral, oleh pekerjanya tidak disiram aspal kembali. Sehingga ketika dilewati kendaraan dan terkena air, batu tersebut mengelupas kembali. “Aspalnya cuma tipis sekali di lubang-lubang itu, setelah itu dikasih batu, dan langsung disiram pasir tebal. Nggak ada disiram apsal lagi setelah ditimbun batu. Jadi bagaimana mau kuat,” ujarnya. Sahrial yang juga ketua LSM Topan RI, mengatakan, ketika musim hujan turun, maka pasir mengelupas dan batu-batu yang digunakan untuk tambal sulam, hanyut. Sehingga kondisi saat ini, jalan tersebut sangat memprihatinkan. “Pokoknya jalan sekitar 14 Km, dari simpang empat Blambangan Umpu sampai Kasui, sekarang sudah hancur lagi. Mereka itu (rekanan, red) asal-asalan mengerjakannya, kalau cuma seperti ini untuk apa buang-buang duit negara saja,” kata Sahrial. Rehab jalan yang menelan dana ratusan juta rupiah tersebut, sambung dia, seharusnya diperbaiki kembali karena sampai enam bulan merupakan masa pemeliharaan, dan sisa dana masih ada 10% lagi dari total dana proyek tersebut. “Harusnya Dinas PU provinsi turun ke lapangan melihat secara langsung, jangan hanya terima beres dibelakang meja. Apalagi ini kan masih tanggung jawab rekanan, karena masih dalam masa pemeliharaan,” kata dia. Sebenarnya, bukan hanya jalan Blambangan Umpu–Kasui saja yang kini kondisinya memprihatinkan, namun hampir semua jalan milik provinsi yang mendapatkan rehab juga amburadul. Seperti jalan Banjit–Kasui, dan juga Baradatu–Banjit. Hal ini, menurut Sahrial, karena lemahnya pengawasan. fa

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda