20 Oktober 2008

Sulit Tuba Jalan Sendiri

OBSESI besar DR Drs Hi Abdurachman Sarbini, SH, MH, MM untuk melahirkan provinsi baru disambut respek oleh anggota DPRD Provinsi Lampung asal Kabupaten Tuba; H Khamamik. “Gagasan itu sangat bagus. Hanya perlu kesiapan yang benar-benar matang dan jangan dipaksakan,” tuturnya saat dihubungi akhir pekan kemarin melalui telepon seluler. Apa kata mantan calon bupati tersebut? Berikut petikan wawancara Fajrun Najah Ahmad dari FOKUS dengan Khamamik yang juga Ketua Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Kabupaten Tuba; Bagaimana pendapat Anda tentang obsesi Mance yang akan menjadikan Tuba sebagai provinsi baru? Jujur, saya menilai gagasan tersebut sangat bagus. Setidaknya untuk saat ini, ide itu akan membangun greget di hati rakyat bahwa ke depannya kita sebagai warga Kabupaten Tuba akan menjadi warga provinsi tersendiri. Hanya menurut saya, untuk melahirkan provinsi baru Tuba tidak bisa jalan sendiri. Kalau maunya jalan sendiri, sulit-lah rasanya. Maksudnya? Begini, sesuai dengan PP Nomor 78 Tahun 2007, untuk melahirkan provinsi baru dibutuhkan minimal lima (5) kabupaten, yang usulannya harus dari tingkat bawah, yaitu dari desa-desa, dari berbagai organisasi, yang diajukan ke DPRD. Ini prosedur sederhananya. Belum lagi dilanjutkan dengan persetujuan DPRD, usulan pengajuan melalui bupati dan sebagainya dan sebagainya. Ini kita bicara aturan fisikalnya. Kalau meruntut pada prosedur formal semacam itu, saya kira ya bisa-bisa saja. Tapi ya itu tadi, Tuba nggak bisa jalan sendiri. Kan bakal ada dua kabupaten baru dan kedepan juga akan dimekarkan dua lagi, menurut Anda? Itu semua kan baru rencana. Memang, untuk Tulang Bawang Barat dan Mesuji kasarnya ngomong tinggal menunggu ketuk palu DPR-RI untuk lahirnya undang-undang yang mengesahkannya. Katakanlah sudah ada tiga kabupaten di Tuba, tapi cakupannya menurut saya belum memungkinkan. Disisi mana yang belum memungkinkan? Untuk melahirkan provinsi itu banyak variabel yang akan dinilai, mulai dari luas wilayah atau geografisnya, rentang kendali, perkembangan perekonomian masyarakatnya sampai ke PDRB. Dari ini saja, sulit kalau Tuba jalan sendiri. Jalan keluarnya menurut Anda? Ya harus merekrut kabupaten-kabupaten yang sudah ada saat ini. Misalnya? Tuba harus merekrut Kabupaten Lampung Utara, Lampung Tengah, dan Way Kanan. Bahkan kalau perlu Kota Metro. Kalau itu bisa dilakukan, saya kira ide melahirkan provinsi baru di Lampung tersebut lebih riil. Itu tadi yang saya bilang, kalau Tuba sendiri, katakanlah nantinya ada lima kabupaten, tetap sulit untuk bisa menjadi provinsi sendiri. Banyak indikator pemekaran wilayah yang sulit dipenuhi. Jadi jangan dipaksakan dalam waktu beberapa tahun kedepan, begitu? Saya kira memang ke sana arahnya. Sebab ya itu tadi, kalau Tuba berdiri sendiri, tanpa melibatkan beberapa kabupaten lain yang sudah ada untuk melahirkan provinsi baru, sangat sulit. Tapi untuk sekadar wacana, lontaran itu sangat bagus sekali untuk semakin memotivasi masyarakat dan aparatur pemerintah guna terus meningkatkan kinerjnya. Tapi selama ini banyak daerah yang dipaksa pemekarannya melalui berbagai cara? Saya sarankan untuk mewujudkan gagasan provinsi baru ini, hal itu jangan dilakukan. Memang kita semua tahu, banyak daerah pemekaran yang dipaksakan. Contoh nyata Kabupaten Pesawaran, itu kan dipaksakan. Coba lihat sekarang perkembangannya, sudah setahun untuk lahan perkantoran saya nggak ada, masih sibuk mencari sana-sini. Padahal, substansi dari pemekaran wilayah itu kan untuk semakin memudahkan aparatur pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kalau mereka sendiri saja ngantor-nya belum definitif, ya sulit dong. Itu sebabnya saya menyarankan, gagasan melahirkan provinsi baru ini jangan dipaksakan. Kalau seluruh indikator yang diamanatkan undang-undang telah terpenuhi, dan benar-benar disiapkan secara matang, ya silakan saja. Kenapa tidak?! ***

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda