19 Agustus 2008
Tabrani-Tamzil Kendalikan PKB Lampura
Zainal-Rohimat Kian Mantap
Dukungan Rakyat Terus Mengalir
PERSAINGAN pilkada Lampura kian sengit. Belakangan, dukungan rakyat pada pasangan Zainal Abidin-Rohimat Aslan makin mantap. Hal itu bisa dilihat di beberapa kecamatan potensial; Bukit Kemuning, Tanjung Raja, Abung Tinggi, Abung Tengah, Abung Kunang, Abung Barat, dan Abung Pekurun.
Mayoritas masyarakat di beberapa kecamatan tersebut terang-terangan menyatakan dukungannya pada pasangan Zainal-Rohimat. Menurut mereka, pasangan ini diyakini akan membawa perubahan mendasar bagi Lampura ke depan.
Amruil Nazib, salah satu tokoh masyarakat Kecamatan Bukit Kemuning, misalnya, menyatakan Zainal-Rohimat adalah pasangan yang paling cocok untuk membangun Lampura menjadi lebih baik dari sekarang.
Selain itu, dedikasi kedua pasangan ini sudah tidak diragukan lagi. Apalagi kedekatan pasangan ini dengan masyarakat sudah dilakukan sejak lama, sehingga diyakini Zainal-Rohimat telah mendapat tempat dihati masyarakat.
Dimata Amrul, pasangan ini juga selalu mengerti keluhan masyarakat Bukit Kemuning, baik dari segi pembangunan maupun ekonomi. Dengan perhatian Zainal, maka derah Bukit Kemuning semakin lama makin berkembang.
”Kami disini sangat bersyukur, berkat kegigihan Pak Zainal maka daerah kami maju pesat, apalagi daerah kami ini termasuk daerah transit,” ucap dia.
Amrul menambahkan, selama ini Zainal Abidin juga sering berkunjung ke masjid-masjid yang ada di Bukit Kemuning. ”Dalam silaturahminya, Zainal selalu menanyakan apa kesulitan yang dialami pengurus masjid dan jika bisa membantu, saat itu pasti akan dibantu,” terangnya.
Tokoh masyarakat petani asal Abung Tinggi, Nazam, juga menyatakan hal senada. Dukungan warga setempat pada Zainal-Rohimat tak perlu diragukan lagi. Pasangan ini cukup familiar di daerah tersebut.
Ujang Rohim, tokoh masyarakat Tanjung Raja, menjelaskan, posisi Zainal-Rohimat di kecamatan itu saat ini masih diatas kandidat lain.
”Ini kenyataan, masyarakat percaya akan kepemimpinan Zainal-Rohimat nanti. Mereka berdua adalah pasangan serasi, dan punya kans kuat memenangkan pilkada nanti,” ucap dia.
Begitu juga komentar masyarakat Kecamatan Abung Barat, Abung Tengah, Abung Pekurun, dan Abung Kunang. Mereka menilai, Zainal-Rohimat merupakan pasangan serasi, dan akan membawa perubahan besar bagi Lampura ke depan. rj
Masa 'Jual Kecap' Dimulai
Oe-TR Turunkan Dua Putri Bung Karno
FOKUS – Menghadapi masa kampanye, pasangan nomor urut 4; Drs Hi Oemarsono-Thomas Azis Riska, SH sedikitnya akan menurunkan 14 jurkam nasional. Diantara mereka terdapat dua putri Sang Proklamator; Bung Karno, yaitu Sukmawati Soekarno dan Rahmawati Soekarno. Selain mereka adalah pimpinan partai yang berkoalisi mengusung pasangan tersebut.
Berdasarkan data dari Tim Kampanye Provinsi yang diketuai Hj Edyati Dwi Lestari dan sekretaris Agustiansa Yani, SIP, ke-14 jurkamnas yang bakal manggung sebagai juru kampanye provinsi penarik simpati rakyat Lampung dalam dua pekan akhir Agustus ini adalah Jenderal Purn R Hartono, Mayjen Purn Namuri Anom, Prof Yusril Ihza Mahendra, Prof M Ryaas Rasyid, MA, Hi MS Kaban, SE,MSi, Hery Ardi Andrat, SE, MM, MBA, KH Syukron Makmun, Irma Chaniago, Sukmawati Soekarno, Soegito Hadi, Rahmawati Soekarno, Eko Suryo Santjojo, Josep Wileam Lea Wea, dan Dr Ruyandi Hutasoit.
Selain itu, untuk tingkat provinsi, pasangan dengan motto; Piye-piye wonge dhewe tersebut menurunkan sedikitnya 20 tokoh tingkat provinsi sebagai juru kampanye provinsi, diantaranya mantan Ketua DPRD Lampung dari PDIP, Hj Sri Atidah.
Untuk Kabupaten Lampung Selatan, pasangan Oe-TR menyiapkan 49 orang sebagai jurkam yang diketuai Anwar S dengan wakil Kadnen dan sekretaris tim kampanye Sumarto. Kabupaten Lampung Timur telah disiapkan oleh tim kampanye pimpinan Muhammad Nuh Najiulloh dengan wakil Agus Sunaryo, Sukino, dan Supriyadi, serta sekretaris Rendra sebanyak 59 jurkam tingkat kabupaten.
Kota Metro bakal dimeriahkan dengan gerakan 29 tim kampanye pasangan ini. Sutomo KS sebagai ketua tim kampanye Oe-TR dengan wakil Basuki Rahmat dan sekretaris Hi Misri Rosadi telah memilih tokoh-tokoh terbaik sebagai pemikat rakyat untuk memilih pasangan nomor urut 4 tersebut.
35 jurkam handal telah disiapkan untuk Kabupaten Tulang Bawang. Ketua tim kampanye Oe-TR; HD Purnomo Carito dengan wakil Guntur Setiawan dan sekretaris Zainal Abidin telah menunjuk orang-orang terbaiknya. Tim kampanye untuk Kabupaten Lampung Tengah yang diketuai Bambang dengan wakil Sugito dan sekretaris Kyai Maksum telah memilih 48 jurkamnya.
Melihat demikian banyaknya tim jurkam pasangan ini, banyak yang meyakini Oe-TR akan menjadi “kuda hitam” dalam pilgub 3 September mendatang, bahkan tidak sedikit yang mengestimasi pasangan tua-muda tersebut akan memenangi pesta demokrasi rakyat Lampung. dd
Mereka Jurkam Andalan Oe-TR
No Nama Jurkam
1. Kol Purn Sunardi, SSos Provinsi
2. HMS Hambali As-Syafi’i, MA Provinsi
3. Drs Hi Sutomo Provinsi
4. Alfuadi Rusli Provinsi
5. Rosidin, SAg Provinsi
6. A Zamzani Yasin Provinsi
7. Soeyatno Provinsi
8. Soegiatmo Provinsi
9. Herwyn Daud Provinsi
10. Tonny RM Bettay Provinsi
11. Rusdi Haryono Provinsi
12. Hj Sri Wardhani, SH Provinsi
13. Hj Tati Wardiyati Provinsi
14. Bangun Sayekti Provinsi
15. Hi Ade Sukendar, SH Provinsi
16. KH Anwar Hasbulloh Provinsi
17. Wiwin Wiati, SPd Provinsi
18. Hi Nur Alfian, SH Provinsi
19. Hj Sri Atidah Provinsi
20. Drs Hi Sugiarso Provinsi
Tujuh Kali Rapat Umum
Pemprov Tangani Tanah Ryacudu
BPN Tuba Buka-bukaan
Kenapa ada pungutan dalam program sertipikasi massal itu? Kepala BPN Tuba, Hi Syukri Hidayat, SH, MH buka-bukaan tentang hal ini dalam wawancara khusus dengan Edi Kanter dari Fokus di ruang kerjanya, berikut petikannya:
Bisa dijelaskan kenapa sampai ada tudingan BPN diindikasikan melakukan korupsi dalam program sertipikasi massal lahan transmigrasi?
Tudingan itu terkait adanya pungutan dana antara Rp 600.000 sampai Rp 700.000 untuk pembuatan sertipikat setiap bidangnya. Terus terang saja, sebenarnya tudingan itu tidak benar. Aparat kami sama sekali tidak melakukan pungutan ilegal. Dana itu memang merupakan kewajiban masyarakat yang lahannya akan disertipikatkan. Jadi kami bukan mengada-ada.
Bisa Anda jelaskan bagaimana ketentuan program sertipikasi massal itu?
Begini, program sertipikasi atas tanah transmigrasi di Kabupaten Tulang Bawang tahun 2008 ini dibiayai atau disubsidi melalui APBN dan APBD. Nah, dana yang disediakan untuk kegiatan itu hanya sebagai biaya penyuluhan, pengumpulan data yuridis, pengukuran bidang (Tugu Orde IV), penetapan hak atas tanah, dan pendaftaran tanah, serta penerbitan sertipikat.
Kalau sudah ada dana-dananya kenapa masih memungut ke masyarakat?
Nanti dulu! Dalam konteks ini, masih banyak aturan lain yang mesti dipenuhi, dan itu merupakan kewajiban masyarakat yang lahannya akan disertipikasi.
Apa saja kewajiban masyarakat tersebut?
Misalnya, menyangkut pajak, BPHTB, leges, biaya operasional panitia, dan pembuatan patok. Nah, di sini masyarakat harus tahu, bahwa meski program sertipikasi massal telah ada anggarannya dari APBN dan APBD, tetapi tidak serta merta semuanya gratis. Ada kewajiban-kewajiban masyarakat yang lahannya ingin disertipikatkan yang harus dipenuhi. Di sinilah adanya pemungutan dana tersebut. Jadi transparan kok semuanya. Aparat BPN tidak mengada-ada. Yang kami lakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bisa Anda jelaskan aturannya?
Salah satunya menurut UU No 21/1997 tentang BPHTB yang diubah menjadi UU No 20/2000 pasal 3, berbunyi; tanah-tanah tranmigrasi yang mengajukan permohonan hak atas tanah dan bangunan, tidak termasuk dalam objek pajak yang tidak dikenakan BPHTB. Dan sesuai UU No 20/2000, apaila kepala badan (BPN, red) menandatangani sertipikat tetapi penerima hak belum meyetorkan pajak BPHTB, maka kepala badan tersebut akan dikenakan sanksi. Semua ini juga sesuai dengan surat Kanwil BPN Lampung No 600/3269. Jadi aturannya jelas. Sekali lagi, kami tidak mengada-ada.
Kalau begitu adanya pungutan dana Rp 600.000-an itu tidak menyalahi ketentuan, begitu?
Iya! Semuanya sesuai ketentuan. Itu sebabnya, salah besar kalau ada yang menuding aparat BPN macem-macem dalam hal ini. Dana itu penggunaannya jelas, yaitu untuk pajak, BPHPB, leges, dan biaya oprasional panitia. Yang juga jangan dilupakan, itu semua berdasarkan kesepakatan masyarakat setempat. Jadi apalagi yang mau dipersoalkan?
Kenapa hal ini tidak dijelaskan kepada masyarakat?
Sebenarnya sudah, hanya ya namanya orang, ada saja yang menilai macem-macem. Kami juga berencana melakukan jumpa pers dengan rekan-rekan wartawan pada Kamis (21/8) mendatang, intinya ya untuk menjelaskan persoalan ini, sehingga ke depannya tidak muncul berbagai tudingan yang tidak sedap ke arah BPN. Karena apa yang kami lakukan di lapangan, telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. ***
PTPN Buka Stand Sendiri
Gelar Bazar Gula Murah 1 Ton
PTPN VII membuka stand pameran sendiri diajang Pameran Pembangunan Memeriahkan HUT RI ke-63 di PKOR Way Halim yang berlangsung sampai Selasa (19/8) malam.
Pada hari pertama pameran, BUMN ini menggelar bazar gula murah, hanya Rp 5.000 per-Kg, dengan stok 1 ton.
Kaur Humas PTPN VII, Sonny Soediastanto, mengatakan, gula merupakan salah satu kebutuhan pokok, untuk itu selama pameran berlangsung PTPN VII ikut juga meringankan beban masyarakat dalam memenuhi bahan pokok, yakni dengan memberikan penawaran spesial.
“Selain menawarkan harga gula murah, di stand PTPN VII juga dipamerkan bermacam-macam bibit unggul komoditi, misalnya bibit teh, bibit kelapa sawit, kako dan karet,” kata dia.
Untuk bibit kakao, menurut Sonny, pengunjung tidak dapat membeli secara langsung. Karena pemasaran bibit komoditi itu sudah ada yang menangani.
Lebih lanjut Sonny menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan gula ini, PTPN VII didukung dua unit pabrik gula dengan kapasitas olah 11.000 ton/hari, pada tahun 2007 menghasilkan 117.831 ton gula dan 86.200 ton tetes, dengan nilai penjualan sebesar Rp 550 miliar dari total penjualan gula 106,408 ton dan tetes 82.929 ton. Pada tahun 2007 itu juga, sambung dia, kontribusi pendapatan dari penjualan gula dan tetes sebesar 20,39% dari total pendapatan perusahaan.
Luas areal tebu tahun 2007, kebun inti tanaman menghasilkan 18.780, dan untuk kebun plasma luas areal 8.596. *Minyak SawitSelain gula, PTPN VII juga salah satu penghasil minyak sawit di dunia. Luas areal tanaman menghasilkan kelapa sawit sampai pada tahun 2007 mencapai 31.530 ha (inti) dan 23.868 ha (plasma) dengan total produksi minyak sawit 166.989 ton dan nilai penjualan produk sawit Rp 1.107 miliar atau 41,20% dari total pendapatan perusahaan.
Total produksi tandan buah segar (TBS) selama 2007 sebanyak 795.232 ton. Sonny menambahkan, komoditi kelapa sawit didukung oleh tujuh unit pabrik minyak sawit dengan kapasitas olah 276 ton TBS perhari dan dua unit pabrik pengolahan inti sawit dengan kapasitas 150 ton inti/hari.Selain itu, PTPN VII juga memiliki produksi karet.
Luas areal tanaman menghasilkan pada tahun 2007 mencapai 34.918 ha (inti) dan 20.699 ha (plasma), dengan total produksi 54.746 ton dan nilai penjualan Rp 1.103 miliar atau 37,55% dari total pendapatan perusahaan.
“Pemasaran produksi karet dilaksanakan dengan penjualan lokal (27%) dan ekspor (73%). Produksi karet PTPN VII telah mempunyai brand image di pasar international. Komoditas karet didukung oleh empat unit pabrik pengolahan RSS, 11 unit pengolahan crumb rubber dan satu unit pengolahan latex pekat,” ucapnya lanjut.
Komoditi lain yang dihasilkan PTPN VII yaitu teh. Tingkat konsumsi teh di dunia, menurut Sonny, sampai saat ini masih cukup tinggi. Ekspor teh PTPN VII saat ini sudah merambah pasar internasional antara lain Malaysia, Pakistan, Timur Tengah, Eropa, dan Rusia. “Kalau luas areal tanaman perkebunan teh 1.298 ha, yang berada di lereng Gunung Dempo Pagar Alam, Sumatera Selatan. Dan penjualan produksinya melalui pasaran lokal dan ekspor,” kata Sonny sambil menambahkan, pemasaran lokal 39% dan ekspor 61%.
Dijelaskan pula, pada tahun 2007 produksi kering sebesar 2.987 ton dengan total nilai penjualan sebesar Rp 28 miliar dari volume penjualan sebanyak 2.833 ton. Komoditi teh hanya memberikan kontribusi 1,05% dari total pendapatan perusahaan. bf
Disnakertans Tuba Pro Aktif
Siapkan Tenaga Kerja Yang Handal
ACUNGAN jempol layak disampaikan ke Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Tulang Bawang. Kenapa? Tanggung jawabnya untuk mengatasi masih banyaknya tenaga produktif yang menganggur cukup elegan. Dinas pimpinan Ir Ahmad Syukur itu pro aktif menyiapkan mereka sebagai tenaga kerja yang handal.
Menurut data di Disnakertrans Tuba, saat ini jumlah tenaga kerja produktif 291.137 orang, yang terserap di perusahaan-perusahaan yang ada di kabupaten itu sebanyak 64.578 orang. “Tenaga kerja yang belum terserap sampai dengan bulan Juni 2008 berjumlah 3.498 orang,“ kata Ahmad Syukur.
Guna memaksimalisasi potensi tenaga kerja produktif itu, Disnakertrans Tuba telah menyiapkan langkah-langkah pro aktif, misalnya memberikan pelatihan atau pembekalan keterampilan. Berupa pelatihan keterampilan las listrik, karbit, meubeleir, dan tukang kayu. Juga pelatihan otomotif roda dua dan elektronik serta pelatihan-pelatihan terpadu lainnya.
Ahmad Syukur menambahkan, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Way Abung untuk melaksakan kegiatan mobile unit training (MUT). “Harus diakui pula, masih banyak masyarakat yang menunggu giliran mendapatkan pembekalan dan pelatihan keterampilan. Mengingat wilayah Tulang Bawang sangat luas, sehingga secara bertahap seluruh masyarakat bisa merasakan pelatihan yang dilaksanakan pemerintah,” ucapnya lanjut.
Ia menambahkan, Disnakertrans juga melakukan koordinasi dengan perusahaan-perusahaan besar yang ada di Tuba, dimana diingatkan agar dalam rekrutmen tenaga kerja dapat mengutamakan pekerja asal kabupaten itu. “Bila tidak terpenuhi, baru mengambil tenaga kerja dari luar,” kata Ahmad Syukur. ek
DAK Lampura Transparan
FOKUS - Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan merupakan dana untuk menunjang pelaksanaan wajib belajar (wajar) pendidikan dasar 9 tahun yang bermutu, telah berjalan sesuai dengan mekanisme.
Dari invesigasi Fokus diketahui, dalam sosialisasi DAK 2008 untuk 106 SD, Diknas Lampura cukup transparan. Baik dalam penyaluran untuk tiap sekolah, maupun pelaksanaan pekerjaan.
Seperti tahun-tahun lalu, daftar penerima DAK terpajang pada papan pengumuman di Diknas, sehingga dengan mudah masyarakat dapat mengetahuinya.
Menurut Sauki, mendampingi Kasubdin Sarana Prasarana Diknas Lampura, Drs Suyono, SH, MM, penyaluran DAK sesuai dengan harapan masyarakat, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
”ini semua berkat dukungan semua pihak, dan kami yang baru melaksanakan ini juga harus hati-hati mengambil setiap keputusan. Kesuksesan penyaluran DAK ini tak luput dari semua pihak yang menghendaki tranparansi, sehingga pihak Diknas dapat menjalankannya sesuai mekanisme,” ujar Sauki. rj
Pupuk Lebih Mahal Ketimbang Biaya Sekolah
KPD pertanian mempunyai tanggung jawab untuk membina dan memajukan usaha pertanian di wilayahnya sesuai dengan tupoksi.
Diantaranya?
Kita bertugas menjaga terjadinya bencana alam, seperti kekeringan air. Untuk itu sejak dini kita telah siap menanggulanginya dengan kemampuan mesin pompa air.
Program unggulannya apa saja?
Kita punya program sekolah lapangan pengguna air yang didanai oleh PISP. Sekolah lapangan pengguna air ini diikuti tiga peserta, terdiri dari pengurus P3 Kecamatan Way Jepara, pengrurs P3 Kecamatan Labuhan Maringgai, serta petani pelaku dan area. Karena program itu untuk pemerataan cara pengguna air, maka kegiatan ini intinya merubah pelaku dan sikap petani untuk meningkatkan produksi kesejahteraan petani dan keluarganya.
Di Matarambaru ini, komoditas apa yang diunggulkan?
Yang pertama tanaman kakao, dan kedua padi. Untuk itu kita meminta dukungan semua pihak, khususnya Dinas Pertanian dan Pengairan sebab untuk menunjang potensi pertanian yang ada dibutuhkan sinkronisasi program dan kegiatan.
Pendukung sektor pertanian yang urgen itu apa?
Yang utama adalah melakukan perbaikan sarana pertanian, saluran air irigasi, serta membina kelompok tani (koptan) sehingga realisasinya dapat dinikmati oleh petani yang merupakan anggota kelompok tani.
Kalau permasalahan yang bisa mempengaruhi peningkatan hasil petani?
Permasalahan utama dalam meningkatkan produksi dan produktifitas di Matarambaru ini adalah hama tikus, serta sarana produksi seperti harga pupuk.
Kenapa dengan pupuk?
Karena harga pupuk saat ini lebih mahal dari biaya sekolah. Banyak petani yang mengeluhkan masalah ini. Disamping itu pengalihan lahan dan air serta pemeliharaan tanaman kurang efektif dan efesien. Hal inilah yang menyebabkan hasil tani menurun.
Untuk kedepan, apa langkah Anda dalam meningkatkan produksi pertanian di Kecamatan Matarambaru ini?
Saya berharap kepada para petani kita, untuk tetap menjaga kualitas dan kuantitas hasil pertaniannya, sehingga dapat mengangkat perekonomian keluarga pada khususnya, dan memberikan kontribusi untuk pembangunan di Kabupaten Lampung Timur ini. Karenanya kita menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah di tingkat desa dan para kelompok tani serta kerja sama dengan pihak pertanian untuk bagaimana bisa menghemat air. ***
SDN Kebon Damar Aktif Pramuka
SMK BLK Tampilkan Karya
Pada Pameran Pembangunan di Stand Pemkot
KARYA-karya siswa SMK BLK Way Dadi, Sukarame, utamanya bidang teknik elektro dan otomotif turut mewarnai stand pameran Pemkot Bandar Lampung diajang Pameran Pembangunan PKOR Way Halim memeriahkan HUT RI ke-63 yang berlangsung sampai Selasa (19/8) malam.
Dua guru SMK BLK; Purwanto Ariyadi Surya dan Ir Martin dipercaya sebagai pembimbing penampilan karya siswa tersebut. Menurut Purwanto, di bidang keahlian elektro, pihaknya menampilkan program instalasi sambungan rumah, pengontrolan motor listrik satu pase dan dua pase secara normal dan otomatis program. Sedang keahlian teknik otomotif menampilkan pemasangan jaringan instalasi otomotif, bongkar-pasang mesin otomotif dan enzim.
Suyanto, ST, kepala SMK BLK Bandar Lampung, menjelaskan ditampilkannya karya-karya siswanya pada ajang pameran pembangunan ini untuk membangun kepercayaan diri para siswa bahwa mereka pun memiliki kemampuan dan prestasi yang layak dibanggakan.
Sementara Ir Hi Triono Arifin, MM, ketua Yayasan BLK, menyatakan pihaknya memang sengaja menampilkan karya-karya siswanya di ajang pameran pembangunan guna memotivasi para siswa sekaligus memberitahukan kepada masyarakat bahwa tenaga didik dari SMK BLK benar-benar siap pakai. hp
Pejuang Yang Belum Merdeka
PERJUANGAN Mukhlasi mempertahankan kemerdekaan RI tak terpungkiri. Pada tahun 1947-1949 ia tergabung di Laskar Hizbullah dan TRI/Jan II/Ris II Divisi Sultan Agung dan bertempur habis-habisan demi kemerdekaan di daerah Gombong, Jawa Tengah. Namun kini, pejuang yang tinggal di Pekon Kresno Mulyo, Ambarawa, Tanggamus, itu malah belum merasakan kemerdekaan.
Lho kok bisa? “Kalau saya mengenang perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI tahun 1947-an lalu, dan melihat kondisi saat ini, hati saya sedih. Perhatian pemerintah pada kami-kami yang dulu berjuang sangat minim. Sampai-sampai rasanya kami belum merasakan kemerdekaan,” urai Mukhlasi yang kini tinggal bersama putrinya.
Pejuang kelahiran Kebumen 10 Maret 1917 ini masih ingat saat pertama kali dirinya menerima tunjangan dari pemerintah di tahun 1996 silam. “Tunjangan bagi mantan pejuang kemerdekaan itu hanya cukup untuk ongklos dari Kota Metro ke Kebumen, Jawa Tengah,“ tuturnya dengan nada sedih.
Ia mengaku sempat bergembira saat mendengar kabar pemerintah akan memberikan uang penghargaan bagi pejuang kemerdekaan yang masih hidup. “Saya sampai sudah mengkhayal, akan saya gunakan uang itu untuk berangkat menunaikan ibadah haji. Tapi sampai sekarang nggak ada realisasinya,” ucap Mukhlasi yang mengaku kebutuhan hidupnya sehari-hari ditanggung oleh anak-anaknya.
Kesedihan –dan kepedihan- begitu tampak saat Mukhlasi menuturkan nasibnya kini. Namun ketika bercerita kiprahnya saat mempertahankan kemerdekaan RI dari tangan penjajah, semangatnya langsung bangkit. Suaranya bergetar penuh nafas perjuangan.
Ada peristiwa yang tak mungkin terlupakan saat ia berjuang di masa kemerdekaan dulu. Apa itu? “Dalam suatu pertempuran, punggung saya kejatuhan kaki teman saya yang terkena mortar. Pengalaman itu sungguh tak terlupakan,” kata mantan anak buah Kiyai Bakri Abdul Latif ini.
Tak hanya Mukhlasi yang merasa belum menikmati kemerdekaan yang dulu diperjuangkannya. Mbah Leman, mantan pejuang berusia 86 tahun, yang saat ini tinggal bersama anak cucunya di Desa Guyuban, Kecamatan Way Lima, Pesawaran, pun merasakan hal yang sama.
Karena itu, Mbah Leman sangat berharap, pemerintah mau memberikan perhatian sepadan bagi para pejuang. Sebab rata-rata kehidupan para mantan pejuang kemerdekaan yang ada di Lampung sangat memprihatinkan. “Jangankan untuk kebutuhan lain, untuk makan sehari-hari saja, kami sangat kesulitan,“ urainya dengan nada getir.
Selayaknya, pada HUT Kemerdekaan RI ke-63 ini, para pimpinan daerah menunjukkan perhatiannya pada para mantan pejuang kemerdekaan. Masih banyak Mukhlasi dan Mbah Leman yang lain, yang dulu memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan, malahan belum menikmati kemerdekaan itu sendiri. ry