20 Oktober 2008

TUBA Jadi Provinsi Pada 2012

DR Drs H Abdurachman Sarbini, SH, MH, MM memang sosok yang tak pernah sepi dari ide yang diaplikasi secara apik. Terbukti kini Kabupaten Tulang Bawang berkembang pesat sejak ia memimpin daerah pecahan dari Lampung Utara itu selama enam tahun belakangan. Dan tepat di hari jadinya yang ke 54 tahun, Jumat 17 Oktober lalu, dengan transparan Mance –begitu Abdurachman Sarbini biasa disapa- membuka obsesinya, yaitu menjadikan Kabupaten Tulang Bawang sebagai provinsi baru di Lampung. Memang, obsesi Mance tersebut sebenarnya bukan rahasia umum lagi bagi kalangan birokrat di Pemkab Tuba. Namun menjadi beda halnya ketika rencana tersebut dibeber pada saat yang bersejarah bagi dirinya. Didepan puluhan pejabat yang dikukuhkan sebagai pelaksana tugas (plt) kepala satuan kerja (eselon II-b) yang disatukan dengan perayaan ulang tahunnya ke 54, Jumat (17/10) siang, Mance menegaskan komitmennya untuk terus membangun dan memajukan daerah Kabupaten Tuba, sehingga pada saatnya nanti wilayah itu menjadi daerah termaju di provinsi ini. Terkait dengan itu, ia menambahkan, dirinya memiliki obsesi menjadikan Tuba sebagai provinsi. Karena itulah dimulai tahapannya dengan melahirkan dua kabupaten baru; Tulang Bawang Barat dan Mesuji, yang nantinya disusul dengan dua kabupaten baru lagi. “Semua itu (obsesi menjadikan Tuba sebagai provinsi, red) masih berupa wacana. Tapi, wacana itu tidak aneh. Contoh saja Bangka Belitung yang menjadi provinsi,” kata Mance dengan penuh semangat. Lontaran idenya menjadikan Tuba sebagai provinsi baru di Lampung itu tampak disambut antusias oleh kalangan birokrat yang hadir pada acara tersebut. Apalagi Mance sendiri mengingatkan jika untuk mencapai kemajuan diperlukan kerja keras, dengan demikian masa depan Tuba yang cerah akan terwujud bila seluruh jajaran bersatu padu demi kemajuan. Meski memiliki obsesi yang prestisius, Mance mengakui bahwa sampai saat ini lebih baik ia mengistilahkan Kabupaten Tuba sebagai daerah tertinggal, dengan begitu semua pihak akan mempunyai semangat untuk membangun daerah, dan bekerja untuk mengejar ketertinggalan akan menghasilkan kinerja yang maksimal. Lalu kapan Tuba akan menjadi provinsi sendiri? Secara transparan Mance memang tidak menyebutkan. Hanya ia mengisyaratkan menjadikan Tuba sebagai kabupaten maju dapat diwujudkan sebelum masa pengabdiannya sebagai bupati periode kedua berakhir pada 2012 mendatang. Beberapa sumber Fokus di Pemkab Tuba akhir pekan kemarin menyatakan, Mance memiliki obsesi menjadikan wilayah terluas di Lampung itu sebagai provinsi baru pada 2012 mendatang. Karena itu ditargetkan pada 2009 mendatang dua kabupaten baru yang kini pembahasannya telah sampai di DPR-RI dapat diwujudkan, disusul setahun kemudian mengajukan dua kabupaten baru lagi. Estimasinya, begitu kata sumber, pada 2011 Kabupaten Tuba telah memiliki empat kabupaten baru, dengan demikian pada 2012 sudah memenuhi persyaratan untuk menjadi provinsi. “Obsesi Bupati Abdurachman Sarbini itu semata-mata untuk semakin memberikan pelayanan yang maksimal kepada seluruh rakyat di daerah ini, sekaligus mempercepat proses pembangunan untuk kesejahteraan rakyat,” kata sumber yang dikenal dekat dengan Mance. ek Warga Way Kanan Kepincut Masuk Tuba Perkembangan pesat Kabupaten Tulang Bawang sejak kepemimpinan DR Drs H Abdurachman Sarbini, SH, MH, MM tidak hanya dirasakan masyarakat setempat dan membuat mereka semakin antusias untuk menapaki hidup yang lebih baik di masa depan. Warga asal Kabupaten Way Kanan pun diam-diam kepincut untuk bisa menjadi warga Tuba. Oh ya? Begitulah gelora yang kini menggelegak di nurani sebagian besar warga SP 5 Kampung Tegalmukti dan warga SP 6 Pagariman, Kecamatan Negeribesar, Kabupaten Way Kanan. Beberapa waktu silam, warga asal kabupaten pimpinan Tamanuri-Bustami Zainuddin itu menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan Kabupaten Tuba. Dan rupanya, kabar kepincut-nya warga kabupaten tetangga tersebut sudah sampai ke telinga Mance. Saat penyerahan SK Plt 35 eselon II-b, Jumat (17/10) silam, Bupati Tuba membeberkan fakta tersebut. Lalu apa sikapnya? Terus terang Mance menyatakan kesiapannya menerima warga Way Kanan yang akan migrasi ke wilayahnya. Hanya saja, hal ini tidak mudah, melainkan perlu mediasi dari Pemprov Lampung. Karena masalah ini melibatkan dua daerah; Kabupaten Way Kanan dan Tuba. “Kalau pemprov memutuskan warga dan wilayah Kecamatan Negeribesar itu masuk Tuba, ya kami menerimanya,” kata Mance sambil menambahkan posisi Kecamatan Negeribesar memang berbatasan langsung dengan Kecamatan Tulang Bawang Tengah dan Pagardewa. Sehingga secara geografis, Negeribesar memang sangat dekat dengan wilayah Tuba. *Kantor Bupati Sementara terkait rencananya membangun komplek perkantoran baru untuk Pemkab Tuba, Bupati Abdurachman Sarbini menyatakan, anggarannya akan diusulkan pada APBD TA 2009 dengan nilai Rp 20 miliar. Rencananya, begitu urai Mance, pembangunan kantor baru yang diniatkan semata-mata untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara lebih baik itu, bukan untuk seluruh kantor dinas dan instansi yang ada, melainkan hanya sebagiannya saja. Utamanya kantor bupati, sekretariat daerah, dan beberapa kantor lainnya. Sedang kantor dinas atau instansi lainnya masih di komplek perkantoran yang ada saat ini, di Jl Cemara, Menggala. Ditambahkan, pembangunan kantor baru dengan anggaran Rp 20 miliar tersebut akan dilakukan dalam satu tahun anggaran, dengan demikian pengerjaan dapat cepat dan kantor bisa langsung dimanfaatkan. Lokasi kantor baru yang berada di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) juga akan mengenalkan Tuba kepada seluruh masyarakat yang lalu lalang di kawasan itu. Mance menambahkan, nantinya di komplek perkantoran baru Pemkab Tuba akan didirikan gedung olahraga yang dapat digunakan kapan pun oleh seluruh warga setempat. “Gedung olahraga itu dirancang khusus, layaknya gedung olahraga di daerah-daerah lain,” lanjut dia. ek Buka-Bukaan Potensi Tuba KABUPATEN Tulang Bawang sejak kepemimpinan pemerintahan ditangan DR Drs H Abdurachman Sarbini, SH, MH, MM memang mengalami berbagai kemajuan. Utamanya, hampir semua potensi daerah dapat digali dan dikembangkan. Berikut buka-bukaan apa saja potensi besar wilayah yang kini berobsesi menjadi basis lahirnya provinsi baru di Lampung tersebut. Dengan memiliki potensi wilayah yang cukup luas, pembangunan sektor pertanian di Tuba dilakukan dalam rangka memantapkan dan meningkatkan swasembada pangan, ditempuh melalui kegiatan intensifikasi, ekstensifikasi, dan diversifikasi dengan kegiatan meliputi pembibitan, penanaman/ budidaya, pasca panen, pengolahan, dan pemasaran, serta kegiatan-kegiatan lainnya. Dari berbagai usaha pertanian yang dilakukan, komoditas padi, jeruk, salak, jagung, ubi kayu, dan kedelai adalah produk pertanian yang potensial untuk terus dikembangkan di daerah ini. Untuk komoditas jeruk, kabupaten ini merencanakan akan menjadikan tanaman itu sebagai komoditas unggulan pada sektor pertanian. Sampai dengan tahun 2004, luas areal tanaman jeruk di daerah ini mencapai 8.645 ha, dengan luas panen 3.571 ha dan produksi 78.562 ton. Sementara itu khusus untuk tanaman padi, luas panen padi sawah tahun 2004 mencapai 67.537 Ha hdengan produksi 344.579 ton. Lahan yang ada terbagi menjadi berbagai macam, bergantung pada sistem irigasi yang dikembangkan, diantaranya irigasi teknis, pasang, irigasi non PU, non irigasi/pasang surut, tambak dan lain lain. *Perkebunan & Kehutanan Secara statistik, potensi pengembangan perkebunan di Tuba tercatat seluas kurang lebih 298.943 ha. Adapun usaha-usaha yang dilakukan bagi pengembangan perkebunan ditempuh melalui budidaya perkebunan industri perkebunan, dan pengembangan usaha investasi perkebunan dengan cara pola perusahaan besar swasta (PBS), pola perusahaan inti rakyat (PIR), serta pola kemitraan (kemitraan melalui KUD dalam berbagai usaha dengan perkebunan besar). Sasarannya adalah tercapainya target penerimaan PADS sub sektor perkebunan, tercapainya luas areal perkebunan yang maksimal melalui APBD Kabupaten Tuba, swadaya petani dan pihak swasta/investor, tercapainya kualitas SDM perkebunan, terjalinnya kerjasama pembangunan pabrik pengolahan karet rakyat antara koperasi dengan Londsum Group, dan terselesaikannya permasalahan dalam pelaksanaan pembangunan perkebunan pola kemitraan kelapa sawit dan tebu. Kegiatan utamanya adalah meningkatkan usaha-usaha perkebunan melalui diversifikasi, intensifikasi, ektensifikasi, dan rehabilitasi. Sampai saat ini, tercatat berbagai produk perkebunan yang potensial dan sedang dikembangkan di Tuba, antara lain: 1. Karet, lokasi: 13 kecamatan, 2. Kelapa, lokasi: 13 kecamatan, 3. Kelapa Sawit, lokasi: 13 kecamatan, 4. Tebu, lokasi: Kecamatan Gedung Meneng. Tanaman karet merupakan salah satu primadona perekonomian kabupaten ini, dimana dari tahun ke tahun terus terjadi peningkatan, baik luas maupun produksinya. Pada tahun 2003 luas areal tanaman karet 26.738,40 ha dengan produksi 23.280,90 ton, dan pada 2004 terjadi peningkatan luas areal menjadi 30.589,25 ha dengan produksi 53.441,21 ton. Sementara, pembangunan kehutanan dan konservasi tanah, terutama pada lahan kritis dilakukan melalui kegiatan: 1. Pengembangan hutan rakyat, 2. penghijauan. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya pemerintah setempat untuk pelestarian sumber daya alam dan konservasi lahan kritis. Sampai saat ini, luas seluruh hutan daerah Tuba yaitu, 119.924,01 ha, terdiri dari: kawasan register 44, seluas 11.473,12 ha, kawasan register 45 seluas 42.762,09 ha, kawasan register 47 seluas 65.688 ha. Dari seluruh hutan yang ada, tercatat 54.234,92 ha (kawasan hutan register 44 dan 45) dimanfaatkan untuk HTI (Hutan Tanaman Industri) dengan komoditas unggulan sub sektor kehutanan antara lain: akasia, albasia, mahoni, dan sengon. Sedangkan seluruh kawasan hutan register 47 dimanfaatkan untuk perkebunan tebu dan pertambakan. ek Potensi Peternakan Cukup Mengagumkan Bidang usaha peternakan di Tuba meliputi usaha ternak besar, ternak kecil, dan unggas, serta penyediaan sarana produksi, mulai dari bibit makanan ternak usaha budi daya, usaha pasca panen, sampai ke pemasaran. Program pembangunan sektor peternakan diarahkan untuk mampu meningkatkan populasi ternak, meningkatkan hasil produksi ternak, menghasilkan produk unggulan yang mampu bersaing di dalam maupun luar negeri (komoditi ekspor), meningkatkan citra peternakan, serta menciptakan lapangan keria khususnya bagi masyarakat setempat, yang kesemuanya ditujukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak serta masyarakat pada umumnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilaksanakan beberapa kegiatan, seperti: Penerapan biotehnologi inseminasi buatan (IB) dalam pembibitan hewan ternak, melakukan program penggemukan ternak potong, pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, dan pembinaan dan penyuluhan. Memang, potensi peternakannya cukup mengagumkan, dan yang telah dikembangkan, diantaranya: 1. Sapi (penggemukan sapi), dengan lokasi di Kecamatan Tumi Jajar. 2. Kerbau, dengan lokasi Kecamatan Menggala. 3. Kambing berlokasi di 18 kecamatan. 4. Ayam Ras, lokasi di Kecamatan Tumi Jajar, dan Lambu Kibang. 5. Ayam Buras, berlokasi di 18 kecamatan. Sementara untuk menjaga ketersediaan daging produksi peternakan yang higienis, aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH) bagi konsumen, telah dibangun satu unit rumah potong hewan di Kampung Purwa Jaya, Kecamatan Banjar Agung, yang dioperasikan pada awal tahun 2002 silam. ek Kalau Perikanan Jangan Diragukan, Potensi Bahan Pertambangan Melimpah Wilayah Tulang Bawang sangat potensial untuk pengembangan sektor perikanan. Sejak jaman dahulu, nenek moyang daerah ini telah dikenal sebagai penghasil ikan dengan jumlah yang cukup besar. Pengembangan sektor perikanan di daerah itu, tersebar di seluruh kecamatan. Usaha perikanan merupakan usaha terpadu yang mempunyai kegiatan penangkapan atau pembudidayaan ikan, termasuk kegiatan mengangkut, menyimpan, dan mengawetkan ikan, sampai pemasaran hasilnya untuk tujuan komersial yang dapat dilakukan oleh usaha perorangan maupun badan hukum. Pembangunan di bidang perikanan, diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup para nelayan, dengan berbagai usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, melalui pengembangan keramba apung di perairan sungai dan rawa, pengembangan kolam dan tambak, pembina nelayan umum, nelayan laut, serta petani tambak udang. Sejak 2002, hasil-hasil produksi perikanan Tuba telah mampu menembus pasar internasional, dengan melakukan ekspor ke Amerika, Hongkong, dan Jepang. Total volume ekspor ketiga negara tersebut (data tahun 2002) sebesar 8.734,40 ton, dan nilai ekspor sebesar 96.078.400 US Dolar. Kabupaten ini juga pernah tercatat sebagai sentra budidaya udang terbesar di Indonesia, bahkan di Asia. Tercatat ada dua perusahaan besar yang bergerak di bidang budidaya udang, yaitu PT Dipasena Citra Dharmaja, yang berlokasi di Kecamatan Rawa Jitu Timur dan PT Centra Pertiwi Bahari, yang berlokasi di Kecamatan Gedung Meneng. Pada sektor perikanan, saat ini juga terus dikembangkan budidaya ikan bandeng, cumi-cumi dan kepiting. Guna meningkatkan pelayanan dan kemudahan dalam memasarkan hasil produksi perikanan, telah dilakukan pembinaan dan pengembangan terhadap beberapa tempat pelelangan ikan (TPI), yaitu diantaranya Kuala Teladas, Kecamatan Gedong Meneng, yang makin diperlancar dengan telah dibangunnya jalan tembus sejauh 3 Km, yang menghubungkan daerah tersebut dengan Kampung Kekatung. *Pertambangan Bagaimana dengan potensi pertambangannya? Potensi bahan galian di kabupaten ini cukup besar, dan telah dimanfaatkan walaupun dalam jumlah kecil khususnya bahan galian C. Apa saja potensi pertambangan Kabupaten Tuba? 1. Pasir kuarsa yang berlokasi di Kecamatan Gedung Meneng (2.500 ha), di Kecamatan Gedung Aji (250 ha), Kecamatan Teladas (1000 ha), Kecamatan Tulang Bawang Tengah (200 ha), Banjar Agung (500 ha), dan sekitarnya. 2. Pasir pasangan dan lempung, berlokasi di Kecamatan Menggala (1000 ha), Simpang Pematang (300 ha), Kampung Panaragan, Kampung Wira Laga, Kecamatan Gunung Terang (250 ha), Kecamatan Banjar Agung (500 ha), dan di Kecamatan Tulang Bawang Udik (450 ha). Secara histories, sungai Tulang Bawang merupakan denyut nadi perekonomian di kabupaten ini. Dengan dua sungai, yaitu Way Tulang Bawang dan Way Mesuji, disamping sungai-sungai lainnya, seperti Way Pidada, Way Kanan, Way Kiri, dll, ditambah potensi laut di daerah Mesuji, jika dikelola dengan maksimal, serius, dan profesional, maka tidak mustahil masa kejayaan Tulang Bawang akan kembali terulang. ek Wisata Budaya Tiada Bandingnya KABUPATEN Tulang Bawang juga memiliki berbagai objek wisata budaya/sejarah yang dapat diandalkan. Bahkan dapat dibilang tiada bandingnya. Misalnya ibukota kabupaten; Menggala, yang merupakan kota tertua, dan sanggar-sanggar seni dan budaya sebagai pelestarian warisan nenek moyang, banyak berkembang dan siap memberikan paparan dan sajian tentang adat istiadat masyarakat setempat. Selain itu terdapat beberapa objek wisata budaya yang tidak kalah menarik, seperti makam-makam kuno di Pagar dewa, Gedong Aji, Bakung Ilir/Udik. Disamping potensi-potensi tersebut, Tuba masih menyimpan berbagai potensi pariwisata yang layak dikembangkan, antarn lain River Tour di Sungai Tulang Bawang dan Mesuji, perkampungan di atas air di Kuala Teladas, areal konservasi Rawa Pitu yang unik dengan keberadaan burung-burung yang bermigrasi antar benua. Tak hanya itu. Masih ada potensi pariwisata lainnya yang memikat, seperti Rawa Pacing yaitu lahan basah yang masih tersisa saat ini, seluas 12.000 ha, yang kaya akan ragam flora dan fauna berupa beberapa jenis ikan lokal dan burung yang dilindungi. Lalu kawasan Bujung Tenuk di daerah Menggala, juga menyimpan pesona pariwisata yang terpendam. Keindahan alamnya sangat unik, dimana di musim hujan terlihat seperti danau, sementara pada musim kemarau terlihat seperti padang rumput yang kaya dengan burung­-burung spesies langka di dunia. Sebagai penunjang pariwisata, saat ini di wilayah itu terdapat banyak hotel (kelas melati) serta penginapan-penginapan di tiap kecamatan yang cukup representatif, restoran dan rumah makan, serta warung-warung makan kecil lainnya juga banyak terdapat di daerah ini dengan aneka masakan, mulai dari masakan khas Lampung (seruit) sampai dengan masakan Palembang, Padang, dan lain sebagainya, yang higienis, murah, dan terjamin. ek 36 Perusahaan Besar Angkat Ekonomi Rakyat Dari berbagai sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian di Tuba, sektor industri memegang peranan yang sangat penting. Perusahaan besar (PMA-PMDN), disamping perusahaan­perusahaan kecil lainnya, sangat berperan dalam menggerakkan roda perekonomian di daerah ini. Keberadaan perusahaan­perusahaan ini diharapkan akan mampu menyerap tenaga kerja dengan maksimal, mampu menekan tingkat pengangguran, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Saat ini di Kabupaten Tulang Bawang terdapat lebih kurang 36 perusahaan besar, ribuan perusahaan kecil dan koperasi. Antar perusahaan yang ada diharapkan akan terbentuk suatu Bussines Network, yang bisa dilakukan oleh pelaku bisnis, yaitu antara perusahaan besar, dan kecil, yang saling menguntungkan, sehingga terjadi keharmonisan antar perusahaan yang ada. Pesatnya perkembangan industri yang ada, akan digiring untuk mengarahkan karyawan industri berbelanja ke pusat-pusat perdagangan yang ada. Dengan demikian, terbuka peluang usaha retail untuk berkembang, yang selanjutnya dapat meningkatkan perputaran uang dan roda perekonomian di daerah ini. Pengembangan sektor industri, diantaranya diarahkan pada pembinaan industri kecil dengan cara: Meningkatkan keterampilan dan pengetahuan SDM pengrajin, peningkatan mutu dan disain produk, pengenalan teknologi tepat guna melalui bantuan stimulant, promosi dan pameran usaha industri secara tetap dan berkala yang merupakan gambaran industri kecil di kabupaten itu. Lalu industri apa saja yang berkembang pesat di Tuba? Diantaranya: 1. Industri kerajinan, yang berlokasi di Kecamatan Menggala, Banjar Agung, dan Tulang Bawang Tengah. 2. Industri gula, dengan lokasi di Kecamatan Gedung Meneng. 3. Industri CPO, berlokasi di Kecamatan Tanjung Raya dan Penawartama. 4. Industri tapioka, di Kecamatan Banjar Agung, Tulang Bawang Udik, Lambu Kibang, dan Tulang Bawang Tengah. *Perdagangan Maju Untuk perdagangan dan investasi, pembangunan sektor ini diarahkan kepada peningkatan pengembangan komoditas non migas, peningkatan pembinaan terhadap para pedagang golongan ekonomi lemah, pengembangan kerjasama yang sesuai antara golongan usaha besar, menengah, dan kecil, dan pemantapan peran Kadinda terhadap golongan ekonomi lemah, serta peningkatan promosi ekspor. Kemajuan di sektor perdagangan ditandai dengan meningkatnya jumlah permohonan surat izin usaha perdagangan (SIUP) dan meningkatnya kesadaran pengurusan tanda daftar perusahaan (TDP), juga dengan dibangunnya pusat-pusat komersial lainnya. ek Puluhan Pejabat Jadi Plt BUPATI Tuba, DR Drs H Abdurachman Sarbini, SH, MH, MM, Jumat (17/10) silam, di GSG Menggala, menyerahkan surat keputusan pelaksana tugas (Plt) kepada 35 pejabat eselon II-b di lingkungan pemkab yang memimpin satuan kerja sebagaimana diamanatkan Peraturan Daerah Nomor 17 sampai 21 Tahun 2008. Penyerahan SK Plt tersebut disesuaikan juga dengan PP Nomor 41/2008, dimana lahir beberapa lembaga baru, seperti Dinas Komunikasi dan Informatika yang sebelumnya Bagian Humas & Komunikasi, dan Dinas Pemuda dan Olahraga. Tetapi ada juga yang berupa penggabungan beberapa dinas. Dalam kesempatan itu, secara tidak langsung juga terjadi rolling antar beberapa pejabat. Bupati Abdurachman Sarbini mengharapkan kepada pejabat penerima SK Plt untuk meningkatkan kinerja dan menyesuaikan diri dengan strukturisasi kelembagaan yang mulai diberlakukan di Pemkab Tuba. ek Mereka Plt Eselon II-B Pemkab Tuba No Nama Jabatan Lama Jabatan Baru 1 Drs Kirnali, MSi Asisten Bidang Pemerintahan Asisten Bidang Pemerintahan & Kesra 2 Ir Mirza Halim, MM Asisten Bidang Ekonomi dan Asisten Bidang Ekonomi & Pembangunan Pembangunan 3 Syafril Alam, SE Asisten Bidang Administrasi Asisten Bidang Administrasi 4 Junaidi Shobir, SE Asisten Bidang Umum Asisten Bidang Umum 5 Albar Yusuf, SE Sekretaris DPRD Sekretaris DPRD 6 Ir Husni Thamrin Kepala Dinas Perkebunan & Kehutanan Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan & Kehutanan 7 Ir Algiber Sihombing Kepala Dinas Kelautan & Perikanan Kepala Dinas Peternakan, Perikanan & Kelautan 8 Drs Darwis Fauzi Kepala Dinas PU Pengairan Kepala Dinas Pekerjaan Umum 9 Sigit Trenggono, SH, MH Kepala Dinas Pendidikan Kepala Dinas Pendidikan 10 Yusirman, SKM Kabid Pencegahan & Pemberantasan Kepala Dinas Kesehatan Penyakit Dinas Kesehatan 11 Drs Mad Hasnurin Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian & Perdagangan & Perdagangan 12 Gunawan Rais, SE Kepala Dinas Perhubungan Kepala Dinas Perhubungan 13 Drs Untung Widodo, MSi Kabag Pemerintahan Umum Kepala Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan & Aset daerah 14 Salmi Thoyib, SSos Kepala Dinas Pengendalian Dampak Kepala Dinas Pertambangan & Energi Lingkungan, Pertambangan & Energi 15 Hotman Atiek, SH, MH Kepala Dinas Pasar Kepala Dinas Pasar 16 Yulizar Hambali, SH Staf Pemkab Tulang Bawang Kepala Dinas Pemuda & Olahraga 17 Rusli HA, SE Kepala Badan Kependudukan Capil & KB Kepala Dinas Kependudukan & Capil 18 Ir Ahmad Sukur Kepala Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Kepala Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi 19 Drs Khairi Kepala Badan Penanaman Modal, Budpar Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata 20 Drs Akhmad Suharyo, M.Si Kepala Bagian Humas & Komunikasi Kepala Dinas Komunikasi & Informatika 21 Hasbi, SH, MH Staf Ahli Bupati Bidang Kesejahteraan Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan & & Kemasyarakatan Pemadam Kebakaran 22 Drs Tajudin BSR Kepala Badan Pengawas Daerah Inspektur 23 Rozinal Arifin, SE Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Daerah 24 Drs Kipli Hadi Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kepala Badan Kepegawaian Daerah 25 Dra Irawatie, RM Kepala Badan Kesbang & Linmas Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik & Perlindungan Masyarakat 26 Ariyawan, SE Kepala Bagian Pemerintahan Kampung/ Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat & Kelurahan Pemerintahan Kampung/Kelurahan 27 Drs Tamami Akip Kepala Badan Diklat Daerah Kepala Badan Diklat, Penelitian & Pengembangan Daerah 28 Andi Ruslan Nur, SE Kepala Badan Kesejahteraan Sosial & Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Pemberdayaan Masyarakat 29 Drs Muhammad Chaudry Kepala Bidang Keluarga Berencana & Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan & Keluarga sejahtera Keluarga Berencana 30 Ir Hi Nasrizal Kepala Dinas Peternakan & Kesehatan Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Hewan Pertanian, Perikanan & Kehutanan 31 Raden Mansus, SE Kepala Dinas PU Cipta Karya Staf Ahli Bupati Bidang Hukum & Politik 32 Drs Ruslan Ali Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan & Sengketa Tanah 33 Ir Donny Agung Wibawanto Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Staf Ahli Bupati Bidang pembangunan 34 Drs Mashud Ridwan Staf Ahli Bupati Bidang Penanggulangan Staf Ahli Bupati bidang Kemasyarakatan & & Pengentasan Kemiskinan SDM 35 Drs Achmad Sapawi Sulaiman Kepala Badan Keuangan Daerah Staf Ahli Bupati Bidang Ekonomi & Keuangan sumber: bkd tuba

Langkah Mance Seiring Suara Rakyat

SELAMA memimpin Kabupaten Tulang Bawang sampai memasuki tahun kedua di periode kedua, Bupati DR Drs H Abdurachman Sarbini, SH, MH, MM selalu dekat dengan berbagai elemen masyarakatnya. Dalam berbagai kesempatan untuk bertemu rakyat, ia langsung datang walau banyak kegiatan yang terpaksa diwakilkan. Tak ayal bagi sebagian besar masyarakat Tuba, langkah Mance –sapaan akrab sang bupati- selalu seiring dengan suara rakyat. Dan jika kini ia melontarkan secara transparan perlunya Tuba mempersiapkan diri untuk kedepannya menjadi “provinsi tersendiri” dipastikan atas dasar suara rakyat setempat, karena dengan perubahan status itu akan kian membuat rakyatnya cepat berkembang dan hidup dalam kesejahteraan. *** teks : fajar foto : istimewa

Mance Tidak Kuasa Menahan Keharuan

FOKUS - BUPATI Tulang Bawang, DR Drs Hi Abdurachman Sarbini, SH, MH, MM memang sosok pemimpin rakyat sejati. Apapun yang dialami masyarakatnya, ia selalu menyempatkan diri untuk tempat berbagi. Pun Senin (13/10) silam. Ia datang ke rumah warganya yang tewas akibat ditembak oknum aparat Polres setempat. Siang itu, Mance –begitu sapaan akrab Bupati Tuba- didampingi beberapa pejabat setempat datang ke rumah Wahab, orang tua Walia (23), korban penembakan oknum Polri Bripda Yudi Satria Negara, 5 Oktober silam, di Kampung Pancakarsa, Kecamatan Banjar Agung. Kedatangan Mance membuat keluarga Wahab terkejut. Pasalnya, tak ada pemberitahuan sebelumnya. Apalagi, ia tak sekadar menyampaikan duka cita, melainkan juga memberi sejumlah bantuan. Tak hanya itu. Mance juga dengan penuh kesabaran mendengarkan berbagai kekecewaan dan harapan keluarga korban penembakan oknum anggota Polri. Pun saat ibu korban, Suryati (46), menangis sesenggukan sambil menceritakan tragedi mengenaskan yang dialami anaknya; Walia. Sontak, Mance tak kuasa menahan keharuan mendengar rentetan cerita sedih salah satu warganya itu. Ia sampai beberapa kali menyeka air matanya. Dengan suara bergetar, Mance meminta keluarga korban bersabar dan menerima kenyataan dengan ketabahan. Ia akan membantu proses hukum oknum Polri tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya. Menurut Mance, selayaknya jika oknum Polri yang menembak warga sipil sampai meninggal dunia itu dijatuhi hukuman berat. “Pelaku sudah sewajarnya mendapat hukuman berat, maksimal 15 tahun penjara,” kata Bupati Tuba itu.
Mengenaskan
Sebagaimana diketahui, tragedi yang merenggut nyawa Walia bermula saat pemuda berusia 23 tahun itu tengah kongkow dengan beberapa rekannya didepan RM Ridho Jaya, Unit V, Tulang Bawang, Minggu (5/10) malam sekitar pukul 22.30 WIB. Saat itu, lewat didepan mereka seorang wanita mengendarai sepeda motor yang belakangan diketahui sebagai Bripda Eka. Walia sempat menegur anggota Polwan tersebut, namun tidak ditanggapi. Tak selang lama, datang Bripda Yudi Satria Negara, yang ditengarai sebagai kekasih Bripda Eka. Yudi menanyakan siapa yang menegur sang kekasih. Walia pun unjuk tangan, gentlemant. Mendadak, anggota Polsek Banjar Agung itu melayangkan tangannya, namun bisa ditepis oleh Walia. Tak puas, pistol pun dikeluarkan dan door, spontan pelipis pemuda warga Kampung Pancakarsa itu pun bolong. Darah segar muncrat. Gemparlah warga sekitar. Setelah menjalani proses perawatan di RSUAM Tanjung Karang, termasuk operasi pengambilan proyektil di kepala, Walia yang sejak peristiwa mengenaskan itu tidak pernah sadarkan diri, tepat pada puluk 09.45 WIB, Kamis (9/10) silam, akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Ia dikebumikan hari itu juga di pemakaman Kampung Pancakarsa. Bripda Yudi Satria Negara sendiri sudah diamankan di Mapolda Lampung. Pistol yang digunakannya ternyata diketahui merupakan inventaris Polsek Rawajitu Selatan, yang oleh Kapolsek AKP Hasbi, diserahkan ke Bripda Ari dalam menjalankan tugas mengejar pelaku kejahatan. Ironisnya, senjata api itu berpindah tangan ke Bripda Yudi hingga memakan korban warga sipil. Perkembangan terakhir kasus mengenaskan pasca Idul Fitri 1429 H ini, Bripda Yudi tak hanya bakal menerima pemecatan sebagai anggota Polri, tetapi juga menjalani proses hukum pidana sebagaimana warga biasa. Sementara Bripda Eka dan Bripda Ari juga bakal menerima sanksi. Nasib kurang baik tampaknya juga akan diterima Kapolsek Rawajitu Selatan, AKP Hasbi. Karena dinilai tidak mampu membina bawahan, besar kemungkinan ia akan segera dimutasikan. ek Adili di Menggala Keluarga korban penembakan oleh oknum Polri anggota Polsek Banjar Agung meminta agar kasus ini disidangkan di PN Menggala. Permintaan itu disampaikan Wahab, ayah almarhum Walia, saat Bupati Tuba, Abdurachman Sarbini, bertandang ke rumahnya, Senin (13/10) silam. Permintaan itu, menurut Wahab, merupakan sesuatu yang wajar saja, sebab kejadian perkaranya di wilayah Tulang Bawang. “Kami keluarga korban mengharapkan persidangannya berjalan di PN Menggala, dengan demikian kami bisa mengikuti seluruh prosesnya. Selain itu, kami mengharapkan pelaku dijatuhi hukuman berat. Kalau tidak, kami atau massa yang akan menghakiminya,” beber Wahab dengan menahan geram. Ia juga mengaku keluarganya telah membentuk “Tim Khusus” yang memantau, mengawal, dan memperjuangkan agar kasus penembakan yang menewaskan anaknya berjalan sesuai ketentuan hukum yang berlaku. Langkah ini, “Karena kami mendengar isu bahwa ayah pelaku juga anggota Polri dengan pangkat cukup tinggi, sehingga bisa saja kasus ini tidak jelas akhirnya. Itu sebabnya kami membentuk tim khusus untuk terus mengikuti perkembangannya,” Wahab menambahkan. Tak hanya Bripda Yudi Satria Negara sebagai penembak anaknya yang diharapkan Walia diadili di PN Menggala dan dijatuhi hukuman berat. Tetapi juga Bripda Eka dan Bripda Ari. Menurut penelusuran, sejak kasus ini Bripda Yudi diamankan di Mapolda Lampung dan didalam sel khusus. Bahkan ia sampai pekan kemarin tidak boleh berkomunikasi dengan siapapun. Sementara Bripda Eka dan Bripda Ari juga telah menjalani pemeriksaan di Propam Polda Lampung. ek

10 Tahun Kedepan Belum Memungkinkan

FOKUS - Lain lagi pendapat anggota DPRD Provinsi Lampung asal Tuba; Sugeng Kristiyanto, SH, atas lontaran Bupati Abdurachman Sarbini. Meski mengaku mendukung gagasan melahirkan provinsi baru, namun tokoh Partai Golkar yang dikenal dekat dengan berbagai lapisan rakyat Tuba ini menilai, untuk merealisasikan ide cemerlang itu perlu waktu yang tidak pendek. Maksudnya? “Menurut penilaian saya, kalau sampai 10 tahun kedepan belum memungkinkan-lah melahirkan provinsi baru di Lampung, apalagi dengan basis di Kabupaten Tuba,” ucap politisi low profile kelahiran Surabaya, Jawa Timur, 29 November 1959 itu. Lho kenapa? “Karena melahirkan provinsi baru itu tidak mudah. Persyaratannya sangat banyak. Bahkan sebenarnya Provinsi Lampung sekarang ini dengan jumlah penduduk 8 jutaan belum layak untuk dimekarkan menjadi 11 kabupaten/kota, apalagi mau dipecah menjadi dua provinsi,” urai dia. Apalagi, sambung Sugeng Kristiyanto, Kabupaten Tuba yang hanya berpenduduk 800.000 jiwa sangat tidak memungkinkan untuk menjadi basis lahirnya provinsi baru. “Kalau bicara rentang kendali, dengan luas wilayah sekitar 777,84 Km2 ya memungkinkan saja, tapi begitu masuk ke jumlah penduduk, tidak memenuhi persyaratan. Ini baru menyangkut dua hal, belum yang lain-lain,” lanjutnya. Menurut dia, ketika bicara rencana memekarkan suatu wilayah, maka banyak aspek yang mesti dikaji secara cermat, diantaranya menyangkut aspek historis, luas wilayah, jumlah penduduk, potensi wilayah, dan sebagainya. “Intinya, kalau mau memekarkan wilayah itu ya mesti clear and clean, baru keberadaannya benar-benar sesuai ketentuan perundang-undangan dan dirasakan masyarakat,” Sugeng menambahkan. Ia mengakui, jika hanya mengkancah aspek potensi wilayah, Kabupaten Tuba memang memungkinkan untuk dimekarkan. Tapi, “Kan itu baru dari satu aspek saja. Karena itu, saya mengharapkan ide Pak Bupati tersebut diikuti dengan penyiapan berbagai persyaratan secara matang,” imbuhnya. Sugeng Kristiyanto menambahkan, gagasan melahirkan provinsi baru yang telah dilontarkan Bupati Abdurachman Sarbini dengan menjadikan Kabupaten Tuba sebagai basis layak untuk disahuti oleh berbagai kalangan dengan optimisme yang tinggi. Hanya saja, tetap harus melihat realitas yang ada. Lalu kapan kira-kira waktu yang tepat untuk melahirkan provinsi baru? Sugeng memprediksi sekitar 30 sampai 40 tahun kedepan. “Kalau 10 tahun kedepan belum memungkinkan. Paling ya 30-40 tahun kedepan, sesuai dengan perkembangan pada saat itu,” ucap dia. Tentang bakal lahirnya Kabupaten Tulang Bawang Barat dan Mesuji, Sugeng menyatakan dukungannya. Hanya saja semua pihak perlu memahami bahwa tidak serta merta dengan kelahiran kabupaten baru itu kemajuan kehidupan masyarakat akan terwujudkan. Pasalnya, sesuai ketentuan perundang-undangan, daerah yang baru dimekarkan pada tiga tahun awal akan menjalani uji kelayakan menyangkut keberadaannya, jika dinyatakan lulus maka tiga tahun berikutnya memasuki masa berbenah. Karena itu, “Saya menilai, Kabupaten Tuba saat ini cukup dimekarkan menjadi tiga saja, yaitu ditambah Tulang Bawang Barat dan Mesuji. Itupun dua kabupaten baru itu memerlukan perhatian ekstra. Intinya, ya maksimalkan dulu-lah yang ada, baru memikirkan yang jauh kedepan,” tuturnya lagi. dd

Sulit Tuba Jalan Sendiri

OBSESI besar DR Drs Hi Abdurachman Sarbini, SH, MH, MM untuk melahirkan provinsi baru disambut respek oleh anggota DPRD Provinsi Lampung asal Kabupaten Tuba; H Khamamik. “Gagasan itu sangat bagus. Hanya perlu kesiapan yang benar-benar matang dan jangan dipaksakan,” tuturnya saat dihubungi akhir pekan kemarin melalui telepon seluler. Apa kata mantan calon bupati tersebut? Berikut petikan wawancara Fajrun Najah Ahmad dari FOKUS dengan Khamamik yang juga Ketua Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK) Kabupaten Tuba; Bagaimana pendapat Anda tentang obsesi Mance yang akan menjadikan Tuba sebagai provinsi baru? Jujur, saya menilai gagasan tersebut sangat bagus. Setidaknya untuk saat ini, ide itu akan membangun greget di hati rakyat bahwa ke depannya kita sebagai warga Kabupaten Tuba akan menjadi warga provinsi tersendiri. Hanya menurut saya, untuk melahirkan provinsi baru Tuba tidak bisa jalan sendiri. Kalau maunya jalan sendiri, sulit-lah rasanya. Maksudnya? Begini, sesuai dengan PP Nomor 78 Tahun 2007, untuk melahirkan provinsi baru dibutuhkan minimal lima (5) kabupaten, yang usulannya harus dari tingkat bawah, yaitu dari desa-desa, dari berbagai organisasi, yang diajukan ke DPRD. Ini prosedur sederhananya. Belum lagi dilanjutkan dengan persetujuan DPRD, usulan pengajuan melalui bupati dan sebagainya dan sebagainya. Ini kita bicara aturan fisikalnya. Kalau meruntut pada prosedur formal semacam itu, saya kira ya bisa-bisa saja. Tapi ya itu tadi, Tuba nggak bisa jalan sendiri. Kan bakal ada dua kabupaten baru dan kedepan juga akan dimekarkan dua lagi, menurut Anda? Itu semua kan baru rencana. Memang, untuk Tulang Bawang Barat dan Mesuji kasarnya ngomong tinggal menunggu ketuk palu DPR-RI untuk lahirnya undang-undang yang mengesahkannya. Katakanlah sudah ada tiga kabupaten di Tuba, tapi cakupannya menurut saya belum memungkinkan. Disisi mana yang belum memungkinkan? Untuk melahirkan provinsi itu banyak variabel yang akan dinilai, mulai dari luas wilayah atau geografisnya, rentang kendali, perkembangan perekonomian masyarakatnya sampai ke PDRB. Dari ini saja, sulit kalau Tuba jalan sendiri. Jalan keluarnya menurut Anda? Ya harus merekrut kabupaten-kabupaten yang sudah ada saat ini. Misalnya? Tuba harus merekrut Kabupaten Lampung Utara, Lampung Tengah, dan Way Kanan. Bahkan kalau perlu Kota Metro. Kalau itu bisa dilakukan, saya kira ide melahirkan provinsi baru di Lampung tersebut lebih riil. Itu tadi yang saya bilang, kalau Tuba sendiri, katakanlah nantinya ada lima kabupaten, tetap sulit untuk bisa menjadi provinsi sendiri. Banyak indikator pemekaran wilayah yang sulit dipenuhi. Jadi jangan dipaksakan dalam waktu beberapa tahun kedepan, begitu? Saya kira memang ke sana arahnya. Sebab ya itu tadi, kalau Tuba berdiri sendiri, tanpa melibatkan beberapa kabupaten lain yang sudah ada untuk melahirkan provinsi baru, sangat sulit. Tapi untuk sekadar wacana, lontaran itu sangat bagus sekali untuk semakin memotivasi masyarakat dan aparatur pemerintah guna terus meningkatkan kinerjnya. Tapi selama ini banyak daerah yang dipaksa pemekarannya melalui berbagai cara? Saya sarankan untuk mewujudkan gagasan provinsi baru ini, hal itu jangan dilakukan. Memang kita semua tahu, banyak daerah pemekaran yang dipaksakan. Contoh nyata Kabupaten Pesawaran, itu kan dipaksakan. Coba lihat sekarang perkembangannya, sudah setahun untuk lahan perkantoran saya nggak ada, masih sibuk mencari sana-sini. Padahal, substansi dari pemekaran wilayah itu kan untuk semakin memudahkan aparatur pemerintah memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kalau mereka sendiri saja ngantor-nya belum definitif, ya sulit dong. Itu sebabnya saya menyarankan, gagasan melahirkan provinsi baru ini jangan dipaksakan. Kalau seluruh indikator yang diamanatkan undang-undang telah terpenuhi, dan benar-benar disiapkan secara matang, ya silakan saja. Kenapa tidak?! ***

Bedah Potensi, Tarik Investasi

Spektakulernya Akan Buat Masjid Terapung PESTA demokrasi rakyat Lampung 3 September silam, tampaknya, sudah tidak lagi menjadi pikiran bagi M Alzier Dianis Thabranie, SE. Keberhasilannya bersama sang pasangan; Bambang Sudibyo, SH menduduki posisi kedua perolehan suara pilgub, sama sekali tidak lagi menjadi bahan perbincangan. Ia kini justru tengah mengurai mimpi-mimpinya di bidang lain. Begitulah kesimpulan Fokus saat bertemu Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung itu di kawasan wisata pantai miliknya di daerah Hanura, Padangcermin, akhir pekan kemarin. Siang itu, Alzier yang hanya ditemani beberapa kolega dekatnya; Ali Imron alias Cik Asan, Dedy Hidayat, Romi Effendy, dan Barlian Mansyur, tampak amat enjoy. Hanya memakai kaos oblong, bercelana Hawaii, dengan topi pet. Ia duduk santai di pesanggrahan pribadinya yang elok. Saat itu, ia baru saja mengecek kesiapan mesin pengeruk lumpur yang baru didatangkan dari Batam. Sehari sebelumnya, ia mematangkan kedatangan dua kapal pesiar yang dibelinya, yang akan ditempatkan di kawasan pantai seluas 40 hektare tersebut. “Saya sedang mengurai mimpi-mimpi dengan inovasi yang realistis bagi pengembangan potensi yang ada di wilayah ini untuk menarik investasi. Bagaimanapun bagusnya potensi suatu daerah bila tidak dikelola secara baik dan nyata, sulit dilirik pemilik modal. Padahal, salah satu upaya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat agar keluar dari kemiskinan adalah dengan mendatangkan investor,” urai Alzier dengan kalem. Pria kelahiran 8 November 1957 itu menerangkan, dirinya sengaja sejak beberapa tahun silam membeli kawasan pantai di wilayah Hanura guna membedah potensi wisata yang ada. Karena, menurut dia, Provinsi Lampung yang diberkahi Tuhan dengan beragam potensi yang tiada bandingannya harus benar-benar dikelola dan dimanfaatkan secara baik bagi masyarakat lingkungannya. “Jadi, yang ada ini ya harus kita bedah dan kelola secara baik. Dengan demikian akan memberi manfaat minimal untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitarnya,” ucap dia sambil menambahkan dirinya memang terus mengurai mimpi-mimpinya untuk memajukan provinsi ini dan membawa kesejahteraan untuk rakyatnya melalui potensi-potensi alam yang ada. “Hidup ini kan diawali dari mimpi-mimpi. Setelah itu kita berinovasi, bukan renovasi. Dengan begitu, kita akan selalu membangun dan membuat sesuatu yang membawa manfaat untuk sesama dan lingkungan,” imbuh Alzier yang di kawasan wisata milik pribadinya akan disediakan berbagai tempat hiburan rakyat dan bangunan gedung terbuka untuk acara-acara resepsi pernikahan yang dapat digunakan secara gratis bagi masyarakat miskin. *Masjid Terapung Memang banyak mimpi Alzier yang kini terus diurainya. Salah satu yang dapat disebut spektakuler adalah gagasannya akan membangun masjid terapung di wilayah pantai Hanura tersebut. “Konsultannya sudah datang ke sini. Sudah ada master plan-nya. Terus terang, saya terobsesi melihat Masjid Terapung yang ada di Arab Saudi saat umroh. Sungguh itu sebuah tempat ibadah yang begitu memikat. Nah, saya berniat membuat masjid terapung juga di wilayah pantai ini,” bebernya dengan wajah serius. Guna mewujudkan obsesinya itu, Alzier telah menyiapkan rencana mereklamasi pantai seluas 25 hektare lagi. Itu sebabnya ia mendatangkan mesin pengeruk lumpur, yang diperkirakan mulai pekan ini telah melakukan kegiatannya. Menurut dia, jika mimpinya membangun masjid terapung dapat terwujud, secara otomatis akan menarik wisatawan untuk berkunjung ke Lampung. Karena sampai saat ini di Indonesia belum ada bangunan tempat ibadah yang megah didirikan di atas laut. “Lihat saja Masjid Kubah Emas di Depok itu, kan setiap harinya dikunjungi ribuan orang. Ribuan warga sekitar mendapatkan manfaat dengan keberadaannya melalui berbagai usaha, sehingga kehidupan perekonomiannya pun meningkat. Nah, kalau masjid terapung ini nanti terwujud, saya optimis akan membawa dampak positif bagi warga sekitar khususnya dan nama daerah secara umum,” tutur Alzier yang merahasiakan berapa miliar dana yang disiapkannya untuk mewujudkan bangunan tempat ibadah spektakuler itu. Sebenarnya masih banyak obsesi Alzier yang akan diwujudkan di kawasan pantai miliknya. Hanya saja, ia belum berkenan untuk dimedia-massa-kan. “Nanti saja-lah. Saya nggak mau dibilang orang macem-macem. Yang pasti, saya punya niat baik bagi pengembangan potensi daerah yang ada untuk kemajuan masyarakat. Soal realisasinya nanti sejauhmana, biar waktu yang membuktikan,” tuturnya lagi dengan merendah. dd Caleg Golkar Jangan Melanggar Aturan FOKUS – Ada warning serius dari Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Lampung, M Alzier Dianis Thabranie, SE bagi para calon anggota legislatif (caleg) partai tersebut yang akan bertarung di Pemilu 2009. “Saya pesankan, seluruh caleg Partai Golkar, baik untuk DPRD kabupaten/kota, provinsi, maupun DPR-RI jangan sekali-kali melanggar aturan atau ketentuan perundang-undangan. Patuhi semua aturan, bermainlah secara bijak dan fair,” kata Alzier dalam perbincangan dengan Fokus akhir pekan kemarin. Ia memberi misal, bila pemasangan spanduk atau baleho mesti mendapatkan izin dari instansi berwenang, seluruh caleg Partai Golkar harus mematuhinya. Jadi, “Jangan semaunya saja atau main pasang seenaknya. Ikuti aturan yang ada, baik yang diatur pemerintah setempat maupun ketentuan tentang pelaksanaan pemilu legislatif,” Alzier menambahkan. Dikatakan, pesan ini disampaikan bukan karena caleg Partai Golkar “mencari muka” kepada masyarakat, melainkan karena seluruh kader partai harus taat aturan. “Kalau ada caleg Partai Golkar yang masang spanduk atau baleho seenaknya dan melanggar aturan, saya meminta instansi terkait untuk menurunkannya. Nggak usah ragu-ragu bertindak. Sebaliknya, kalau sudah memenuhi ketentuan atau aturan, ya jangan diganggu,” bebernya lagi. Dengan taat aturan itu, menurut Alzier, maka sejak dini seluruh caleg Partai Golkar telah menempatkan dirinya sebagai warga negara yang baik, sehingga kalaupun nantinya dipercaya masyarakat menjadi legislator, mereka tidak akan berbuat hal-hal yang melanggar aturan. Dia meminta seluruh ketua DPD Partai Golkar di 11 kabupaten/kota se-Provinsi Lampung untuk menyampaikan pesan tersebut bagi seluruh calegnya. Selain itu, “Tempat pemasangan spanduk atau alat sosialisasi lainnya jangan sampai merusak keindahan, mengganggu pandangan orang yang tengah menggunakan jalan raya, dan sebagainya. Buatlah penempatan sosialisasi yang enak dipandang, tepat sasaran, dan mematuhi aturan yang ditetapkan pemerintah setempat,” imbuh dia. dd Tanah Suci Sumber Inspirasi PERJALANAN umroh pada medio April 2008 silam ternyata menjadi sumber inspirasi batiniyah tersendiri bagi M Alzier Dianis Thabranie. Adanya Masjid Terapung di Laut Merah, Jeddah, membuatnya begitu antusias untuk bisa membangun tempat ibadah semacam itu di tanah kelahirannya. Ketua DPD Partai Golkar Lampung ini mengaku sangat kagum akan keindahan bangunan rumah Allah tersebut. Apalagi, “Waktu solat didalamnya, sungguh luar biasa rasanya. Ada desakan batin untuk saya berjuang membuat tempat ibadah semacam itu sekembalinya ke Lampung. Dan Insya Allah, saya diberi kekuatan untuk mewujudkannya. Mohon doa restunya,” ucap Alzier yang mengaku terus terkenang akan keindahan Masjid Terapung tersebut. Semoga saja, obsesi bernilai ke-Ilahian-nya akan dimudahkan untuk terwujudkan, amin. *** teks : fajar foto : ali imron

Suwondo Langsung Eksis

Unila Kembangkan Program KKN Tematik
KIPRAH DR Suwondo, MA lima tahun belakangan di masyarakat dengan menjadi anggota KPU Lampung, ternyata langsung berlanjut begitu lengser dari lembaga pelaksana pemilu tersebut dan kembali ke kampus. Selasa (14/10) lalu ia dilantik menjadi Ketua Bidang Kuliah Kerja Nyata (KKN) Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Universitas Lampung. Kembalinya doktor politik itu ke kampus Unila dan langsung eksis dengan mengetuai aktivitas kemahasiswaan yang bersentuhan langsung dengan kemasyarakatan, tentunya sesuatu yang layak dibanggakan. Pasalnya, selama lima tahun terakhir, program KKN di perguruan tinggi negeri kebanggaan masyarakat Lampung itu kegiatan KKN telah dihentikan. Apakah digulirkannya kembali program KKN di Unila demi “memberi tempat” bagi DR Suwondo, MA yang sehari-hari dosen Fisip itu? “Saya kira tidak begitu-lah. Pimpinan Unila tentunya memiliki penilaian dan pertimbangan sendiri mengapa program KKN dihidupkan lagi, termasuk mengapa saya yang dipercaya untuk memulainya kembali,” ucap Suwondo di kediamannya akhir pekan kemarin. Apa dan bagaimana aktivitas barunya di Kampus Unila terkait digulirkannya lagi program KKN mulai tahun 2008 ini? Fajrun Najah Ahmad dari Fokus mewawancarai Suwondo, berikut petikannya: Jarang-jarang lo dosen yang cukup lama berkiprah diluar kampus begitu masuk dipercaya memegang sebuah lembaga kegiatan kemahasiswaan, menurut Anda apa alasannya pimpinan Unila langsung memberi kepercayaan begitu besar saat Anda back to campus? Wach, saya tidak tahu apa alasan pimpinan dalam hal ini. Yang pasti, saya diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menghidupkan lagi program KKN yang selama lima tahun terakhir hanya menjadi program pilihan bagi mahasiswa. Tentunya saya sangat bersyukur dan berterimakasih kepada pimpinan universitas yang memberi kepercayaan kepada saya. Menurut pandangan Anda, apakah program KKN masih relevan untuk dihidupkan kembali? Saya kira ya tetap relevan, bahkan mutlak diperlukan, karena mahasiswa bukan hanya dituntut untuk pandai dalam berteori tetapi juga mampu memberi solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Istilah “Menara Gading” yang menempatkan mahasiswa seakan-akan hanya bisa berteori tapi tidak tahu dan memahami bagaimana praktik di masyarakat, harus dihapus. Dan dalam konteks mendekatkan keilmuan dengan realitas sosial kemasyarakatan itulah maka program KKN dihidupkan kembali di Unila. Tentu setelah melalui pengamatan dan penilaian yang panjang hingga Unila kembali menghidupkan program KKN, begitu? Sudah barang tentu demikian. Saya sendiri tidak mengikuti prosesnya. Yang pasti, kami menyadari bahwa ketidakseimbangan ilmu dan praktik menyebabkan pisau ilmu mahasiswa menjadi kurang tajam dalam memecahkan masalah yang terjadi di masyarakat. Dan setelah dilakukan evaluasi, diputuskan program KKN kembali digulirkan. Konkretnya mulai kapan? Jadi begini, sebenarnya kebijakan pimpinan universitas untuk menghidupkan kembali program KKN sebagai kegiatan wajib mahasiswa telah dikenakan bagi mahasiswa angkatan 2008 ini. Kebetulan, saya kembali ke kampus, dan menurut penilaian pimpinan, saya mungkin dinilai salah satu dari sekian banyak yang mampu mengembangkannya lagi. Jadi ya itu tadi, saya dipercaya menjadi ketua bidang KKN LPM Unila. Apakah polanya tetap sama dengan KKN yang dulu? Tentu saja tidak. Program KKN yang sekarang adalah program KKN Tematik. Maksudnya? Tema KKN yang ditawarkan kepada mahasiswa disesuaikan dengan persoalan krusial di masyarakat. Dalam konteks pola KKN seperti ini, sebelum menerjunkan mahasiswa ke masyarakat, kami akan mengerahkan staf ahli untuk turun ke daerah-daerah, menggali potensi dan permasalahan krusial yang terjadi di masing-masing daerah. Langkah selanjutnya? Dari langkah itu, kita akan petakan persoalan-persoalan krusial di masing-masing daerah, dengan demikian mahasiswa yang akan kita turunkan KKN di wilayah itu disesuaikan dengan masalah yang ada di wilayah tersebut. Misalnya? Bagi suatu daerah yang sedang menghadapi persoalan hukum, maka mahasiswa yang diterjunkan dan menjadi leader pada program KKN adalah mahasiswa fakultas hukum. Atau suatu daerah yang memiliki potensi pertanian yang belum terolah secara optimal misalnya, maka yang akan kita turunkan adalah mahasiswa fakultas pertanian. Jadi programnya terarah dengan melibatkan mahasiswa secara maksimal, begitu? Iya, arahnya memang begitu. Program KKN Unila ke depan tidak akan dilakukan secara masal seperti yang dulu-dulu. Mahasiswa yang diterjunkan disesuaikan dengan tema yang ada. Dengan pola itu berarti aksi mahasiswa di masyarakat lebih optimal? Sudah pasti itu. Sebab, kita memang tidak ingin mahasiswa terjebak dengan KKN formalitas yang melulu hanya masalah fisik, seperti membuat plang nama, selanjutnya luntang-lantung tidak jelas apa kegiatannya. Kita nggak lagi akan semacam itu. Target pola KKN Tematik itu apa? Program KKN Tematik ini lebih mengasah kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah. Disini mahasiswa belajar menyampaikan ide dan gagasan ditengah-tengah masyarakat sebagai solusi terhadap sebuah masalah. Jadi targetnya ya mahasiswa benar-benar menyatu dan memberi solusi terhadap masalah yang dihadapi masyarakat, itu sebabnya yang kita terjunkan pun disesuaikan dengan persoalan yang ada di masyarakat. ***

Ingin Kembali Bangun Lampung

SOSOK wanita satu ini cukup familiar bagi banyak kalangan di Lampung. Namanya Restu Diana, SH. Kelahiran 29 September 1963, ibu dua remaja itu kini punya tekad untuk kembali membangun daerah utamanya di bidang politik. Maksudnya? “Sebagai warga Lampung, saya punya tanggung jawab untuk ikut berbuat bagi kemajuan daerah ini,” kata wanita yang dikenal lincah dan selalu ceria itu. Jika Diana –begitu ia akrab disapa- melontarkan keinginannya untuk kembali membangun Lampung, semata-mata karena selama ini ia banyak berkiprah di luar daerah. Sebagai sosok energik, ia memang memilih profesi wiraswasta. Lalu bidang ada yang dibidiknya? Terang-terangan ia mengaku ingin berkecimpung dalam proses pembangunan politik di daerah ini dengan menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU). Kenapa? “Karena saya melihat peran dan fungsi KPU yang sangat strategis membutuhkan figur-figur yang menyukai tantangan dengan integritas yang kuat, utamanya menyangkut netralitas diri. Kayaknya saya memiliki kemampuan untuk itu,” ucapnya dengan terus terang. Dikatakan, menjadi anggota KPU memang dibutuhkan kemampuan diri yang tangguh. Bukan saja berbekal alur pikir yang luas tetapi juga kesiapan mengakomodir seluruh kritik dan saran yang muncul dari masyarakat, dengan tetap menjaga independensi pribadi dan lembaga dari berbagai kepentingan yang ada. Diana, yang merupakan putri pertama dari lima saudara pasangan Hasbuan Raniy (alm) dan Rukini, selama ini memang dikenal sebagai sosok kritis dan bersuara lantang bila menemukan hal-hal yang menyimpang di masyarakat. Disisi lain, ibu kebanggaan bagi Moh Ananda Dhian Pratama Prima Putra, mahasiswa Universitas Darma Jaya Bandar Lampung, dan Dimas Teguh Prakoso, siswa SMIP Bandar Lampung, itu acapkali tak bisa diajak kompromi bila bertentangan dengan hal-hal telah diatur dalam ketentuan perundang-undangan. Karena itu, ia dinilai banyak koleganya sebagai sosok yang workcholic. Menilai sekilas kemampuan wanita yang selalu tampil penuh semangat dan idealis itu, memang sesuatu yang wajar jika hatinya tergerak untuk turut berbuat bagi daerah ini melalui sektor pembangunan politik masyarakat. Ia optimis, langkahnya akan memberi warna bagi proses pembangunan politik di daerah ini bila diberi kesempatan untuk mentas sebagai anggota KPU. “Kota Bandar Lampung ini kan sangat heterogen, dan itu pasti akan menimbulkan berbagai konflik kepentingan. Itu sebabnya anggota KPU-nya ya mesti figur yang berkemampuan untuk menetralisirnya, sekaligus mampu mengakomodir berbagai kepentingan termasuk mau menerima kritik dan saran,” ucap Diana. dd Profil Restu Diana,SH Address : Jl. Lobak No 31 Jagabaya II Sukabuni Bandar Lampung 35132 Telp : 0721 - 707145 Fax : 0721 – 707145 Telp (Mobile) : 0813 18215 999 Date of Birth : 29 September 1963 Marital Status : Widdow Nationslity : Indonesia Gender : Female Pastport No : M 580733 Education Type of School Name Location Majoring` Remark Elementary School SD Neg 78 Medan - Passed Junior High School SMP Neg 6 Medan - Passed Senior High School SMA Neg 1 Lampung Social Passed University Unila Lampung Law Passed Certivicates Additional Qualification Place · Progress Report Vidya English Institute Medan · Essental English Institute Medan · Handling and Service of law course Unila Lampung Lampung · Development of Education Training Labour Lampung · Safety and Health to Nation Campaign Lampung · The General List of Manpower Mutation Lampung · Certificate from Kanwil IV Deparpostel Lampung · Certificate from President Director of Sahid Group Jakarta · Best Attendtion and Excelent Creatifity in the Personnel Department Jakarta Sahid Group · Indonesian the Best Executive Awards 1999 Jakarta Working Companies Name Position Remark Kartika Beach Hotel Consultant and General Affair Lampung Kartika Beach Hotel Asst. Personnel Manager Lampung Sahid Krakatau Hotel Human Resource Manager Lampung The Kalimantan Hotel Operation Manager Banjarmasin Mambruk Quality Resort Personnel and General Affair Manager Anyer,Banten Ryugu Hotel and Cottages General Manager Anyer, Banten Blue Sky Hotel Operation Manager Balik Papan Stamfort Plasa Management Trainee Singapore Island Garden Hotel Executive Housekeeper Batam Island Golden Virgo Hotel General Manager Batam Island Pacific Ocean Palace Human Resource Manager Batam Island Wiraswasta Jakarta

Camat Melinting Buka Suara

Kisruh Pengaduan Pemotongan BLT
MEREBAKNYA pengaduan sebagian warga Desa Wana, Kecamatan Melinting, Kabupaten Lamtim, jika mereka mengalami pemotongan dana atas bantuan langsung tunai (BLT) yang diterimanya antara Rp 50.000 sampai Rp 70.000, memaksa Camat Melinting, Drs Ibnu Santoso, buka suara. Ditemui Kamis (16/10) siang di ruang kerjanya, Camat Melinting Ibnu Santoso menjelaskan, bila sebenarnya tidak terjadi pemotongan BLT. Yang ada adalah alokasi rumah tangga sasaran (RTS) di Desa Wana sebanyak 1196 RTS. Dari jumlah itu, 233 RTS dalam verifikasi susulan, dimana sampai saat ini kartunya belum dikirim oleh PT Pos. Dengan demikian yang telah menerima kartu BLT sebanyak 963 RTS. „Itu semua ada berita acaranya. Saya tengah memperjuangkan 233 RTS itu segera menerima kartu dan akhir Oktober sudah bisa mencairkan di Kantor Pos,“ kata Ibnu Santoso yang memang dikenal sangat concern dengan masalah yang dihadapi warga Kecamatan Melinting. Tentang adanya „nyanyian sumbang“ sebagian warga penerima BLT yang mengaku mengalami pemotongan Rp 50.000 sampai Rp 70.000, Ibnu Santoso membeberkan, semua bermula ketika masyarakat setempat sepakat untuk berswadaya membangun balai desa. Dimana melalui musyawarah desa pada 19 Mei lalu disepakati masing-masing kepala keluarga menyumbang Rp 50.000. „Kesepakatan masing-masing kepala keluarga menyumbang Rp 50.000 itu pun ada berita acaranya dan tidak membeda-bedakan apakah mereka penerima BLT atau tidak. Jadi kalau ada yang menyatakan dipotong BLT-nya Rp 50.000, mungkin itu bagian dari kesepakatan untuk membangun balai desa,“ urainya lanjut. Menurut dia, untuk membangun balai desa dengan cara swadaya masyarakat tersebut terkumpul dana Rp 40 juta, dan itu ditetapkan berdasarkan surat kepala Desa Wana. Dana itupun masih kurang, karena itu pihak desa berencana menjual tanah desa berupa sawah seluas 2 ha dan tanah batuan seluas 18 ha dengan harga awal Rp 17 juta perhektar kepada petani yang selama ini mengelolanya. Dan, “Berdasarkan musyawarah desa dan adat yang dikuatkan dengan SK kepala desa, pembelian lahan desa itu bisa dicicil. Saat ini baru terkumpul dana penjualan tanah tersebut sebesar Rp 29.500.000, dananya dipegang Sekdes Wana,” lanjut Ibnu Santoso. Selain itu, Ibnu Santoso menjelaskan terkait beras untuk rakyat miskin (raskin) di Kecamatan Melinting. Menurut dia, pelaksanaannya sangat kondusif, terbukti belum ada keluhan-keluhan dari masyarakat. “Sampai saat ini belum ada masyarakat yang melapor ke pihak kecamatan mengenai penyaluran raskin. Itu artinya semua berjalan baik,” ucap dia. hm

Satono Soroti Peran Disperindag

PERKEMBANGAN sektor industri dan perdagangan yang ditangani Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lampung Timur mendapat sorotan Bupati H Satono. Setidaknya hal itu terungkap saat ia memberi arahan pada apel mingguan di halaman pemkab setempat, pekan silam. Menurut dia, pembangunan sektor industri dan perdagangan di Lampung Timur merupakan integrasi dari pembangunan nasional dalam rangka merealisasikan misi dan visi Lampung Timur. Karena itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) sebagai pelaksana sektor perindustrian dan perdagangan, harus meningkatkan kinerjanya, yang meliputi aspek pembinaan, penumbuhan, pengembangan, dan pengawasan. Menghadapi globalisasi saat ini, masih kata Bupati Satono, peranan Disperindag diharapkan mampu memberi stimulan dan terapi terhadap kondisi stagnasi ekonomi yang dihadapi oleh bagian sub sektor formal dan usaha kecil dan menengah, sehingga mampu bertahan serta keluar dari berbagai kesulitan yang dihadapi. Memang, “Banyak kendala yang dihadapi dalam membangun sektor industri dan perdagangan, antara lain, rendahnya SDM, terbatasnya akses permodalan, teknologi, pasar, dan informasi. Dalam upaya mengatasi masalah ini pemerintah memberikan dukungan kepada masyarakat melalui kebijakan, program dan fasilitas untuk meningkatkan pendapatan masyarakat,” sambung dia. Namun, ia mengingatkan, aspek pembinaan merupakan kunci keberhasilan. “Jadi bukan hanya fasilitas, juga pengawasan dan pengembangan hasil binaannya,” ungkap Bupati. Berkaitan dengan hal tersebut, ia berharap, Disperindag Lamtim bekerjasama dengan stokeholder dan instansi terkait agar membantu meringankan beban masyarakat, karena naiknya harga kebutuhan pokok. Pada Ramadhan 1429 lalu, Disperindag telah turun langsung dengan melaksanakan pasar murah di empat kecamatan, yakni Kecamatan Bumi Agung, Braja Selebah, Labuhan Ratu, dan Batanghari. Selain itu memfasilitasi penyaluran kedelai bersubsidi kecamatan kepada 862 perajin tempe dan tahu dengan jumlah mencapai 953.330 ton atau bila dikonversikan dalam bentuk dana senilai Rp 953.330.000. Juga memfasilitasi penyaluran minyak goreng bersubsidi sebanyak 323.750 liter, dengan nilai Rp 809.375.000. jh

19 Oktober 2008

KPU Lamtim Siap Hadapi Pemilu

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lampung Timur telah siap menghadapi pelaksanaan Pemilu 2009 mendatang. Pekan lalu, telah dilantik anggota PPK, PPS, dan KPPS se-kabupaten itu yang dilakukan Ketua KPU setempat; Erwin Arifin, SH, MH. Dalam sambutannya, Erwin Arifin menyatakan, pilgub yang lalu merupakan pengalaman para anggota PPK, PPS dan KPPS yang paling besar. Ia mengharapkan dalam menghadapi pemilu DPR, DPD, DPRD dan Pilpres dan Wapres tahun 2009 dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. “Saya harapkan, seluruh anggota PPK, PPS, dan KPPS dapat meningkatkan profesionalitas, kredibilitas, akuntabilitas, dan netralitas agar pemilu yang akan datang dapat berjalan sebagaimana mestinya,“ ungkap Erwin. Sementara Bupati Lamtim H Satono, SH, SP, dalam sambutannya yang dibacakan Sekdakab I Wayan Sutarja mengatakan, pemilihan umum secara langsung oleh rakyar merupakan perwujudan kedaulatan rakyat untuk memilih wakilnya yang kredibel, cakap, dan berkualitas. Pemilu secara langsung, umum, bebas dan rahasia, jujur dan adil dapat terwujud apabila dilaksanakan oleh penyelenggara pemilihan umum yang mempunyai integritas profesionalitas dan akuntabilitas. Ditambahkan, KPU merupakan lembaga penyelenggara pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap mandiri dalam menjalankan tugasnya yang dibantu kepanitiaan yang bersifat ad hoc, meliputi panitia pemilihan kecamatan (PPK) dan panitia pemungutan suara (PPS) serta kelompok penyelenggara panitia pemungutan suara (KPPS). Panitia tersebut, lanjutnya, mempunyai peran penting dalam melaksanakan semua tahapan pemilihan umum dalam mengawal terwujudnya pemilihan umum yang luber dan jurdil, bukan hanya untuk pelaksanaan pemilihan umum anggota DPR, DPD, DPRD akan tetapi juga pada pemilihan presiden dan wakil presiden 2009. I Wayan mengharapkan anggota PPK, PPS, dan KPPS bertugas penuh tanggung jawab sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. “Karena sebagai PPK dan PPS punya peranan penting dalam pelaksanaan semua tahapan penyelenggaraan pemilihan umum,” imbuhnya. Dijelaskan I Wayan Sutarja, tugas dan wewenang PPK sesuai dengan pasal 44 UU No 22 tahun 2007 meliputi: membantu KPU, KPU Provinsi, KPU kabupaten/kota dalam melakukan pemutahiran data pemilih, daftar pemilih sementara dan daftar pemilih tetap, membantu KPU kabupaten/kota dalam penyelenggaraan pemilihan umum, melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan pemilu di tingkat kecamatan yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU kabupaten/kota. Selain itu, menerima dan menyampaikan daftar pemilih kepada KPU kabupaten/kota, mengumpulkan hasil perhitungan suara dari seluruh TPS di wilayah kerjanya dan lain sebagainya. Adapun tugas wewenang PPS, urai I Wayan Sutarja, sesuai dengan pasal 47 UU No 22 tahun 2007 antara lain, membantu KPU, KPU Provinsi, KPU kabupaten/kota dan PPK dalam melakukan pemutahiran data pemilih, daftar pemilih sementara, daftar pemilih hasil perbaikan dan daftar pemilih tetap, menerima masukan dari masyarakat tentang daftar pemilih sementara, melakukan perbaikan dan mengumumkan hasil perbaikan daftar pemilih sementara, serta menyampaikan daftar pemilih kepada PPK dan lain sebagainya. jh

Pembaiatan Kelamaan

DPW PKB Lampung, Kamis (16/10) silam, menggelar acara Pembekalan Calon Anggota Legislatif di Wisma Rimbawan, Bandar Lampung. Acara yang dihadiri Sekjen Lukman Edy dan jajaran pengurus partai “Anak NU” itu diisi dengan pembaiatan dan penandatanganan Pakta Integritas bagi seluruh calon wakil rakyatnya. Sebenarnya, acara bernuansa spiritual itu berlangsung semarak dan lancar. Hanya saja, sempat ada caleg yang berkeluh; “Pembaiatannya kelamaan, jadi belum apa-apa sudah lupa apa yang diomongin!” Terlepas dari itu, acara tersebut mampu membangun spirit dan image bahwa PKB di Lampung telah bangkit dan bertekad meraih 20% suara pada Pemilu 2009 mendatang. Kerja keras memang menjadi beban Musa Zainuddin dan jajaran untuk menunjukkan jika prosesi pembaiatan dan penandatanganan Pakta Integritas bukan sekadar basa-basi politik semata. *** teks/foto : beny faisal

Pariwara

Kenangan Indah Tidak Akan Pernah Berulang Iriz Multimedia Jagonya Dokumentasi Foto & Video
ANDA mempunyai acara-acara penting? Jangan sampai lupa mendokumentasikan kenangan indah tersebut. Karena kejadian yang sama tak akan pernah terulang selamanya. Untuk itu, hubungi saja Iriz Multimedia, inilah penyedia jasa foto dan video yang telah teruji kehebatannya. Untuk sekadar diketahui, Iriz Multimedia berdiri di Jogjakarta tahun 2004 silam, yang dilahirkan oleh mahasiswa-mahasiswa kreatif asal Lampung yang tengah menuntut ilmu di Kota Pelajar tersebut. Dalam kurun waktu beberapa tahun, penyedia jasa foto dan video ini telah berhasil membuat banyak karya multimedia, baik dalam bentuk foto maupun video. Saat ini Iriz Multimedia yang memiliki motto “Harga Bersaing Dengan Kualitas Terbaik” itu telah melebarkan sayap usahanya di Lampung. Dengan kualitas SDM yang berpengalaman lebih dari empat tahun dan dukungan peralatan foto maupun video standar broadcast, penyedia jasa ini memang mampu menghasilkan karya multimedia yang terbaik. Sebagai penyedia jasa foto dan video shooting terbaik, Iriz Multimedia hanya menggunakan peralatan modern dan canggih. Diantaranya: Menggunakan kamera besar; MD 10000 dengan sensor video 3 CCD sehingga membuat gambar video lebih tajam Memberikan garansi kepuasan kepada pelanggan selama tiga (3) hari. Jika tidak puas, akan dilakukan edit ulang atas hasil yang ada Menggunakan komputer dan software editing video standar TV nasional, sehingga membuat hasil lebih tajam dan jernih Kru foto dan video telah berpengalaman selama lebih dari empat (4) tahun Menggunakan software video Adobe Premiere dan 3DS Max untuk hasil yang tajam dan maksimal Komputer editing tercanggih dengan kapasitas hardisk 1000 Giga (1 Tera). Berbagai Moment yang telah ditangani Iriz Multimedia: 1. Video pelantikan acara FKBPD (Forum Komunikasi Badan Pembangunan Desa) di Kantor Gubernur Lampung oleh Gubernur Lampung tahun 2008. 2. Video HUT SMA Negeri 1 Bandar Lampung ke 55 tahun 2008. 3. Video Hari Anak Nasional di Hutan Taman Kota Way Halim oleh Bapak Walikota Bandar Lampung tahun 2008. 4. Seminar Sunday Meditations di Hotel Arinas Bandar Lampung oleh Maxima Motiva Lampung tahun 2008. 5. Video editing Survei Pekerjaan Survei NASSRA & Visual Tersebar 1000 km di Provinsi Lampung (Paket: S_01) oleh CV Manggala Cipta Pratama tahun 2008. 6. Video dan foto pelantikan jajaran pejabat Poltabes Bandar Lampung tahun 2008 oleh Bapak Kapoltabes Bandar Lampung. 7. Video perlombaan bonsai di Hotel Pasific tahun 2008. 8. Video pernikahan, sunatan, dan ulang tahun, serta banyak lagi lainnya. *** Harga Produk Layanan Jasa Digital Foto & Video a. Paket Standar = Rp 750.000 - 1 Kamera Panasonic MD 10000 3 CCD (kamera video besar) - Foto 1 Roll (40 lembar) diedit - Lighting 100 Watt - Editing foto & video standar - Hasil akhir berupa DVD (1 buah DVD Master) b. Paket Silver = Rp 1.000.000 - 1 Kamera Panasonic MD 10000 3 CCD (kamera video besar) - Foto 2 Roll (80 lembar) diedit + 10 R (2 lembar) - Payung blitz foto 2 buah - Lighting 1000 Watt + 100 watt - Editing foto & video full - Hasil akhir berupa DVD (1 buah DVD Master) c. Paket Gold I = Rp 1.500.000 - 1 Kamera Panasonic MD 10000 3 CCD (kamera video besar) - 1 Kamera handycam (kamera video kecil) - Foto 3 Roll (120 lembar) diedit + 10 R (4 lembar) - Payung blitz foto 2 buah - Frame foto 10 R - Lighting 1000 Watt + Lighting 100 Watt - Editing foto & video full - Hasil akhir berupa DVD (2 DVD Master) c. Paket Gold II = Rp 2.000.000 - 1 Kamera Panasonic MD 10000 3 CCD (kamera video besar) - 1 Kamera handycam (kamera video kecil) - Foto 5 Roll (150 lembar) di edit + 16 R (2 lembar) - Payung blitz foto 2 buah - Frame foto 16 R - Lighting 1000 Watt + Lighting 100 Watt - Editing foto & video full - Hasil akhir berupa DVD (4 DVD Master) Motto: “Harga Bersaing Dengan Kualitas Terbaik”

Cecep Andalan Partai Pemuda

PENAMPILANNYA kalem. Tutur katanya lembut dan gampang tersenyum. Tapi, Cecep Supriyadi, ST, caleg DPRD Kota Bandar Lampung yang merupakan andalan Partai Pemuda Indonesia (PPI) untuk daerah pemilihan 1 (Kedaton, Rajaabasa, Tanjung Senang), dikenal sangat tegas ketika berbicara tentang perspektif politik Indonesia. Seperti apakah pandangan kader PPI yang andal itu? Akhir pekan lalu Fajrun Najah Ahmad dari FOKUS mewawancarai tokoh muda yang juga menjabat Wakil Ketua DPD PPI Provinsi Lampung ini. Berikut petikannya: Semua pelaku politik, terutama yang sedang nyaleg, berbicara tentang perubahan. Sebagai caleg untuk DPRD Kota Bandar Lampung, apakah Anda juga akan bersuara tentang perubahan?
Kata perubahan memang lagi trend dalam khasanah politik Indonesia, terutama sejak reformasi bergulir, 1998 lalu. Itu wajar, sebab kata perubahan lebih mudah dan kena sebagai pintu masuk untuk menguak kesadaran bersama tentang situasi kebangsaan pasca 1998. Situasi kebangsaan yang seperti apa?
Situasi di mana sistem politik yang mencengkeram Indonesia selama puluhan tahun dibawah rezim Soeharto berakibat pada matinya demokrasi dan mandulnya institusi-institusi politik yang menyuarakan aspirasi rakyat. Efek dari situasi itu sangat luar biasa, sehingga ketika reformasi lahir, ibarat air yang dibendung selama ini, meluber tak terkendali. Oleh karena itu, kata perubahan menjadi semacam mantra ampuh untuk bangkit dari keterpurukan di semua bidang. Tapi, kesannya semua orang latah mengucapkan kata perubahan. Ketika ditanya, seperti apa perubahan itu, dan bagaimana melakukan perubahan, tak sedikit yang bingung. Pendapat Anda?
Kesan latah itu memang ada. Kata perubahan pun terkesan seperti barang murah yang diobral ke mana-mana. Tapi, saya melihat masih dalam kewajaran. Biarkan semua orang, tak terkecuali, berbicara tentang perubahan. Saya percaya, cepat atau lambat, semua akhirnya menyadari betapa pentingnya melakukan perubahan. Perubahan yang Anda maksud lebih kepada perubahan seperti apa dan bagaimana melakukannya?
Saya lebih cenderung menempatkan kata perubahan untuk perbaikan pada tata kehidupan politik yang lebih demokratis, sehingga momentum-momentum politik untuk rekruitmen kepemimpinan, seperti pemilu, benar-benar diletakkan sebagai sarana efektif untuk memunculkan pemimpin yang berkualitas, memiliki legitimasi kuat dari rakyat, dan bersih dari skandal korupsi atau nepotisme. Bagaimana caranya mewujudkan seperti yang Anda sampaikan itu?
Cukup simpel. Biarkan rakyat dengan kebebasannya memilih calon-calon pemimpinnya, baik untuk legislatif maupun eksekutif, dengan hati nurani, jangan dikotori dengan politik uang, adu domba, dan hal-hal yang menyesatkan. Saya percaya, rakyat sekarang jauh lebih cerdas dan kritis. Rakyat tahu mana yang benar-benar ingin menjadi pemimpin, mana yang sekadar berpolitik untuk kepentingan pribadi atau kelompok. Pandangan Anda cukup luas. Kenapa tertarik dan masuk Partai Pemuda Indonesia?
Partai Pemuda Indonesia memang partai baru, tapi saya melihat dan sudah mempelajari bahwa partai itu memiliki perspektif politik yang jauh ke depan, misalnya perspektif tentang perlunya regenerasi kepemimpinan sebagai salah satu syarat majunya sebuah bangsa. Di sinilah kita jadi paham bahwa kaum muda di Indonesia sudah harus mencari dan diberi jalan untuk memimpin negeri ini. Berarti orang tua tidak bisa masuk PPI?
Bukan begitu pemahamannya. PPI terbuka untuk semua kalangan, baik muda, tua, perempuan, atau laki-laki. Tidak ada diskriminasi di PPI. Tetapi, spirit yang dibawa oleh PPI adalah spirit kaum muda, kaum di mana idealisme menjadi tonggak penting untuk melakukan perubahan. Sejarah sudah membuktikan betapa kaum muda selalu tampil pada situasi krisis, mulai dari 1908, 1928, 1945, 1966, 1974, hingga 1998. Dalam era itu, kaum muda tampil dengan idealisme, tapi sering diabaikan begitu situasi kembali normal. Sebagai caleg dari dapil 1 (Rajabasa, Kedaton, dan Tanjung Senang) untuk DPRD Kota, apa program Anda?
Secara umum saya ingin menjadi wakil rakyat yang benar-benar mewakili aspirasi masyarakat di dapil itu. Seperti apa aspirasi masyarakat di sana, sekarang sedang saya inventarisasi dan cermati. Maklum, dinamika selalu bergerak. Namun, secara khusus kalau nanti terpilih, saya tidak mau perilaku politik saya berubah menjadi sombong, tidak bisa dihubungi, dan pelit. Apa ada kecenderungan wakil rakyat menjadi berubah setelah duduk di kursi empuk?
Saya kira masyarakat tahu seperti apa perilaku wakil rakyatnya. Yang jelas, Cecep yang sekarang ini tidak akan berubah dengan Cecep yang nanti kalau terpilih, terutama berkomunikasi dengan konstituen, jangan sampai saya menghindar atau pura-pura sok sibuk. Bisa disebutkan secara spesifik, apa yang akan Anda lakukan untuk Dapil 1 kalau nanti terpilih jadi wakil rakyat?
Secara konseptual, tentu saya akan menjalankan sebaik mungkin fungsi-fungsi sebagai wakil rakyat, seperti fungsi legislasi, pengawasan anggaran, dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Pada koridor-koridor itulah saya siap berpikir dan bekerja untuk kepentingan rakyat. Seperti apa konkretnya, ya jadikan dulu saya sebagai wakil rakyat, baru kita bisa berbuat untuk kepentingan rakyat. *** Profil Cecep Supriadi, ST Tempat/tgl lahir : Metro, 5 Mei 1976 Pendidikan : Sarjana Teknik Jabatan : Wakil Ketua I DPD PPI Provinsi Lampung Alamat : Jln Kelud V No 205, Kelurahan Perumnas Way Halim, Kedaton, Bandar Lampung

Dinas Pendidikan Hanya Dapat Jatah 100 Juta

FOKUS – Nasib ironis didapat Dinas Pendidikan Provinsi Lampung. Melalui APBD Perubahan 2008 dinas pimpinan Ir Johnson Napitupulu, MSc itu hanya dapat jatah tambahan anggaran Rp 100 juta saja. Hal itu terungkap dalam hearing antara Dinas Pendidikan Provinsi Lampung dengan Komisi D DPRD Lampung pekan silam. Pada kesempatan itu, Johnson menyerahkan 11 dari 53 kegiatan yang direvisi dalam APBD Perubahan dengan total anggaran Rp 42,550 miliar sebelum perubahan. Setelah perubahan, menjadi Rp 42,650 miliar jumlah dana yang dialokasikan untuk pendidikan sebesar Rp 87,79 miliar, itupun dipecah menjadi dua, yakni melalui Dinas Pendidikan Rp 42,550 miliar dan melalui Biro Keuangan Rp 42,245 miliar. Johnson menjelaskan, sebelas program yang dibiayai melalui APBD-P itu antara lain peningkatan sarana prasarana aparatur senilai Rp 700 juta, pelayanan administrasi perkantoran Rp 2.428.995.000, untuk pendidikan anak usia dini (PAUD) Rp 355 juta, wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Rp 4,403 miliar, dan untuk pendidikan menengah Rp 8,937 miliar. Kemudian untuk pendidikan non formal, masih kata Johnson, dianggarkan Rp 4,875 miliar, pendidikan luar biasa Rp 700 juta, untuk peningkatan mutu pendidikan dan ketenangan pendidikan Rp 12,665 miliar, manajemen pelayanan pendidikan Rp 6,137 miliar, pendidikan tinggi (PT) Rp 300 juta, dan untuk pendidikan agama dan budi pekerti Rp 1,248 miliar. “Dinas Pendidikan Provinsi Lampung telah merombak sejumlah mata anggaran, dimana kami hanya kebagian jatah Rp 100 juta dalam APBD-P tahun ini,” ucap dia. Dalam kesempatan itu Johnson juga menjelaskan bahwa alokasi dana sebesar Rp 2,5 miliar yang sebelumnya akan diperuntukkan untuk kegiatan pembangunan sekolah unggulan di Sulusuban, Gunung Sugih, Lampung Tengah, telah dialihkan, diantaranya untuk kegiatan pengadaan buku SMA/SMK sebesar Rp 2,4 miliar.Sementara Kepala Biro Keuangan Pemprov Lampung, Syairun Mega, menyatakan, pihaknya telah menyiapkan dana Rp 45,24 miliar yang siap dicairkan dan teknisnya diserahkan kepada kepala Dinas Pendidikan. hp