08 September 2008

Diperlukan Pendekatan Baru

Kepala SMAN 9 Soal Pengelolaan Sekolah PERKEMBANGAN dunia pendidikan harus mengikuti kebutuhan dan tantangan zaman. Karena itu, kini diperlukan beberapa pendekatan baru dalam pengelolaan sekolah. Demikian diungkapkan Kepala SMAN 9 Bandar Lampung, Drs Sobirin. Dikatakan, mutu lulusan pendidikan sangat dipengaruhi oleh manajemen yang dijalankan selama ini. Akibatnya, sekolah dianggap hanya memproduksi lulusan, padahal sekolah merupakan pemberi layanan pendidikan bukan pabrik semata, oleh karena itu perlu diadakan pendekatan baru dalam mengelola sekolah. Pendekatan seperti apa? “Pendekatan baru tersebut yaitu memberi layanan pembelajaran yang mencakup seluruh komponen pendidikan yang mencapai lima komponen pendidikan,” jelas dia. Apa saja itu? Sobirin menambahkan, antara lain komponen siswa yang merupakan subyek didik yang dianggap oleh guru bahwa siswa adalah benda kosong yang harus diisi ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dengan pendekatan baru, siswa harus diajak bertanggung jawab dan mandiri dalam pembelajaran. Selannutnya, komponen guru sebagai pengelola pembelajaran di kelas, seorang guru harus memiliki kemampuan profesional, moral kerja yang bagus serta kemampuan sosial. “Kemampuan profesional tercermin dalam perilaku mengelola pembelajaran, moral kerja yang baik, ditandai dengan kejujuran profesi. Intinya, jangan sampai ada materi pelajaran yang tidak dikuasai atau tidak diajarkan pada siswa oleh seorang guru,” kata Sobirin. Komponen berikut untuk melahirkan pendekatan baru dalam mengelola sekolah menurut dia terkait dengan kemampuan sosial, yaitu kesanggupan membina relasi yang harmonis antar rekan kerja, atasan serta memiliki kepedulian yang tinggi kepada siswa tanpa melihat perbedaan. Juga diperlukan perubahan dalam pendekatan kurikulum sekolah. “Sebagai lembaga pendidikan, tentu saja memberlakukan kurikulum. Dalam pengelolaan komponen ini, kemampuan guru berperan penting sebagai wujud nyata pembelajaran yang mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif terangkat ke permukaan. Kinerja guru yang profesional akan tampak jelas dihadapan siswa dalam pembelajaran maupun setelah siswa lulus kelak,” urainya. Pendekatan baru itu juga menyangkut komponen dana, sarana, dan prasarana yang menjadi aset sekolah, hendaknya digunakan seoptimal mungkin bagi peningkatan mutu pendidikan. “Secara efisien dan efektif, siswa harus mendapat layanan yang wajar dan memadai dari sekolah, sebatas sekolah mampu mengupayakan secara optimal. Pendanaan yang wajar dan kejujuran menjadi ujian hati nurani bagi para penyelenggara pendidikan,” Sobirin menambahkan. Komponen selanjutnya adalah masyarakat yang tergabung dalam komite sekolah. Menurut dia, komponen ini juga ikut menentukan mutu kelulusan, penerimaan lulusan tingkat sekolah diatasnya, serta penggunaan lulusan pada dunia kerja. “Sekolah sebagai unit layanan jasa perlu dikelola menggunakan pendekatan manajemen mutu terpadu, yang memusatkan perhatian pada peningkatan mutu pendidikan melalui pendekatan komponen terkait yang meliputi komponen siswa, guru, kurikulum, dana, sarana, dan prasarana serta masyarakat,” kata dia sambil mengingatkan yang juga tidak kalah penting adalah memberi layanan pada komponen sekolah meliputi guru, laboran, pustakawan, tenaga administrasi, dan tenaga pelayan. hp

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda