09 September 2008

Tunggu Keputusan KPU !

SEBAGIAN masyarakat Lampung kini resah terkait penyampaian hasil penghitungan cepat alias quick count atas pelaksanaan pilgub 3 September lalu. Pasalnya, acara yang ditayangkan secara live oleh Metro Tv itu dilakukan dalam waktu bersamaan dengan proses penghitungan suara di TPS. Bahkan beredar rumor, sejak pukul 11.00 WIB, prosentase suara bakal pemenang pilgub sudah sliweran dalam sms sampai di Jakarta. Sebagaimana diketahui, ada empat lembaga independen yang melakukan survei saat pilgub digelar, yaitu Lembaga Survei Indonesia (LSI), Lingkaran Survei Indonesia dan Jaringan Isu Publik (LSI-JIP), Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis), dan Rakata Institute Lampung. Keempatnya menempatkan pasangan Sjachroedin-Joko dengan perolehan suara antara 41-43% lebih, disusul pasangan Alzier-Bambang dengan range suara 19-23% lebih. Hebatnya, sebagaimana dilansir Syaiful Mujani, bos LSI dalam tayang langsung Metro Tv, Rabu (3/9) siang, pasangan Oedin-Joko menang di semua kabupaten/kota. Sontak hal itu memengaruhi proses penghitungan suara di banyak TPS berikut “perasaan” banyak orang. “Menurut pengamatan kami, dengan tayangan langsung quick count tersebut telah menimbulkan keresahan tersendiri di masyarakat. Karena itu, saya selaku Ketua DPRD Lampung mengimbau warga masyarakat agar jangan terprovokasi oleh hasil perhitungan cepat tersebut. Itu baru data awal. Tunggu saja keputusan KPU,” tutur Indra Karyadi, SH, Jumat (5/9) siang.
Apa lagi yang disampaikannya? Berikut petikan wawancara Fajrun Najah Ahmad dari Fokus dengan Ketua DPRD Lampung, Indra Karyadi, SH melalui telepon seluler. Anda menilai ada keresahan di masyarakat dengan diungkapkannya hasil quick count, bisa dijelaskan? Iya, saya menerima banyak sms juga telepon. Mayoritas warga menanyakan keakuratan data yang disampaikan saat penayangan langsung di sebuah televisi swasta waktu itu. Padahal, begitu kata mereka, pada saat penayangan itu, masih banyak TPS yang baru akan memulai penghitungan suara. LSI kan mengambil sampel di 400 TPS saja, sedang jumlah seluruh TPS lebih dari 13.000-an, mungkin yang mengadu pada Anda TPS-nya tidak termasuk yang diteliti? Ya, bisa saja demikian. Dan memang hanya 400 TPS yang menjadi sampelnya waktu itu. Tapi dampaknya luar biasa di masyarakat. Maksud Anda? Banyak warga yang sebelumnya berniat memilih menjadi urung. Padahal waktu masih ada karena belum pukul 13.00 WIB. Selain itu, petugas TPS menjadi kurang gairah lagi. Bahkan banyak yang menyampaikan keluhan dan keresahan pada saya karena saat penayangan dilakukan, belum waktunya TPS melakukan penghitungan suara. Jadi dari mana data didapat, begitu kata mereka. Syaiful Mujani di Metro Tv waktu itu sempat menjelaskan jika sampelnya kebetulan di beberapa TPS yang melakukan penghitungan lebih dulu, sebelum pukul 13.00, dengan alasan panitia melakukan penghitungan karena sudah tak ada lagi pemilih? Nah, itu saja sudah nggak bener. Aturannya, penghitungan suara dimulai pukul 13.00 WIB. Jadi tidak boleh dengan alasan apapun dimajukan waktu penghitungannya. Apalagi pada saat pemilihan, seluruh wilayah Lampung diguyur hujan sejak pagi, sehingga banyak pemilih yang memutuskan akan menggunakan hak politiknya menjelang waktu penghitungan. Jadi Anda tidak percaya dengan hasil quick count? Ini bukan soal percaya atau tidak. Kita semua tahu, yang menjadi sampel hanya di 400 TPS, bahkan lembaga survei selain LSI lebih sedikit lagi. Sebaliknya kita tidak tahu, TPS mana saja yang menjadi sampelnya itu, sehingga kita juga tidak tahu, apakah betul waktu itu penghitungan suara dimajukan karena sudah tidak ada lagi pemilih, misalnya. Hal-hal semacam ini menimbulkan pertanyaan di masyarakat. Dan akibatnya ada keresahan tersendiri.
Menurut Anda? Ya mari sama-sama kita tunggu hasil KPU. Karena lembaga itulah yang punya kewenangan memutuskan siapa pemenang pilgub kemarin. Masyarakat jangan terprovokasi dengan hasil quick count hingga seolah-olah itulah hasil yang sesungguhnya. Tunggu saja apa keputusan KPU. Quick count itu hanya data awal saja kok. Menurut estimasi Anda, masih terbukakah peluang dua putaran? Kalau bicara peluang, ya ada. Tapi sudahlah, tunggu saja nanti apa keputusan KPU. Jangan mendahului. ***

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda