20 Oktober 2008

Suwondo Langsung Eksis

Unila Kembangkan Program KKN Tematik
KIPRAH DR Suwondo, MA lima tahun belakangan di masyarakat dengan menjadi anggota KPU Lampung, ternyata langsung berlanjut begitu lengser dari lembaga pelaksana pemilu tersebut dan kembali ke kampus. Selasa (14/10) lalu ia dilantik menjadi Ketua Bidang Kuliah Kerja Nyata (KKN) Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Lampung. Kembalinya doktor politik itu ke kampus Unila dan langsung eksis dengan mengetuai aktivitas kemahasiswaan yang bersentuhan langsung dengan kemasyarakatan, tentunya sesuatu yang layak dibanggakan. Pasalnya, selama lima tahun terakhir, program KKN di perguruan tinggi negeri kebanggaan masyarakat Lampung itu kegiatan KKN telah dihentikan. Apakah digulirkannya kembali program KKN di Unila demi “memberi tempat” bagi DR Suwondo, MA yang sehari-hari dosen Fisip itu? “Saya kira tidak begitu-lah. Pimpinan Unila tentunya memiliki penilaian dan pertimbangan sendiri mengapa program KKN dihidupkan lagi, termasuk mengapa saya yang dipercaya untuk memulainya kembali,” ucap Suwondo di kediamannya akhir pekan kemarin. Apa dan bagaimana aktivitas barunya di Kampus Unila terkait digulirkannya lagi program KKN mulai tahun 2008 ini? Fajrun Najah Ahmad dari Fokus mewawancarai Suwondo, berikut petikannya: Jarang-jarang lo dosen yang cukup lama berkiprah diluar kampus begitu masuk dipercaya memegang sebuah lembaga kegiatan kemahasiswaan, menurut Anda apa alasannya pimpinan Unila langsung memberi kepercayaan begitu besar saat Anda back to campus? Wach, saya tidak tahu apa alasan pimpinan dalam hal ini. Yang pasti, saya diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghidupkan lagi program KKN yang selama lima tahun terakhir hanya menjadi program pilihan bagi mahasiswa. Tentunya saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada pimpinan universitas yang memberi kepercayaan kepada saya. Menurut pandangan Anda, apakah program KKN masih relevan untuk dihidupkan kembali? Saya kira ya tetap relevan, bahkan mutlak diperlukan, karena mahasiswa bukan hanya dituntut untuk pandai dalam berteori tetapi juga mampu memberi solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Istilah “Menara Gading” yang menempatkan mahasiswa seakan-akan hanya bisa berteori tapi tidak tahu dan memahami bagaimana praktik di masyarakat, harus dihapus. Dan dalam konteks mendekatkan keilmuan dengan realitas sosial kemasyarakatan itulah maka program KKN dihidupkan kembali di Unila. Tentu setelah melalui pengamatan dan penilaian yang panjang hingga Unila kembali menghidupkan program KKN, begitu? Sudah barang tentu demikian. Saya sendiri tidak mengikuti prosesnya. Yang pasti, kami menyadari bahwa ketidakseimbangan ilmu dan praktik menyebabkan pisau ilmu mahasiswa menjadi kurang tajam dalam memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat. Dan setelah dilakukan evaluasi, diputuskan program KKN kembali digulirkan. Konkretnya mulai kapan? Jadi begini, sebenarnya kebijakan pimpinan universitas untuk menghidupkan kembali program KKN sebagai kegiatan wajib mahasiswa telah dikenakan bagi mahasiswa angkatan 2008 ini. Kebetulan, saya kembali ke kampus, dan menurut penilaian pimpinan, saya mungkin dinilai salah satu dari sekian banyak yang mampu mengembangkannya lagi. Jadi ya itu tadi, saya dipercaya menjadi ketua bidang KKN LPM Unila. Apakah polanya tetap sama dengan KKN yang dulu? Tentu saja tidak. Program KKN yang sekarang adalah program KKN Tematik. Maksudnya? Tema KKN yang ditawarkan kepada mahasiswa disesuaikan dengan persoalan krusial di masyarakat. Dalam konteks pola KKN seperti ini, sebelum menerjunkan mahasiswa ke masyarakat, kami akan mengerahkan staf ahli untuk turun ke daerah-daerah, menggali potensi dan permasalahan krusial yang terjadi di masing-masing daerah. Langkah selanjutnya? Dari langkah itu, kita akan petakan persoalan-persoalan krusial di masing-masing daerah, dengan demikian mahasiswa yang akan kita turunkan KKN di wilayah itu disesuaikan dengan masalah yang ada di wilayah tersebut. Misalnya? Bagi suatu daerah yang sedang menghadapi persoalan hukum, maka mahasiswa yang diterjunkan dan menjadi leader pada program KKN adalah mahasiswa fakultas hukum. Atau suatu daerah yang memiliki potensi pertanian yang belum terolah secara optimal misalnya, maka yang akan kita turunkan adalah mahasiswa fakultas pertanian. Jadi programnya terarah dengan melibatkan mahasiswa secara maksimal, begitu? Iya, arahnya memang begitu. Program KKN Unila ke depan tidak akan dilakukan secara masal seperti yang dulu-dulu. Mahasiswa yang diterjunkan disesuaikan dengan tema yang ada. Dengan pola itu berarti aksi mahasiswa di masyarakat lebih optimal? Sudah pasti itu. Sebab, kita memang tidak ingin mahasiswa terjebak dengan KKN formalitas yang melulu hanya masalah fisik, seperti membuat plang nama, selanjutnya luntang-lantung tidak jelas apa kegiatannya. Kita nggak lagi akan semacam itu. Target pola KKN Tematik itu apa? Program KKN Tematik ini lebih mengasah kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah. Disini mahasiswa belajar menyampaikan ide dan gagasan ditengah-tengah masyarakat sebagai solusi terhadap sebuah masalah. Jadi targetnya ya mahasiswa benar-benar menyatu dan memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi masyarakat, itu sebabnya yang kita terjunkan pun disesuaikan dengan persoalan yang ada di masyarakat. ***

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda