18 Januari 2009

Bertekad Merubah Dari Dalam

Hasanuddin Z Arifin Caleg Unggulan PAN MENJADI caleg yang diusung PAN untuk DPRD Lampung Selatan melalui dapil Tanjungbintang, Tanjungsari, dan Jati Agung, membuat tapakan karier politik Hasanuddin Z Arifin, kian bersinar. Pria low profile kelahiran 25 Mei 1962 ini bertekad merubah hal-hal yang tak prorakyat dari dalam sistem. Hasanuddin Z Arifin yang dilahirkan di desa transmigrasi di Kecamatan Wayjepara, Lampung Timur, ini dibesarkan dalam lingkungan pesantren dan pendidikannya semua berbasis madrasah: ibtidaiyah dan tsanawiyah di Wayjepara, madrasah aliyah di Kota Metro, dan terakhir di Fakultas Ushuluddin Universitas Darul Ulum Jombang, sambil mondok di pesantren di Jawa Timur itu. Sejak ibtidaiyah, hobi membaca, dan mulai belajar menulis ketika di sekolah menengah. Karena itu, dunia jurnalistik menjadi pilihan karier setelah dewasa. Dimulai sebagai koresponden Surabaya Post di Jombang, kemudian menjadi editor buku di Penerbit Al Ihsan Surabaya. Tahun 1986, Hasan –begitu ia biasa disapa- pulang ke Lampung dan langsung mengelola dua yayasan pendidikan di Brajaharjasari, Wayjepara, Lampung Timur, yang menyelenggarakan pendidikan TK, MI, MTs, MA, SMP, dan SMA. Kedua yayasan pendidikan tersebut kini masih eksis dan dikelola oleh adik-adik dan keluarga besarnya. Pada tahun 1993, ia pindah ke Bandar Lampung dan menjadi wartawan Lampung Post sampai tahun 1999, lalu wartawan Trans Sumatera (1999-2001), dan sekarang menjadi Pemimpin Redaksi Koran Bandarlampung News. Selain bekerja di koran umum, juga ikut mengelola Buletin Asah Asih Asuh milik Dinas Pendidikan Provinsi Lampung (1996—2002), dikontrak untuk mengelola Buletin Tawon milik PT Gunung Madu Plantations, dan sekarang menggarap Tabloid dan Majalah Media Agro 7 milik PT Perkebunan Nusantara VII (Persero). Hasan juga menulis sejumlah buku bacaan fiksi, antara lain antologi cerpen Guru Juned dan Jurkam yang diterbitkan Dinas Pendidikan Lampung (2005), buku agama; antara lain Mencari Petunjuk Menuju Takwa (Al Ihsan, Surabaya, 1991), buku biografi Kerja dan Perjuangan KH Arief Mahya (2005), dan Setengah Abad Alzier (2007). Organisasi yang selama ini diikuti, antara lain; Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan pernah tercatat selama dua periode menjadi Pengurus Dewan Kesenian Lampung, yaitu periode 1996—2000 sebagai bendahara dan 2000—2004 sebagai wakil sekretaris. Kini juga menjabat sebagai salah satu wakil sekretaris di DPW PAN Lampung. “Selama bertahun-tahun menjadi pewarta, mata dan hati saya terbuka, ternyata masih begitu banyak ketimpangan di masyarakat yang diakibatkan tidak meratanya pelaksanaan pembangunan. Selain itu, sangat banyak penyimpangan akibat kurangnya pengawasan. Karena itu, saya berniat ikut melakukan perubahan dari dalam sistem,” kata Hasanuddin menegaskan niatnya sebagai caleg. Kini tinggal di Perumnas Waykandis, Bandar Lampung, bersama istri dan empat anak, caleg PAN ini selain sibuk menulis untuk koran dan novel, juga aktif mengelola jemaah pengajian serta sedang merintis usaha di bidang perkebunan karet sebagai investasi masa depan. Tentang tekadnya jika terpilih menjadi anggota Dewan, ia menyatakan: “Saya akan mengoptimalkan tiga tugas dan fungsi anggota legislatif, yaitu dalam bidang anggaran, legislasi, dan pengawasan.” Hanya itu? “Saya juga akan berupaya agar anggaran pembangunan bisa merata. Semua wilayah harus mendapat sentuhan. Selama ini masih banyak desa yang tertinggal dan tidak pernah memperoleh alokasi anggaran APBD, sementara di wilayah lain terdapat desa yang alokasi pembangunannya melimpah,” sambung dia. Sesuai dengan latar belakangnya yang selama ini terus memberikan kontrol sosial kepada masyarakat, Hasan berjanji akan mengoptimalkan pengawasan, termasuk membuka akses informasi yang seluas-luasnya kepada masyarakat. bf

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda