01 September 2008

Tokoh Pendidikan Ngelencer Ke Australia

FOKUS – Diam-diam, beberapa waktu lalu beberapa tokoh pendidikan di Provinsi Lampung ngelencer ke Australia. Kegiatan berbungkus studi banding selama satu pekan itu didanai Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, dengan peserta ketua MKKS SMP dan SMA/SMK, serta beberapa guru senior. Drs Hariyanto, MSi, ketua Ketua MKKS SMP yang mengikuti acara itu mengakui, pendidikan di Australia didasarkan usia anak, baik itu dari TK, SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Sedang program pembelajaran bagi siswa yang berprestasi didasarkan atas kemampuan individu yang dinilai oleh guru bidang studi untuk berhak mencapai suatu tingkatan kelas. Jadi, “Tidak seperti program yang diterapkan di negara kita, tetapi secara otomatis bagi siswa yang mampu menyelesaikan program pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum ia berhak mendahului teman lainnya,” urai dia. Tentang peran komite sekolah di negeri Kanguru itu, Hariyanto menjelaskan, perannya mencarikan dana pendidikan yang berasal dari donatur perusahaan dan merancang program pendidikan sebagai bahan untuk kegiatan proses belajar mengajar. “Jadi para orang tua murid tidak mendapat beban biaya pendidikan anak-anaknya yang bersekolah. Dana pendidikan selain bersumber dari para donatur juga dari pemerintah yang berasal dari pajak kekayaan warga negaranya,” kata Hariyanto sambil menjelaskan berdasarkan pengamatannya saat ngelencer ke Australia bahwa sebenarnya penduduk negara itu tidak ada yang kaya raya seperti di Indonesia, karena semakin kaya juga semakin besar pajak kekayaannya. Sementara Drs Sobirin, Ketua MKKS SMA yang juga ikut studi banding, menyatakan, penduduk Australia tidak menumpuk harta tetapi sejahtera, berarti korupsi tidak berlaku di negeri itu. hp

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda