08 Mei 2009

Mental dari Kursi Dewan Tetap Legowo

Pasca pemilihan legislatif beberapa waktu lalu, banyak anggota DPRD (incumbent) berguguran satu demi satu. Tak heran jika untuk periode yang akan datang banyak wajah baru yang memikul amanah rakyat. Lantas, langkah apa yang akan dilakukan mereka yang tidak terpilih lagi sebagai anggota legislatif? Rolly Johan wartawan Fokus, mewawancarai Raden Mas Putera Mega, SE, Caleg dari Partai PNI Marhaenisme Lampung Utara, dikediamannya, belum lama ini. Berikut petikannya : Setelah melihat hasil rapat pleno beberapa waktu lalu, nama Anda tidak muncul sebagai anggota terpilih, bagaimana perasaan Anda ketika itu? Sebelumnya saya sudah mengetahui hasilnya, dan saya tahu dari daerah Pemilihan I (DP1), caleg dari PNI Marhaenisme tidak ada yang masuk dalam BPP. Artinya Anda tidak terkejut dengan perolehan kemarin? Tentu saja tidak, dan saya sadar dengan banyaknya caleg yang ada di Lampung Utara memperkecil ruang gerak saya. Ditambah dengan hadirnya caleg muda dan enerjik, makin mempengaruhi hasil yang saya dapat pada pemilu sebelumnya. Dan itu terjadi, masyarakat lebih memilih caleg baru, dan muda. Kenyataan ini harus kita terima dengan lapang dada. Melihat kiprah Anda dalam politik, ternyata anda cukup sukses? Sukses itu relatif, memang sejak saya menjadi Ketua PNI Marhaenisme Lampung Utara, saya sudah dua periode menjabat sebagai anggota DPRD. Periode pertama (1999) saya dipercaya menjadi anggota DPRD Kabupaten Way Kanan, pada tahun 2004, saya kembali terpilih menjadi anggota DPRD Lampura. Artinya, dengan dua kali menjabat sebagai anggota DPRD Anda sudah puas? Sudah pasti puas. Tapi kalau mau jujur, kepuasan itu jarang didapat manusia. Tapi saya sadar, kali ini saya belum diberi amanat oleh rakyat. Apa yang menbuat Anda berniat kembali mencalonkan diri? Apa yang saya lakukan di Lampung Utara, belum seberapa. Untuk itu saya ingin berbuat lebih banyak lagi, sehingga kehadiran saya ditengah-tengah masyarakat dapat diterima. Selain itu juga, apa yang sudah saya lakukan ini belum maksimal, meskipun saya sudah dua periode tapi itu kan lain Kabupaten. Tapi kali ini masyarakat lebih percaya pada caleg baru dan lebih muda dari saya. Inilah demokrasi, kita tidak bias mneyalahkan siapa-siapa. Apa langkah selanjutnya, setelah Anda tidak terpilih lagi? Saat ini belum terfikir apa yang akan saya lakukan. Saya tetap fokus pada pekerjaan saya yang sebentar lagi habis, setelah itu baru memikirkan langkah apa yang akan dilakukan. Pengalaman apa yang menarik selama Anda menjadi anggota DPRD? Pengalaman menarik sebenarnya tidak ada. Hanya yang membuat berkesan di DPRD itu, ketika melakukan pembahasan dengan eksekutif. Baik raperda maupun yang lainnya. Lho kok begitu? Iya, karena dalam satu pembahasan terjadi tarik ulur antara legislatif dan eksekutif. Ini semua disebabkan belum ada kesepahaman pembahasan. Kesepahaman apa maksud Anda? Kesepahaman disini jangan diartikan lain, kesepahaman itu maunya eksekutif dan legislatif itu sering berbeda pandangan. Tapi akhirnya tetap sejalan seperti biasa. Tapi bukan kesepahaman dalam tanda kutip, kan? Bukan. Kalau bicara itu saya tidak bisa bicara, kayaknya semua masyarakat juga tahu yang tanda kutip itu. Tapi yang pasti, dalam pembahasan itu kita selalu memikirkan apakah itu akan menyentuh masyarakat apakah tidak. Kalau tidak, itu yang harus diperbaiki. Bagaimana Anda melihat, dengan hadirnya muka-muka baru di DPRD Lampura? Surprise sekali. tidak menyangka kehadiran muka-muka baru membawa dampak bagi anggota yang lama. Akibatnya, seperti kami ini mental dari kursi DPRD. Tapi saya bangga pada masyarakat Lampura, dapat memilih wakil-wakil yang tepat. Dengan hadirnya muka baru, mudah-mudahan membawa suasana segar di DPRD nanti. Apa harapan Anda pada wakil rakyat yang baru? Harapan saya, jalankan amanah yang diberikan masyarakat pada mereka, utamakan kepentingan rakyat. Sebab duduknya kita sebagai anggota DPRD atas pilihan rakyat, jadi hargailah pilihan itu. (*)

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda