22 September 2008
Yang Bisa Ngeganjel Cuma KPK
Kalau Mega Presiden Lagi, Oedin Jadi Menteri

Pergokan dengan Sjachroedin ZP di Singapura
FOKUS – Dr Hi Sofyan AT yang sampai akhir pekan kemarin masih di Jakarta selepas menjalani operasi di Singapura, mengaku sempat pergokan dengan Sjachroedin ZP di negeri singa tersebut.
“Iya, beberapa waktu lalu saya ketemu di Singapura. Dia dengan istri dan anak-anaknya. Kami sempat ngobrol-ngobrol sebentar,” aku Sofyan AT yang baru menjalani operasi terkait adanya salah satu saraf lehernya yang terjepit.
Apa yang diperbincangkan? “Ah, nggak usah tahu-lah. Nggak ada yang penting-penting amat kok. Ya hanya mutar-muter mengenai pelaksanaan pilgub saja, nggak ada yang spesial,” sambung dia sambil tertawa.
Menurut dia, saat bertemu tidak direncanakan di Singapura sekitar 10 hari silam itu, Oedin tampak sangat enjoy. “Nggak kelihatan kalau dia sedang was-was atau apa. Nyantai saja pembawaannya,” Sofyan AT menambahkan.
Ngapain Oedin disana? “Saya nggak tahu persis. Dan saya memang nggak mau tanya. Yang jelas, kami ketemu pun tidak sengaja. Istilahnya ya kepergok aja. Mungkin dia beserta keluarga sedang refreshing setelah sekian lama konsentrasi menghadapi pilgub. Yang saya lihat, dia ya biasa, enjoy saja,” lanjutnya.
Terkait adanya ajakan beberapa partai untuk terjun ke dunia politik, Sofyan AT mengakuinya. Tapi, “Saya ambil keputusan, sudah-lah saya istirahat total saja. Memang saya sempat tertarik ke Gerindra. Namun setelah dipikir-pikir lagi, lebih baik nggak usah. Yang muda-muda saja yang kini saatnya maju. Saya nonton aja,” beber dia dengan legowo. dd
Caleg
PPP Cuma Pertahankan Hali Fahmi Almarosy
Pilkada Lampung Utara
Zainal Abidin Bersyukur, Bachtiar Upaya Hukum
PANASNYA suhu politik di Lampung Utara kembali timbul, setelah Rapat Pleno KPU 14 September 2008 mengumumkan hasil rekapitulasi suara akhir untuk Zainal-Rohimat 100.127 suara, dan Bachtiar-Slamet 99.520 (selisih 607 suara) sekaligus menetapkan Zainal-Rohimat sebagai bupati dan wakil bupati periode 2008-2013.
Dengan ditetapkannya pasangan ZARA sebagai pemenang pilkada, langsung menuai pro-kontra kedua belah pihak. Sebab sebelumnya pasangan Bahtiar-Slamet (BS) dari hasil quick count BS menang dengan selisih suara 597. Namun, pasca penghitungan ulang suara tidak sah, pasangan ZARA mendapat 1.307 suara. Sedangkan BS mendapat tambahan 50 suara saja.
Dengan adanya keputusan KPU tersebut, BS tidak menerima. Akhirnya, pasangan BS yang tercengang dengan keputusan itu langsung mengambil langkah hukum.
Langkah yang diambil BS karena mereka meyakini sebagai pemenang pilkada dengan perolehan suara akhir dari quick count dan data perolehan suara akhir dari pleno PPK, dimana BS mendapat suara 99.300, sedangkan ZARA mendapat 98.703 suara. Dengan dasar tersebut, BS melakukan upaya hukum untuk mengembalikan hak-haknya.
Sementara pasca penetapan pemenang pilkada, kediaman Zainal Abidin terlihat ramai pengunjung sekaligus syukuran atas terpilihnya mantan wabup itu sebagai Bupati Lampura periode 2008-2013.
Dengan kemenangan yang diraihnya, Zainal Abidin bersyukur apa yang telah diberikan masyarakat padanya. Sebab tanpa dukungan dari masyarakat maka ia tak akan terpilih sebagai bupati.
Ia berjanji akan menjalankan semua proram yang telah dirancang guna pembangunan Lampung Utara. ”Pertama-tama saya bersyukur, sebab tanpa restu Allah SWT, maka saya tidak seperti sekarang ini. Tak lupa juga saya ucapkan terima kasih pada masyarakat Lampura yang telah memilih, sehingga saya terpilih sebagai bupati,” katanya penuh semangat.
Kemudian, Zainal juga tak lupa berterimakasih pada partai pengusungnya, sebab tanpa bantuan dari partai itu belum tentu ia bisa seperti sekarang ini. ”Tak kalah penting, saya ucapkan terima kasih pada partai pengusung yang telah membantu dan memperjuangkan saya, sehingga dalam pilkada ini saya memperoleh kemenangan,” ungkapnya. rj
Perjuangan Jadi Pemimpin Penuh Tantangan
Pejabat Jadi TS, Hairi Cuek Saja
FOKUS – Pilkada Lampura yang masih “bermasalah” sebenarnya sejak awal sudah ternoda. Buktinya, banyak PNS bahkan pejabat pemerintahan setempat yang terang-terangan menjadi tim sukses alias TS salah satu kandidat. Anehnya, Bupati Hairi Fasyah cuek saja atas perilaku jajarannya itu.
Sikap cuek bebek Hairi itu yang disesalkan beberapa pengamat politik di Lampura, khususnya oleh Febbi Handana. “Seharusnya bupati menginstruksikan kenetralan PNS demi menjaga suasana kondusif. Jangan biarkan PNS intervensi dalam pilkada, apalagi menjadi TS. Tapi, kenapa semua ini dibiarkan?” ucap dia setengah bertanya.
Masalah ketidaknetralan PNS, atau sudah teradi pengkotak-kotakan dalam tubuh PNS, ia meyakini, sebenarnya sudah diketahui Bupati Hairi Fasyah. Hanya saja, bupati terkesan sengaja membiarkan “jamur berkembang disiang hari”. Sehingga tak heran, banyak pejabat yang “bermain” dan memberi andil dalam pilkada 3 September lalu.
”Sebenarnya bupati itu tahu yang terjadi, dia punya mata dan telinga. Sehingga dapat melihat dan mendengar, siapa-siapa pejabat yang menjadi TS kandidat. Apalagi ini sudah terang-terangan, apa bupati masih tidak tahu?” ujarnya keheranan.
Febbi juga mengaku sangat menyayangkan dengan apa yang terjadi. Utamanya karena tidak tegasnya Bupati Hairi Fasyah pada jajarannya, sehingga pejabat dapat bebas menjadi TS kandidat.
Banyaknya pejabat yang menjadi TS kandidat dalam pilkada, memang sangat transparan. Dari pantauan Fokus dari pejabat eselon II sampai IV dijajaran Pemkab Lampura, banyak yang turut andil menjadi TS salah satu kandidat. Dan pengkotak-kotakan PNS memang sudah terjadi setahun menjelang pilkada, Bahkan pada masa kampanye, banyak pejabat yang keluar dari persembunyian untuk bergerak menjadi T.
”Masak sudah terang-terangan pejabat itu jadi TS, tidak ditegur juga oleh bupati. Kan aneh? Ada apa ini? Apakah perlu kita lestarikan langkah bupati ini? Dan kalau mau dianggap cacat, pilkada di Lampura memang sudah cacat dari awal. Dengan banyaknya pejabat jadi TS, itu adalah salah satunya,” Febbi menambahkan. rj
Pak Satono, Alangkah Teganya Dikau!
Raden Mansus Unggulan Sekda
Peduli Sosial PTPN VII Memang Tiada Bandingan
Riak-Riak Demokrasi Lokal
Pendidikan
Guru Agama Ceria Berlebaran
Insentif Rp 1,6 Juta Segera Cair
DIPASTIKAN, sekitar 16 ribu guru honorer sekolah keagamaan se-Lampung akan penuh keceriaan dalam menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri 1429 H. Kenapa? Pasalnya, insentif delapan bulan akan cair pekan keempat September ini. Nominalnya pun cukup besar, Rp 1,6 juta perorang.
Kabar gembira tersebut dibeberkan Kakanwil Departemen Agama Provinsi Lampung, Sya’roni Ma’shum di sela-sela buka puasa bersama Senin (15/9) lalu. “Insya Allah pekan depan insentif guru non-PNS untuk sekolah keagamaan cair dan bisa diambil para guru,” ucap Sya’roni didampingi Kabag TU Kanwil Depag Lampung, Abdullah Ismail.
Sebagaimana diketahui, insentif yang diberikan pemerintah untuk kepada guru honorer keagamaan itu besarnya Rp 200.000 perbulan. Dana yang akan segera dicairkan ini merupakan insentif untuk delapan bulan, sejak Januari sampai Agustus 2008.
Terkait dengan bakal cairnya dana insentif tersebut, Abdullah Ismail mengingatkan semua pihak untuk tidak melakukan pemotongan.
“Kalau ada yang mencoba melakukan pemotongan, laporkan ke kami,” tegas dia sambil menambahkan proses pencairan dana tersebut dilakukan melalui transfer langsung ke rekening masing-masing guru melalui Bank Mandiri.
Ia berharap, insentif yang akan diberikan dapat meningkatkan kinerja guru honorer di sekolah keagamaan sehingga kualitas pembelajaran meningkat.
*Buta Alqur’an
Kakanwil Depag Lampung, Sya’roni Ma’shum juga meminta para guru agama membimbing secara khusus siswa yang buta aksara Alqur’an agar mereka terbebas dari kesulitan membaca kitab suci tersebut.
Apalagi kini ada berbagai metode yang bisa memudahkan siswa membaca Alqur’an seperti iqra dan metode lain.
Gunma meningkatkan kecintaan dan kegemaran siswa terhadap Alqur’an, Kanwil Depag Lampung mewakafkan puluhan ribu Alqur’an ke masjid dan sekolah umum. dd
OSPT UMPTB Meriah dan Sukses
SMA Al-Azhar 3 Adakan Pesantren Ramadhan
FOKUS - Untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah dan membekali para siswa tentang kaidah keimanan dan ketaqwaan, SMA Al-Azhar 3 Way Halim, Bandar Lampung, mengadakan kegiatan Pesantren Ramadhan yang dilaksanakan pada Senin (22/9) sampai Rabu (24/9).
Drs Ma’arifuddin, kepala SMA Al-Azhar 3 diwakili Sumono, Spd, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan menjelaskan, kegiatan itu juga dimaksudkan untuk mendukung perkembangan, kemajuan dan prestasi siswa didik.
Selain mengadakan Pesantren Ramadhan, SMA Al-Azhar 3 Way Halim pada Kamis (25/9) menggelar festival musik religie. Juga diagendakan kegiatan bakti sosial, dan membagikan zakat fitrah bagi 200 yatim piatu dan kaum dhuafa. hp
Pariwara
Kucuran BLT Diawasi Ketat
PENGUCURAN dana bantuan langsung tunai (BLT) tahap II yang digulirkan sejak pekan lalu, dalam pengawasan ketat pihak berwenang. Warga miskin yang mendapat kupon dipersilahkan menanyakan keberadaan dirinya dalam program itu, tapi tetap dengan mengedepankan penciptaan rasa aman.
Begitu kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Lampung, Adeham. Dikatakan, penyaluran BLT mendapat pengawasan ketat dari banyak elemen. Termasuk didalamnya Diskominfo. Hal ini untuk memantau kelancaran distribusi bantuan itu ke masyarakat.
“Kami adalah perpanjangan tangan pemerintah pusat dalam mengawasi dan memberi pencerahan masyarakat menyongsong guliran program BLT,” ujar Adeham di kantornya.
Menurutnya, masyarakat harus diberi pencerahan agar dapat menerima penyaluran bantuan dengan tenang dan dapat menerima dengan lapang dada. Sehingga tidak terjadi benturan antara masyarakat dan perangkat pemerintah, terutama di desa.
Namun, lanjut Adeham, kondisi daerah yang kondusif dalam pengucuran BLT itu tidak lepas dari peran serta Badan Pusat Statistik (BLS) dalam mendata rumah tangga sasaran (RTS).
“Jika kerja BPS maksimal, akan dapat data RTS yang akurat sehingga program bantuan itu tepat sasaran. Sehingga salah satu faktor pendukung kondusifitasnya daerah selama penyaluran BLT adalah BPS,” jelas dia.
Sebab, sambung Adeham, pada tahap I penyaluran menggunakan data 2005 sehingga banyak sekali kendala didalam pelaksanaannya. Mulai dari protes masyarakat sampai pengaduan LSM ke kejaksaan dengan tuduhan yang tidak benar.
Untuk itu Adeham meminta BPS dapat lebih maksimal merevisi data RTS yang menjadi penerima bantuan. Jika semua berjalan baik, Lampung dapat menjadi percontohan penyaluran BLT aman dan tertib. “ Dan ini akan menjadi kebanggaan kita sebagai aparat,” katanya. dd
BPS Kerahkan 3000 Petugas
FOKUS - Kepala BPS Provinsi Lampung, Harun Fajarwati, menyatakan, pihaknya kini sedang melaksanakan pendataan keluarga miskin yang akan dilangsungkan selama satu bulan, dimulai sejak September ini.
Selain itu, BPS bersama PT Pos dan Giro juga memantau penyaluran BLT bagi tumah tangga miskin (RTM) untuk mengetahui sejauhmana sasaran penerima BLT secara efektif dan tepat sasaran, bukan dimanipulasi atau direkayasa.
Menurutnya, untuk melaksanakan pendataan dan pemantauan pihak BPS Provinsi Lampung mengerahkan 3000 petugas terdiri dari pegawai BPS dan diluar BPS (non-PNS) yang disebarkan ke seluruh Lampung. Setiap petugas akan mendata sekitar 300 rumah tangga miskin di tiap-tiap RT.
BPS akan mendata berdasarkan hasil pendataan terakhir tahun 2006 yang telah diverifikasi PT Pos. PT Pos memverifikasi untuk BLT tahap berikutnya. Dari hasil verifikasi, ujar Harun, PT Pos menemukan adanya rumah tangga miskin yang pindah, meninggal dunia, dan tidak masuk kategori miskin.
“Hasil verifikasi itu memperbarui data BPS. Petugas pendataan akan langsung mendatangi rumah tangga miskin di setiap daerah,” kata Harun sambil menyatakan, petugas pendata non BPS merupakan hasil perekrutan di daerah masing-masing melalui koordinator statistik kecamatan.
Ia mengaku, para petugas telah diberi pelatihan dan bekal pengetahuan yang cukup agar mampu mendata dengan baik. Pemilihan petugas sengaja dari daerah setempat agar langsung dapat mengidentifikasi, jika ada warga di daerahnya yang masuk dalam kategori miskin.
Dikatakan, pendataan yang dilakukan BPS meliputi nama, umur, jenis kelamin, status sekolah, pekerjaan dan kondisi perumahan meliputi luas rumah, jenis lantai dan material rumah. Pendataan dilakukan secara lengkap agar dapat memudahkan pemerintah jika akan memberikan program sosial. Sementara besarnya pendapatan kepala keluarga tidak didata oleh BPS.
Harun memperkirakan jumlah rumah tangga miskin sudah berkurang. Hal ini disebabkan telah banyak program pemerintah untuk memberantas kemiskinan. Harun mencontohkan program BLT, pengobatan gratis melalui jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), subsidi minyak goreng, program BOS, dan beras untuk rakyat miskin. “Berkurangnya jumlah warga miskin merupakan cerminan kinerja daerah,” katanya.
Berkaitan dengan masih adanya beberapa warga miskin di Bandar Lampung yang ternyata tidak terdata oleh BPS, Harun memaparkan, BPS akan berkoordinasi dengan camat, lurah dan aparat setempat. Jika ada laporan dari aparat setempat tentang adanya warga miskin yang belum terdata, maka petugas akan mendatangi daerah tersebut.
*Data PPLS
Begitu pun di Lampung Barat, BPS setempat sejak 1 hingga 30 September 2008 melakukan pendataan program pelayanan sosial (PPLS) tahun 2008. Hal diungkapkan kepala BPS Lambar Wagiman Purwoko.
Menurut dia, dalam pendataan ini pihaknya melibatkan 201 orang petugas aparat pekon, serta 17 orang pengawas yang berasal dari koordinator statistik kecamatan (KSK) dan kepala seksi ditambah staf inti kabupaten.
Tujuan melakukan pendataan ini untuk memperoleh data base yang berguna atau berkaitan dengan program pengentasan kemiskinan dan pelayanan sosial, seperti BLT, bantuan operasional sekolah (BOS), Jamkesmas, program keluarga harapan dan program untuk warga miskin yang berhubungan dengan pengentasan kemiskinan dan peningkatan pendapatan bagi RTM (rumah tangga miskin). Sehingga data base ini dapat dimanfaatkan atau digunakan pihak pemerintah kabupaten. dd
Banyak Penerima Yang Dibatalkan
FOKUS - Pencairan BLT tahap II pada bulan September ini, sebanyak 30.656 orang penerima tersebar di Bandar Lampung, Lampung Selatan, Tanggamus, Pesawaran, dan sebagian Lampung Tengah, akan dirapel. Diperkirakan mereka menerima BLT pertengahan atau akhir September ini.
Menurut Nurul Huda, Sekretaris Satuan Tugas Penyaluran BLT Kantor Pos dan Giro Bandar Lampung, pencairan dana BLT untuk 30.656 orang penerima terpaksa dirapel karena kartu BLT pengganti belum selesai dicetak.
Hasil verifikasi data terakhir yang diterima PT Pos dan Giro Bandarlampung dari 347.547 alokasi BLT, 30.656 penerima dinyatakan batal karena tidak lolos verifikasi. “Kami sudah kirimkan data 30.656 penerima BLT pengganti masih dalam proses cetak. Kemungkinan pencairannya dirapel dengan tahap II September ini,” kata Nurul Huda.
Seperti diketahui dari 347 penerima BLT tahap 1 di Bandar Lampung, Lampung Selatan, Tanggamus, Pesawaran dan sebagian Lampung Tengah, pencairan 30.656 penerima kartu meninggal dunia, pindah alamat dan tidak masuk kategori miskin.
Di Bandar Lampung dari alokasi 59.183 penerima BLT diantaranya dibatalkan. Secara rinci dari 7.693 penerima BLT yang dibatalkan tersebut, 1.110 diantaranya dinyatakan tidak lolos verifikasi karena tidak memenuhi 14 kriteria rumah tangga miskin (RTM) yang ditetapkan BPS. Sedangkan yang dibatalkan karena pindah mencapai 4.987 orang, sementara yang dibatalkan karena meninggal dunia 1.596 orang.
Di Tanggamus dari 84.713 alokasi penerima BLT, ada 8.809 kupon yang dibatalkan. Dan di Lampung Selatan jumlah penerima BLT yang dibatalkan sebanyak 6.455 dari alokasi 119.339 RTM.
Di Pesawaran dari alokasi 52.816 RTM penerima BLT, hasil verifikasi terakhir sebanyak 4.187 penerima BLT dibatalkan karena meninggal dunia, pindah dan tidak masuk kategori miskin. Sedangkan di Lampung tengah dari 31.496 alokasi BLT, sebanyak 3.961 dibatalkan.
Sementara itu, dari Rp 104.264 miliar dana BLT yang dialokasikan untuk 347.547 warga miskin di lima kabupaten/kota, Kantor Pos dan Giro Bandar Lampung sudah menyalurkan Rp 101,13 miliar atau 97%. Penyaluran BLT lima kabupaten/kota yang ditangani Kantor pos dan Giro Kota Bandar Lampung meliputi kota Bandarlampung, Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus dan sebagian Lampung Tengah.
Adapun jumlah penerima BLT tahap II Nurul memastikan tidak berubah signifikan. Menurut dia, hasil verifikasi akhir yang dilakukan RT masing-masing tidak terlalu berubah. dd