16 Januari 2009

PPI Kualapenet Mubazir

LSM Jaringan Pemberantasan Korupsi Lamtim Buka Suara
SUNGGUH memprihatinkan. Dana Rp 3 miliar yang berasal dari DAK tahun 2006 untuk membangun pusat pelelangan ikan (PPI) Kualapenet, Labuhanmaringgai, Lampung Timur, ternyata tak membawa manfaat sama sekali. Proyek tersebut bisa dibilang mubazir. Kenapa? Belum lagi PPI Kualapenet digunakan, kini konstruksi gedungnya sudah banyak yang rusak. “Ada kesan proyek ini pengerjaannya asal jadi,“ kata Yos Sudarso, ketua LSM Jaringan Pemberantasan Korupsi (JPK) Lamtim, akhir pekan kemarin. Yos Sudarso menilai, pembangunan proyek tersebut tidak memihak kepada kepentingan rakyat, akan tetapi sebaliknya malah menguntungkan oknum tertentu saja, utamanya mereka yang terlibat didalamnya. “Kami menduga, pengerjaannya tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB),“ jelasnya sambil mencontohkan, pelaksanaan pengerukan dasar laut di PPI dilakukan asal-asalan, yakni menggunakan mesin penyedot pasir, sementara dalam RAB pengerukan harus menggunakan kapal tongkang. Akan halnya dengan rel doking, yang merupakan alur kapal ketika hendak naik dan melakukan perbaikan pada kapal, hanya dibuat menggunakan besi bekas. Akibatnya, rel doking tersebut rusak sebelum sempat digunakan. “Proyek PPI itu hanya untuk bagi-bagi kue pembangunan saja, tanpa azas manfaat,“ masih kata Yos Sudarso. Tudingan tersebut dialamatkan kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Lamtim, selaku pengelola kegiatan proyek. “Ada empat tahapan kegiatan, yakni pengerukan, perbengkelan, pengedokan, dan rumah dinas, dengan total anggaran Rp 3 miliar, sayangnya dana sebesar itu tidak bisa dimanfaatkan,“ imbuhnya. Sayangnya, sampai berita ini diturunkan belum didapat konfirmasi dari dinas terkait. Namun kabarnya, beberapa elemen masyarakat akan bergerak untuk meminta pihak berwenang mengusut tuntas proyek pembangunan PPI Kualapenet yang diduga menyimpang dari perencanaan tersebut. hm

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda