16 Januari 2009

Gebrakan Satono Awal 2009

MESKI tengah menghadapi kasus serius, yakni terancam hilangnya uang rakyat Lampung Timur sebesar Rp 107 miliar yang ditaruh di Bank Tripanca, Bupati Satono tampaknya tetap concern dalam menjalankan tugasnya membawa kemajuan bagi kehidupan rakyatnya. Setidaknya ia telah menyiapkan beberapa gebrakan diawal tahun 2009 mendatang.
Apa saja gebrakan Satono yang belakangan kalang-kabut didera persoalan Bank Tripanca dan terancam di-impeach DPRD Lamtim, yang dapat dibilang sebagai Kado Istimewa memasuki 2009 bagi rakyat setempat? Yang pertama, program bebas KTP/KK. Kedua, pembebasan biaya sekolah mulai tingkat SD hingga SLTA negeri. Ketiga, subsidi benih unggul padi dan jagung, dan keempat, tambahan insentif perangkat desa, BPD dan kadus, para guru, PPL Pertanian dan paramedis tertentu.
Begitu hebatnya gebrakan Satono? Dengan merendah ia menjawab bahwa sebagai pemimpin sudah menjadi kewajibannya memberikan yang terbaik bagi rakyatnya. “Memimpin adalah mengayomi dan melayani setulus hati,” ungkap suami Hj Rice Megawati ini dengan ramah.
Terlebih lagi, menurutnya, Al-Qur'an juga dengan jelas memberikan tuntunan. la juga mengutip salah satu ayat dalam Al-Qur'an yang menyebutkan bahwa barang siapa yang diserahi tugas untuk mengurusi orang banyak dan melakukannya dengan baik, maka Allah juga akan memelihara orang itu. Sebaliknya, jika dalam mengurus orang banyak itu ia merusak atau membawa orang-orang pada hal-hal jelek, maka dengan sendirinya pemimpin itu akan menerima ganjarannya.
Peduli Kebudayaan
Selama ini, Hi Satono juga dikenal sebagai pemimpin yang peduli terhadap kebudayaan. Bahkan diantara sedikit pejabat yang nnenggeluti dunia seni, dia tergolong serba bisa (far-excellent). Sebut saja, selain sebagai Ki Dalang, dia juga dikenal sebagai penulis lagu, penyanyi, music arranger, hingga sebagai aktor (sinetron dan film) yang potensial.
Bila ditelisik dari art portofolio-nya, khususnya ranah pewayangan, jauh sebelum menjahat Bupati Lamtim, Satono telah menjadi "Ki Dalang" yang handal. Sudah ratusan kali pagelaran wayang kulit yang dipentaskannya. Semenjak menjabat Sekdakab Lampung Timur hingga kini tiga tahun kepemimpinannya selaku Bupati Lamtim, boleh dikatakan hampir semua desa di Lampung Timur telah nanggap Ki Dalang Satono.
Metode Satono yang menyambangi dan berkomunikasi dengan rakyatnya sembari ngedalang, dinilai merupakan pendekatan (approach) yang pas dengan kultur masyarakat Lampung Timur yang notabene mayoritas suku Jawa. Di satu sisi masyarakat terhibur mendapat pertunjukan wayang gratis, maklum saja untuk nanggap Ki Dalang butuh biaya jutaan, bahkan untuk kategori Ki Dalang kondang sekelas Ki Dalang Satono bisa membutuhkan biaya puluhan juta.
Sementara pada dimensi lainnya, melalui ngedalang mempermudah bagi Satono menyampaikan kebijakan (policy) maupun program kerjanya selaku bupati. Boleh dikatakan melaiui ngedalang Satono bisa secara ajeg dan natural berkomunikasi dengan rakyatnya. Di saat pagelaran wayang kulit-lah Satono lebih leluasa berinteraksi dengan rakyatnya, karena masyarakat tidak perlu melewati aturan protokoler yang ribet ketat –dan bertele-tele- hanya untuk berkomunikasi dengan bupatinya. Itulah sebabnya beberapa program unggulan yang berorientasi pada peningkatan dan upaya memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) bagi seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Lampung Timur bisa selalu dipantaunya. hm

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda