15 September 2008

Mudjijana Kasih Tips Mengajar Yang Menyenangkan

FOKUS - Setiap guru diharapkan mampu menyajikan pelajaran yang menarik di depan kelas. Menarik dalam pengertian mudah dipahami oleh para siswa dan tidak membosankan dalam penyampaiannya sehingga tidak ada siswa yang mengantuk atau bolos karena dikelas guru mengajar dengan metode ceramah saja. Untuk bisa menyajikan pelajaran yang menarik, menurut Drs Mudjijana, kepala SMP Kartika II–2 Bandar Lampung, para guru perlu memahami berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar di kelas dengan mengemas bahan pelajaran dan menata proses belajar mengajar yang menyenangkan. “Apabila seorang guru telah melakukan proses belajar mengajar dengan pendekatan yang tepat, maka hasil yang dicapai tentu dapat membanggakan dan dengan sendirinya kualitas pendidikan akan meningkat,” ujar Mudjijana memberi tips mengajar yang menyenangkan. Menurut dia, tidak sedikit guru dalam melakukan tugas sehari–hari tidak mau bersusah payah mencari pendekatan yang cocok, malahan tenggelam dalam rutinitas mengajar yang didasarkan atas pengalaman dan kebiasaan, tanpa mengetahui betapa kompleks sebenarnya proses mengajar itu. Bagi Mudjijana, proses belajar dapat dibedakan menjadi tiga fase yaitu, fase informasi, fase tranformasi, dan fase evaluasi. Dalam proses belajar mengajar ketiga fase ini selalu ada yang menjadi masalah adalah berapa banyak informasi yang diperlukan agar dapat ditranformasikan kepada setiap siswa dengan baik. “Lama setiap fase tidak sama, hal ini tergantung pada motivasi murid belajar, minat, keinginan untuk mengetahui dan dorongan untuk menemukan sendiri,” ujar dia. Lalu diperlukan pendekatan requrces based learning. Pendekatan ini dimaksudkan sebagai proses belajar yang langsung menghadapkan murid dengan sumber belajar secara individual atau secara kelompok. Pendekatan ini bukan dengan cara konversional guru menyampaikan bahan pelajaran pada siswa. Ciri–ciri pendekatan ini, jelas Mudjijana, guru bukan merupakan sumber belajar satu–satunya, tetapi siswa dapat belajar yang khusus, bahkan diluar sekolah/halaman sekolah. Pendekatan lain tentang belajar tuntas (mastery learning), dengan pola ini apa yang diajarkan hendaknya dipahami sepenuhnya oleh semua anak, bukan hanya oleh beberapa orang siswa saja. Mastery learning diharapkan mampu mengembangkan minat dan sikap positif terhadap pelajaran dan ilmu yang diberikan kepada siswa kelak akan terus belajar sepanjang masa. “Setiap pendektan yang kita pilih pasti mengandung kelebihan dan kekurangan,karena pada hakekatnya tidak ada metode pembelajaran yang sempurna. Pendekatan dengan segala idealisme ngabdi dan sarana yang belum memadai, maka hasil yang maksimal tidak akan terwujud, karena itu sebagai guru harus pandai–pandai berinovasi menyikapi segala realitas yang dijumpai dalam pelaksanaan KBM,” pesan dia. hp

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda