08 Mei 2009

Bajak Laut Masih Hantui Nelayan Lamtim

Laut merupakan sumber mata pencaharian bagi sebagian orang yang tinggal di kawasan pesisir, sehingga do’a Tasyukuran atau Nadzran tetap selalu dilaksanakan. Seperti halnya acara Tasyukuran atau Nadzran nelayan yang dilakukan masyarakat di Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, belum lama ini. Untuk mengetahui lebih jauh tentang apa dan bagaimana tradisi Nadzran itu, Hamami Toni dari Fokus, mewawancarai Budi Yanto SE, Ketua Panitia Penyelenggara Nadzran yang juga pembina nelayan Lampung Timur itu. Berikut petikannya : Bisa Anda jelaskan acara tasyukuran atau nadzran ini dilaksanakan berapa tahun sekali? Terus terang saja, tasyukuran laut atau Nadzran kami adakan satu tahun sekali. Lalu, apa manfaat diadakannya tasyukuran atau nadzran ini? Untuk menghindari dari berbagai musibah atau kejadian yang tidak di inginkan, juga agar dapat lebih meningkatkan hasil tangkapan ikan di laut, yang selama ini mengalami kemerosotan, mudah-mudahan dengan diadakan tasyukuran ini dapat membawa berkah bagi nelayan dan bagi masyarakat. Selain itu? Terusa terang saja, laut juga merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang dapat dikonsumsi, dimana menghasilkan ikan, udang, cumi-cumi, rajungan dan lain-lain yang melimpah ruah didalamnya. Oleh karena itu laut adalah bagian dari hidup kita karena kekayaan yang terkandung di dalamnya merupakan sumber makanan yang tidak tergantikan. Apa benar perolehan hasil laut di wiliayah ini, hanya dapat di salurkan di Lampung Timur saja? Ya tentu tidak dong, penyalurannya sampai ke Provinsi Lampung bahkan ke Pulau Jawa. Kalau boleh tahu, dari manakah dana untuk acara tasyukuran atau nadzran ini? Dana bersumber dari swadaya para nelayan yang telah berpartisipasi melalui tabungan nelayan via pelabuhan perikanan pantai, KUD Bina Mina serta dari para donatur lainya. Sehingga terkumpul dana sebesar Rp106 juta, dana inilah yang digunakan untuk pelaksanaan ritual acara tersebut. Selama ini, apa yang dikeluhkan nelayan? Jujur saja, ya. Yang menjadi keluhan nelayan terutama dari segi keamanan. Karena di laut sering terjadi yang terkena kerampokan atau kehilangan jaring. Jadi itulah yang menjadi kekeluhan para nelayan selama ini ketika sedang menangkap ikan di laut. Bajak laut itu adalah persoalan utama. Karena itu, kami para nelayan mengharapkan kepada pihak keamanan untuk beroperasi atau berpatroli di laut, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya kejahatan di laut. Jadi intinya, keluhan kami tentang bajak-bajak laut itu. Sehingga permintaan kami sangat sederhana, amankan nelayan dari bajak laut. Aparat juga hendaknya aktif berpatroli. Itu saja yang kami harapkan. Agar kami melaut tidak dihantui rasa takut. (***)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda