27 Oktober 2008

SMP Bina Taruna Prihatin

Permohonan Bantuan Tak Ada Ujung KOMITMEN Walikota Eddy Sutrisno dan Wakil Walikota Kherlani menjadi Bandar Lampung sebagai Kota Pendidikan, sampai saat ini bisa dibilang belum optimal. Buktinya masih banyak sarana pendidikan –utamanya dikelola swasta- yang sama sekali tidak mendapat perhatian. Contohnya SMP Bina Taruna. Sekolah yang didirikan tahun 1984 dan berlokasi di Jl P Antasari, Gg Mangga No 106, Bandar Lampung, itu sampai kini hanya memiliki empat ruangan, tiga untuk ruang belajar, satunya untuk ruang komputer. Itu pun kondisinya cukup memprihatinkan. “Kalau hujan, bocor di sana-sini. Tapi syukur Alhamdulillah, proses belajar mengajar tetap dapat berjalan, hanya saja ya terganggu dengan kondisi semacam itu,” tutur Kepala SMP Bina Taruna, Dra Zartini. SMP Bina Taruna sebenarnya telah cukup banyak menghasilkan alumni. Apalagi sejak 24 tahun silam sekolah yang yayasannya diketuai Bram Resmana dengan ketua harian Ika Kustiani, STm, ini tetap aktif melahirkan lulusan setiap tahunnya. Ironisnya, sampai kini tak pernah mendapat bantuan apapun dari pemerintah. “Paling-paling kita hanya menerima dana BOS dan dari GNOT setiap tahunnya. Kami pernah mengajukan permohonan bantuan rehab bangunan kepada Pemkot Bandar Lampung, tapi sampai saat ini tidak ada ujungnya,” Zartini menambahkan. Zartini tidak asal bicara. Berdasarkan data yang ada, pada permohonan bantuan rehab gedung sekolah milik Yayasan Pendidikan Bina Taruna itu, telah terbubuhi paraf Walikota Eddy Sutrisno ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan, dengan isi pesan; Diprogramkan. Namun persetujuan walikota tertanggal 29 Juni 2006 tersebut sampai saat ini tidak mendapat tanggapan konkret dari pihak dinas. SMP Bina Taruna saat ini memiliki satu orang guru tetap, 16 orang guru honorer, dan satu orang tata usaha. Zartini mengaku, karena kondisi bangunan yang banyak bocor, akibatnya ia memindahkan ruang kerjanya ke bagian depan sekolah. Dia berharap, Pemkot Bandar Lampung melalui Dinas Pendidikan mau memberikan perhatian bagi pengembangan sekolahnya. “Usaha kami untuk meminta bantuan rehab ruang belajar sudah nggak kurang-kurang, tapi sampai saat ini tidak pernah ada realisasinya. Bahkan, persetujuan walikota agar usulan kami diprogramkan pun dua tahun sudah sampai saat ini, tidak ada realisasinya. Padahal, sekolah kami cukup aktif dalam menjalankan proses belajar mengajar,” Zartini menambahkan. bf

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda