28 Juli 2008

Jalan Provinsi Hancur Lebur

FOKUS – Hampir 90% jalan milik Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Lampung yang ada di Way Kanan, rusak berat. Dari sembilan ruas jalan milik provinsi, hanya satu ruas jalan saja yang masih terlihat agak mulus. Padahal di beberapa ruas jalan tersebut hampir tiap tahun mendapatkan rehab.
Jalan-jalan yang kondisinya hancur lebur tersebut selain berlubang besar juga aspalnya sudah mengelupas semua. Lubang-lubang besar di sepanjang jalan tersebut susah untuk dielakkan oleh pengemudi yang mengendaraan roda empat.
“Jangankan pakai mobil, pakai motor saja susah cari jalan yang bagus. Ada beberapa ruas jalan yang sering dapat rehab tapi malah ada yang sama sekali tidak pernah dapat,” kata Sahdana, anggota DPRD Way Kanan.
Sembilan ruas jalan provinsi yang saat ini mengalami rusak berat adalah; Banjar Negera–Banjit -Kasui, Mesir Ilir–Sri Rejeki, Kasui-Giham–Air Ringkih, Bukit Kemuning-Banjit-Kasui, Simpang Way Tuba–Mesir Ilir–Sri Rejeki, dan Blambangan Umpu–Pakuanratu.
Sedangkan dua ruas jalan yang rusak sedang adalah; Ketapang–Gunung Labuhan, dan Simpang Empat–Kasui. Jalan yang kondisi masih lumayan bagus karena memang baru mendpatkan rehab adalah; Simpang empat–Blambangan Umpu.
Sementara jalan dari Bukitkemuning, Lampung Utara, yang masuk Banjit, dan melewati Kampung Bonglai, Campang Lapan, Kemu, hanya bebrepa kilometer saja yang sering mendapat rehab. Namun, jalan dari Canpang Lapan–Kampung Simpang Asam, tidak pernah mendpatkan rehab dan masih onderlagh. Begitu juga jalan Banjit–Kasui, tepat dari Kampung Donomulyo- Simpang Kasui, keadaannya sangat parah dan sudah lama tidak mendpatkan rehab.
Jalan yang baru mendapatkan rehab dan baru sebulan sudah hancur kembali adalah jalan Blambangan Umpu–Sri rejeki. Jalan Baradatu (Kampung Banjar Negera)–Banjit, keadaannya sangat parah, beberapa waktu lalu mendapatkan rehab hanya tambal sulam, sehingga ketika hujan mengelupas semua.
“Gimana mau bagus kalau rehabnya saja asal-aslan. Kita bingung yang dapat rehab malah dapat terus dan yang nggak pernah, malah sama sekali tak pernah ada perbaikan,” kata Sahdana.
Ia menilai, jika dalam setahun ini tidak segera diperbaiki maka keadaan jalan-jalan provinsi tersebut akan semakin hancur. Apalagi ruas jalan Pakuan Ratu, yang sering dilewati truk-truk milik perusahaan yang ada di wilayah tersebut.
“Pemilik perusahaan itu juga tidak mau mengerti. Padahal pengerusak itu adalah truk-truk mereka. Karena muatan berat seperti membawa sawit, dan juga tebu. Seharusnya segara dibatasi tonase muatan mobil itu,” kata Sahdana. Fa

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda