28 Juli 2008

Salah Saya Cuma Satu…!

INI tragedi politik paling memilukan sekaligus memalukan sepanjang tahun 2008. Betapa tidak. Lazimnya, partai akan berjuang ekstra keras agar kader-kader terbaiknya mengisi posisi strategis, seperti menjadi anggota legislatif. Tapi yang dialami Sonny Zainhard Utama, SE justru sebaliknya. Politisi muda kelahiran 20 September 1976 ini malah “kena gorok” partainya sendiri. Bagaimana kisahnya? Seiring penetapan anggota DPRD Kabupaten Pesawaran, beralihtugaslah beberapa legislator dari kursi DPRD Lampung Selatan. Kekosongan itupun harus diisi. Dari 14 kursi, baru 10 yang lolos verifikasi dan setelah melewati proses panjang akhirnya disahkan menjadi anggota DPRD Lamsel melalui pergantian antar waktu (PAW) oleh Gubernur Syamsurya Ryacudu melalui Keputusan Gubernur Lampung No G/434/B.II/HK/2008 tertanggal 11 Juli 2008.
Dari 10 anggota DPRD Lamsel terbaru itu, Partai Golkar mengusung tiga nama; Agus Sutanto, ST, Zullychati Zen, dan Sonny Zainhard Utama, SE. Naas bagi Sonny, partainya –Partai Golkar- justru “menggorok’ langkahnya. Padahal, seperti sembilan lainnya, seharusnya Kamis (24/7) siang lalu ketua AMPG Lamsel itu mengikuti prosesi pengukuhannya sebagai wakil rakyat. Yang terjadi, pada saat bersamaan Sonny yang seharusnya menggantikan posisi Idham Manaf dari daerah pemilihan Kecamatan Natar tersebut, malah kongkow di kantor Redaksi Tabloid Fokus, di Jl Sultan Agung, Kedaton, Bandar Lampung. Lho kenapa? “Ya, belum nasib saya menjadi anggota Dewan, enakan kita sharing saja,” tutur pria muda handsome ini sambil tersenyum penuh arti. Lalu apa saja kata Ketua Kadin Lamsel itu terkait adanya praktik politik awut-awutan yang membuatnya “tergorok” oleh partainya sendiri? Berikut petikan wawancara Fajrun Najah Ahmad dari Fokus dengan Sonny Zainhard Utama, SE: Bisa dijelaskan kenapa Anda tidak jadi dilantik sebagai anggota DPRD Lamsel dari Partai Golkar? Kalau bicara ada apa, terus terang saya sendiri nggak tahu. Tapi kalau bicara ada apa dengan partai saya, saya hanya bisa jelaskan bahwa partai menarik atau menunda pencalonan saya. Ya hanya itu yang saya tahu. Masalahnya apa kok sampai pencalonan Anda ditarik? Nah, itu yang saya nggak tahu sampai saat ini (Kamis, 24 Juli pukul 12.45 WIB). Maksudnya, partai tidak memberi penjelasan sama sekali? Iya, tidak ada sama sekali penjelasan apapun kepada saya. Anda tidak mencoba mencari tahu? Sudah nggak kurang-kurang usaha saya untuk mengetahui sebenarnya ada masalah apa, tapi sampai saat ini tidak satu pun pimpinan partai yang mau menjelaskan. Termasuk ketua DPD Partai Golkar Lamsel? Iya, saya empat kali menghubungi beliau (Rusman Efendi) melalui hp, tapi nggak diangkat. Saya kirim sms, isinya pun sangat santun menurut saya, juga nggak ditanggapi. Jadi Anda pasrah? Dalam konteks kita sebagai hamba Allah, iya saya pasrahkan semuanya pada kehendak Allah. Saya yakin, Allah memberikan yang terbaik untuk saya. Ada kabar Anda mau mengajukan tuntutan secara hukum, betul begitu? Dalam konteks sebagai anak bangsa, saya memang berniat menggugat hal ini melalui prosedur hukum. Hal ini saya lakukan bukan karena saya kepengen menjadi anggota Dewan, tetapi semata-mata agar siapapun –apalagi praktisi partai- tetap menghormati ketentuan hukum. Bisa Anda beri misal bagaimana menghormati ketentuan hukum dalam kasus ini? Sederhana saja kok. SK Gubernur Lampung yang meresmikan saya dan sembilan teman-teman sebagai anggota DPRD Lamsel melalui PAW kan sudah turun. Proses keluarnya keputusan gubernur itu kan sangat panjang. Mulai dari usulan partai, diverifikasi oleh KPU, diplenokan oleh DPRD, diajukan melalui bupati ke gubernur, dan tentunya sebelum gubernur mengeluarkan keputusan dilakukan pengkajian mendalam oleh tim pemprov. Begitu pula seharusnya, kalau mendadak saya ditarik dari pencalonan, ya semestinya prosedur itu yang dilalui. Yang terjadi kan tidak demikian. Awut-awutan saja, yang penting saya harus nggak ikut dilantik. Seharusnya, karena keputusan gubernur sudah turun, ya lantik dulu-lah saya, bahwa besok atau lusa mau di-PAW, itu haknya partai. Nah, persoalan yang keluar dari ketentuan hukum itulah yang akan saya masalahkan melalui jalur hukum. Agar hal semacam ini tidak dialami oleh kader-kader partai yang lain. Tapi kelihatannya Anda enjoy saja? Ya mau apalagi. Partai bolak-balik membuat surat, baik ke KPU maupun ke Ketua DPRD Lamsel mengenai penundaan pencalonan dan pelantikan, dan tragisnya Ketua DPRD –kabarnya tanpa melalui rapat pimpinan- membuat surat yang ditujukan pada saya, intinya memberitahu kalau untuk sementara pelantikan saya ditangguhkan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Kalau sudah begitu, ya apalagi. Anda tidak ingin datang ke Sidang Paripurna DPRD Lamsel tentang pelantikan anggota baru hari ini (Kamis siang lalu)? Enakan saya di sini (di Redaksi Fokus) hahaha… Apa alasannya tak mau ke Gedung DPRD Lamsel?
Ya ngapain? Saya menghormati keputusan institusi, baik itu sikap partai saya (Partai Golkar) maupun ketua Dewan, karena itu saya nggak muncul ke sana. Tapikan dari tadi Anda dapat telepon yang intinya diminta untuk muncul?
Iya, teman-teman di Dewan dari fraksi-fraksi lain utamanya, memang meminta saya datang. Menurut mereka, SK saya dengan sembilan teman-teman yang lain kan satu-kesatuan, jadi ya seharusnya saya dilantik juga. Seperti Anda dengar tadi, beberapa teman-teman di Dewan menyatakan langkah partai saya dan ketua DPRD yang begitu saja menunda pelantikan saya kurang pas, tapi ya sudah-lah, bagi saya no problem. Sekali lagi, saya tidak mau muncul ke Gedung DPRD Lamsel hari ini (Kamis siang saat pelantikan) semata-mata karena menghargai keputusan institusi; Partai Golkar dan Ketua DPRD. Soal keputusan itu kurang pas atau tidak sesuai ketentuan perundang-undangan dan etika politik, itu masalah lain. Ada yang menilai, kasus ini bak kader “digorok” partainya sendiri, menurut Anda?
Hahaha… Biar orang menilai apa saja, itu hak mereka. Satu yang ingin saya sampaikan, sesuai ketentuan peraturan partai, saya tak pernah diberitahu apa salah saya kepada partai kok sampai di-giniin. Aneh memang kayaknya, tapi itulah yang saya alami. Seandainya partai berubah pikiran dan Anda diizinkan untuk dilantik?
Ah, saya nggak berpikir ke sana lagi. Sejak saya mengetahui diganjel-ganjel tanpa alasan yang jelas, rasional, dan sesuai ketentuan partai, saya tidak memikirkan mau jadi anggota Dewan lagi. Justru sekarang saya enjoy, karena Allah memberikan saya kesempatan untuk tidak memikul tanggung jawab sebagai wakil rakyat. Ya mungkin Allah melihat, kalau tanggung jawab itu diberikan, saya belum mampu memikulnya. Jadi saya ambil hikmahnya saja. Saya yakin, Allah memang memilihkan yang terbaik untuk saya. Kalau alasan politik tak ada juga, menurut Anda, sebenarnya apa kesalahan Anda sampai “digorok” partai sendiri seperti ini?
(Sonny mengernyitkan dahi sekitar 5 menit). Ya, mungkin, ini mungkin lo ya. Kesalahan saya karena saya ini keponakannya Hi Zulkifli Anwar. Lho, apa kaitannya dengan pelantikan menjadi anggota Dewan?
Memang nggak ada kaitannya, tapi kan penundaan pelantikan saya atas permintaan partai juga tanpa alasan yang jelas, jadi ya kita main kira-kira saja. Kira-kiranya ya; salah saya cuma satu, karena punya ikatan darah dengan Hi Zulkifli Anwar, hahaha… Jadi maksudnya ada kaitan dengan persaingan pilgub, begitu?
Ya, kita kan main kira-kira, jadi ya kira-kira begitu-lah. Wong alasan partai pun saya nggak dikasih tahu. Maka itu saya enjoy-enjoy saja, karena kita diajak hidup di alam kira-kira, hahaha… ***

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda