28 Juli 2008

33 Tanah Dari Hibah

DIUMUMKANNYA harta kekayaan pasangan calon gubernur-wakil gubernur peserta Pilgub Lampung oleh KPU, Kamis (24/7) siang, ditanggapi beragam. Apalagi secara nyata terungkap jika Drs Hi Sjachroedin ZP, cagub besutan PDI-P, merupakan tokoh terkaya dengan jumlah harta Rp 21.492.036.661 plus 77.638 USD. Rumor tak sedap pun segera merebak. Oedin –begitu panggilan akrab mantan Gubernur Lampung itu- diisukan macem-macem dengan adanya lonjakan harta kekayaan sebesar Rp 20,705 miliar dari Rp 1.495.500.00 pada 16 Desember 2003 menjadi Rp 21.492.036.661 sampai 29 April 2008 tersebut.
Sadar akan lonjakan harta luar biasanya dalam kurun waktu lima tahun terakhir, menurut kabar yang berkembang, Oedin sempat menyampaikan “keberatan” bila KPU mengumumkan harta kekayaannya sesuai dengan yang telah disetujui KPK pada 27 Mei 2008 tersebut.
Hanya saja, KPU tetap melakukan publikasi, dengan landasan pasal 58 huruf i UU No 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua UU N0 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Apalagi meruntut surat KPK, sehari setelah hasil pemeriksaan LHPN diterima, KPU berhak mengumumkannya. Terkait dengan hal ini, KPU Lampung menayangkan harta kekayaan peserta pilgub selama satu bulan di kantor komisi tersebut, di Jl Jend Sudirman, Bandar Lampung.
Lalu benarkah rumor yang berkembang –dan menjadi isu black campaign- jika Oedin menjadi kaya raya karena menjabat Gubernur Lampung sejak 2 Juni 2004 sampai 2 Juli silam? Jika menelisik pengumuman harta kekayaan penyelenggara negara yang dikeluarkan KPK, yang datanya diproses oleh Direktorat Pendapatan dan Pemeriksaan LHKPN dan ditandatangani direkturnya; Muhammad Sigit, dan diketahui Plt Deputi Bidang Pencegahan, M Syamsa Ardisasmita, tertanggal 27 Mei 2008, terungkap dengan nyata jika Oedin kaya bukan karena menjabat gubernur.
Oh ya? Begitulah kenyataannya. Misalnya saja, untuk kekayaan harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan yang jumlahnya 38 item, perolehannya sejak 1972 sampai 1997. Hanya saja, pada saat penyampaian status laporan tertanggal 16 Desember 2003 silam, dari kesemua itu hanya dua item saja yang tercantum, dengan nilai Rp 550 juta, sedang saat ini keseluruhannya terdata dengan nominal Rp 19.927.004.000.
Dan dari 38 item harta berupa tanah dan bangunan tersebut, 33 diantaranya berasal dari hibah. Yang hasil sendiri hanya ada lima, yaitu; tanah dan bangunan seluas 334 m2 dan 200 m2 di Kota Bandung yang diperoleh sejak 1998 sampai 1990, tanah seluas 12.500 m2 di Pangkal Pinang yang diperoleh tahun 1997, tanah seluas 10.000 m2 di Bandar Lampung yang diperoleh tahun 1997, tanah seluas 20.000 m2 di Bogor, dan tanah seluas 27.000 m2 di Pangkal Pinang yang diperoleh tahun 1997.
Berdasarkan data KPK tersebut, selama menjadi Gubernur Lampung, Oedin –bahkan- sama sekali tidak mendapat apa-apa. Terbukti, tak ada satu pun harta kekayaannya yang diperoleh di masa kepemimpinannya kemarin. Termasuk tidak memiliki rumah pribadi di Lampung. dd Ini Harta Kekayaan Sjachroedin ZP A. Harta Tidak Bergerak (Tanah & Bangunan) 2003 2008 Tanah & bangunan 500 m2 & 350 m2 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 di Jakbar, dari hibah, diperoleh 1974-1975 2. Tanah & bangunan 334 m2 & 200 m2 Rp 350.000.000 Rp 350.000.000 di Bandung, hasil sendiri, thn 1989-1990 3. Tanah 18.820 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………….. Rp 134.563.000 4. Tanah 19.970 m2, Lamsel, hibah ………………. Rp 142.785.500 5. Tanah & bangunan 8.360 m2 & 42 m2 ……………….. Rp 69.224.000 di Lamsel, hibah 6. Tanah 19.890 m2, Lamsel, hibah ………………… Rp 142.213.500 7. Tanah 57.300 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………….. Rp 2.750.400.000 8. Tanah 69.400 m2, Lamsel, hibah, 1972 …………………. Rp 3.331.200.000 9. Tanah 48.000 m2, Lamsel, hibah, 1972 ………………… Rp 2.304.000.000 10. Tanah 58.900 m2, Lamsel, hibah, 1972 ………………… Rp 2.827.200.000 11. Tanah 19.520 m2, Lamsel, hibah, 1972 ………………… Rp 139.568.000 12. Tanah 19.740 m2, Lamsel, hibah, 1972 ………………… Rp 141.141.000 13. Tanah 20.000 m2, Lamsel, hibah, 1972 ………………… Rp 143.080.000 14. Tanah 18.420 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………… Rp 131.783.000 15. Tanah 19.680 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………… Rp 140.712.000 16. Tanah 19.950 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………… Rp 142.642.500 17. Tanah 19.950 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………… Rp 142.642.500 18. Tanah 19.560 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………… Rp 139.568.000 19. Tanah 19.910 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………… Rp 142.356.500 20. Tanah 19.690 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………… Rp 140.783.500 21. Tanah 19.560 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………… Rp 139.854.000 22. Tanah 19.740 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………… Rp 141.141.000 23. Tanah 4.440 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………… Rp 31.746.000 24. Tanah 19.590 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………… Rp 140.068.500 25. Tanah 7.210 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………….. Rp 51.551.500 26. Tanah 19.950 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………….. Rp 142.642.500 27. Tanah 19.900 m2, Lamsel, hibah, 1972 ……………….. Rp 142.285.000 28. Tanah 19.910 m2, Lamsel, hibah 1972 ………………. Rp 142.356.500 29. Tanah 19.690 m2, Lamsel, hibah, 1972 ………………. Rp 140.783.500 30. Tanah 20.000 m2, Lamsel, hibah, 1972 ………………. Rp 143.000.000 31. Tanah 16.690 m2, Lamsel, hibah, 1972 ………………. Rp 119.333.500 32. Tanah 17.330 m2, Lamsel, hibah, 1972 ………………. Rp 123.909.500 33. Tanah 19.740 m2, Lamsel, hibah, 1972 ………………. Rp 141.141.000 34. Tanah 19.710 m2, Lamsel, hibah, 1972 ………………. Rp 140.926.500 35. Tanah 12.500 m2, Pangkal Pinang, hasil sendiri, 1997 ….. Rp 1.025.000.000 36. Tanah 10.000 m2, Bandar Lampung, hasl sendiri, 1997 …. Rp 200.000.000 37. Tanah 20.000 m2, Bogor, hasl sendiri ………………. Rp 540.000.000 38. Tanah 27.000 m2, Pangkal Pinang, hasl sendiri, 1997 ….. Rp 2.286.980.000 B. Harta Bergerak 1. Mobil Toyota thn 1980, hasil sendiri, 1997 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 2. Mobil Honda Oddysey thn 2000, hsl sndiri, 2001 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 3. Toyota Crown 1995, hasil sendri, 2000 Rp 80.000.000 Rp 50.000.000 3. Pertanian 1 Ha, hasl sendiri, 1995 Rp 300.000.000 Rp 300.000.000 4. Pertanian, sawah 106 Ha, hibah, 1972 Rp 2.000.000 ……….. 5. Usaha penjualan air, hsl sndiri, 1980 ………………….. Rp 200.000.000 6. Benda bergerak lain, hsl sendiri, 1988-2005 Rp 23.500.000 Rp 51.500.000 C. Surat Berharga 1. Tahun investasi 2002, hasil sendiri ……………… Rp 50.000.000 D. Giro dan Setara Kas, hasil sendiri Rp 310.000.000 Rp 683.532.661 E. Piutang ………………. USD 77.638 F. Total Harta Kekayaan Rp 1.495.500.000 Rp 21.492.036.661 plus USD 77.638 sumber: KPK, 27 mei 2008

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda